Untuk merealisasikan manusia Indonesia yg mermutu dlm mengisi pembangunan diperlukan kiprah serta dr semua pihak salah satunya merupakan forum pendidikan. Berbagai upaya terlah dikerjakan oleh forum pendidikan yakni tingginya mutu pendidikan dapat dipengaruhi oleh aneka macam aspek diantaranya media pembelajaran laboratorium perpustakaan & para penyelenggara pendidikan utamanya tenaga pengajarnya.
Sehubungan dgn hal tersebut dilakukannya berbagai upaya demi meningkatkan pendidikan baik dengan-cara kuantitatif & kualitatif. Peningkatan pendidikan dengan-cara kauntitatif antara lain mencakup penambahan ruang mencar ilmu, penambahan laboratorium & perpustakaan perlu dipikirkan, hal ini sejalan dgn UU No. 20 tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan diadakannya tes setiap selesai semester untuk mengetahui prestasi siswa dlm menyerap materi pelajaran yg diberikan selama enam bulan selain itu untuk mengetahui sejauh mana kebehasilan guru dlm menyuguhkan materi pelajaran dlm kurung waktu tertentu sesuai dgn kurikulum.
Telah banyak upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tergolong faktor manusianya (tenaga pendidik) tetapi belum meraih hasil yg optimal sebagaimana yg diharapkan.
Peningkatan mutu guru dlm proses belajar mengajar yaitu salah satu dr upaya peningkatan mutu pendidikan karena guru berperan sekali dlm keseluruhan proses mencar ilmu mengajar. Siswa menghendaki sekali dr guru bila prospek itu dipenuhi siswa akan merasa puas bila tak ia akan merasa kecewa. Guru sendiri mesti menyadari kiprahnya dlm pertemuannya dgn siswa. Berperan sebagai guru mengandung tantangan, lantaran disatu pihak guru mesti ramah, tabah, menunjukkan pengertian, menawarkan keyakinan, & membuat suasana aman & di lain pihak guru mesti memperlihatkan peran mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, memberi koreksi, menegur & menganggap.
Sebagai pengajar guru harus menolong kemajuan siswa untuk mampu menerima & mengetahui serta menguasai ilmu pengetahuan & teknologi. Untuk itu guru mesti memotivasi siswa untuk senantiasa mencar ilmu dlm banyak sekali kesempatan, kesudahannya seorang guru mampu memainkan perannya selaku motivator dlm proses berguru mengajar bila guru itu menguasai & mampu melakukan keahlian-keterampilan didaktik & metodik yg relevan dgn suasana & kondisi para siswa. Dengan demikian siswa dapat menyerap apa yg sudah diajarkan oleh guru & besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan & kemajuan kreatifitas siswa.
Pengertian motif & motivasi sukar dibedakan dengan-cara tegas, motiv memperlihatkan sebuah dorongan yg timbul dlm diri seseorang yg mengakibatkan orang tersebut mau bertindak melaksanakan sesuatu, sedangkan motivasi ialah pendorong suatu usaha yg disadari untuk mensugesti tingkah laku seseorang supaya ia bergerak hatinya untuk bertindak melaksanakan sesuatu sehingga meraih hasil & tujuan tertentu. Seperti yg dikemukakan oleh Roman Nata Widjaja & H. A. Moin Moesa & buku Psikologi Pendidikan yg menyampaikan bahwa : “Motiv adalah sebuah kondisi atau keadaan pada diri seseorang atau suatu organisme yg memunculkan kesiapannya untuk memulai atau melanjutkan sebuah atau seperangkat tindakan atau prilaku. Motivasi adalah sebuah proses untuk meningkatkan motiv atau motiv-motiv menjadi langkah-langkah atau prilaku untuk membuat puas atau memenuhi kebutuhan atau untuk meraih tujuan”. Pada bagian lain Emil H Tambunan menyatakan “Motivasi berati dr kata latin Movere yg artinya mengerakkan“.
Menurut pendapat Duncan yg dikutip oleh M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa dlm rancangan manajemen motivasi bermakna setiap usaha yg di sadari untuk mempengaruhi prilaku seseorang semoga meningkatkan kemampuan dengan-cara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. 3 Selanjutnya M. Ngalim Purwanto mengutip usulan Vrom yg menyatakan : “ Motivasi mengacu pada suatu proses menghipnotis pilihan-pilihan individu terhadap beragam bentuk kegiatan yg dikehendaki”
Dari kenyataan devinisi yg kemukakan diatas motivasi mengandung tiga komponen pokok yakni menggerakkan, mengarahkan, & menopang tingkah laku insan.
Sehubungan dgn hal tersebut dilakukannya berbagai upaya demi meningkatkan pendidikan baik dengan-cara kuantitatif & kualitatif. Peningkatan pendidikan dengan-cara kauntitatif antara lain mencakup penambahan ruang mencar ilmu, penambahan laboratorium & perpustakaan perlu dipikirkan, hal ini sejalan dgn UU No. 20 tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan diadakannya tes setiap selesai semester untuk mengetahui prestasi siswa dlm menyerap materi pelajaran yg diberikan selama enam bulan selain itu untuk mengetahui sejauh mana kebehasilan guru dlm menyuguhkan materi pelajaran dlm kurung waktu tertentu sesuai dgn kurikulum.
Telah banyak upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tergolong faktor manusianya (tenaga pendidik) tetapi belum meraih hasil yg optimal sebagaimana yg diharapkan.
Peningkatan mutu guru dlm proses belajar mengajar yaitu salah satu dr upaya peningkatan mutu pendidikan karena guru berperan sekali dlm keseluruhan proses mencar ilmu mengajar. Siswa menghendaki sekali dr guru bila prospek itu dipenuhi siswa akan merasa puas bila tak ia akan merasa kecewa. Guru sendiri mesti menyadari kiprahnya dlm pertemuannya dgn siswa. Berperan sebagai guru mengandung tantangan, lantaran disatu pihak guru mesti ramah, tabah, menunjukkan pengertian, menawarkan keyakinan, & membuat suasana aman & di lain pihak guru mesti memperlihatkan peran mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan, memberi koreksi, menegur & menganggap.
Sebagai pengajar guru harus menolong kemajuan siswa untuk mampu menerima & mengetahui serta menguasai ilmu pengetahuan & teknologi. Untuk itu guru mesti memotivasi siswa untuk senantiasa mencar ilmu dlm banyak sekali kesempatan, kesudahannya seorang guru mampu memainkan perannya selaku motivator dlm proses berguru mengajar bila guru itu menguasai & mampu melakukan keahlian-keterampilan didaktik & metodik yg relevan dgn suasana & kondisi para siswa. Dengan demikian siswa dapat menyerap apa yg sudah diajarkan oleh guru & besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan & kemajuan kreatifitas siswa.
Pengertian motif & motivasi sukar dibedakan dengan-cara tegas, motiv memperlihatkan sebuah dorongan yg timbul dlm diri seseorang yg mengakibatkan orang tersebut mau bertindak melaksanakan sesuatu, sedangkan motivasi ialah pendorong suatu usaha yg disadari untuk mensugesti tingkah laku seseorang supaya ia bergerak hatinya untuk bertindak melaksanakan sesuatu sehingga meraih hasil & tujuan tertentu. Seperti yg dikemukakan oleh Roman Nata Widjaja & H. A. Moin Moesa & buku Psikologi Pendidikan yg menyampaikan bahwa : “Motiv adalah sebuah kondisi atau keadaan pada diri seseorang atau suatu organisme yg memunculkan kesiapannya untuk memulai atau melanjutkan sebuah atau seperangkat tindakan atau prilaku. Motivasi adalah sebuah proses untuk meningkatkan motiv atau motiv-motiv menjadi langkah-langkah atau prilaku untuk membuat puas atau memenuhi kebutuhan atau untuk meraih tujuan”. Pada bagian lain Emil H Tambunan menyatakan “Motivasi berati dr kata latin Movere yg artinya mengerakkan“.
Menurut pendapat Duncan yg dikutip oleh M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa dlm rancangan manajemen motivasi bermakna setiap usaha yg di sadari untuk mempengaruhi prilaku seseorang semoga meningkatkan kemampuan dengan-cara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. 3 Selanjutnya M. Ngalim Purwanto mengutip usulan Vrom yg menyatakan : “ Motivasi mengacu pada suatu proses menghipnotis pilihan-pilihan individu terhadap beragam bentuk kegiatan yg dikehendaki”
Dari kenyataan devinisi yg kemukakan diatas motivasi mengandung tiga komponen pokok yakni menggerakkan, mengarahkan, & menopang tingkah laku insan.
1. Menggerakkan mempunyai arti memunculkan kekuatan pada individu memimpin seseorang untuk bertindak dgn cara tertentu.
2. Motivasi pula mengarahkan serta menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan tingka laku individu diatahkan terhadap sesuatu.
3. Untuk menjaga & menopang tingkah laris lingkungan sekitar harus menguatkan interaksi & arah dorongan-dorongan & kekuatan-kekuatan individu.
Sejalan dgn apa yg diuraikan di atas Hoy Wayne K. & Miskel yg dikutip oleh M Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa: “Motivasi mampu di devinisikan sebagai kekuatan yg kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan, ketegangan atau mekanisme-prosedur lain yg mengawali & menjaga kegiatan-kegiatan yg dikehendaki kearah pencapaian tujuan-tujuan personal”.5 Sampai di sini jelaskan perbedaan antara motiv & motivasi serta pengertian motivasi itu sendiri yakni suatu perjuangan yg di sadari untuk mengerakkan, mengarahkan & menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melaksanakan
sesuatu sehingga mencapai hasil & tujuan tertentu. Pengetahuan perihal proses motivasi member dasar pengerrtian kenapa manusia berlaku sebagaimana adanya.
Teori Motivasi
Pada kepingan ini penulis akan membicarakan perihal beberapa teori motivasi antara lain yaitu :
1. Teori Hedonisme
Hedone ialah bahasa Yunani yg bermakna kesukaan, kesenangan, kenikmatan. Seperti dikatakan oleh M Ngalim Purwanto bahwa : “Hedonisme yakni aliran di dlm filsafat yg menatap bahwa tujuan hidup yg utama pada manusia yaitu mencari kesenangan (hedone) yg bersifat duniawi”.6 Menurut pandangan teori ini manusia pada hakekatnya adalah mahluk yg mementingkan kehidupan yg penuh kesenangan & kenikmatan. Orang yg menganut teori ini setiap menghadapi masalah yg perlu pemecahan, orang tersebut condong memilih alternatif pemecahan yg dapat menghadirkan kesenangan dr pada yg menyebabkan kesukaran, kesusahan, kesengsaraan, penderitaan & segala sesuatu yg menimbulkan tak lezat.
Pengaruh dr teori ini ialah adanya asumsi bahwa siapa pun akan condong menghindar dr hal-hal yg sulit & yg menyulitkan diri sendiri & yg mengandung hal-hal yg rawan berat, & lebih suka melaksanakan sesuatu yg menghadirkan ingatan baginya. Sebagai contoh, siswa di sebuah kelas akan bertepuk tangan bila mereka mendengar guru yg akan mengajar matematika tak akan masuk dikarenakan sakit, seorang karyawan segan melakukan pekerjaan dgn baik & malas melakukan pekerjaan , akan tetapi menuntut honor & upah yg tinggi. Dan
masih banyak lagi contobh yg lain yg menunjukkan bahwa motivasi iti sngat diharapkan menurut teori Hedonisme, para siswa & karyawan tersebut pada contoh di atas harus diberi motivasi dengan-cara sempurna supaya tak malas & mau melakukan pekerjaan dgn baik, dgn menenuhi kesenangannya.
2. Teori Naluri
Manusia selaku individu hidup dlm suatu dunia yg bukan dirinya sendiri, tetapi mutlak di perlukan untuk hidupnya, untuk memadai kebutuhan hidupnya, melangsungkan & menyebarkan, insan membutuhkan masakan, udara, ilmu, wawasan, pula persahabatan, persekutuan & lain sebagainya yg bekerjasama dgn hidup & kehidupan.
Daya-daya yg mendorong manusia dr dlm untuk melaksanakan perbuatan itu disebut naluri atau dorongan nafsu.
Menurut M. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa : “Naluri (dorongan nafsu) ialah kekuatan pendorong maju yg memaksakan & mengejar-ngejar kepuasan dgn jalan mencari, mencapai sesuatu yg berupa benda-benda ataupun nilai-nilai tertentu”.
Naluri merupakan kekuatan di dlm diri insan yg mendorong kita untuk maju & mempunyai benda-benda & nilai-nilai itu. Naluri adalah bentuk penjelmaan hidup tertentu, insan sebagai mahluk yg sadar akan diri sendiri, akan tetapi menyadari bahwa ia didorong, ia merasa bahwa ada sesuatu di dlm dirinya yg mendorongnya berbuat & bertindak. Dalam garis besarnya naluri (dorongan nafsu) mampu dibagi menjadi tiga golongan :
a. Naluri (dorongan nafsu) menjaga diri : Mencari makan bila ia lapar, menghindarkan diri dr ancaman, menjaga diri semoga tetap sehat, mencari perlindungan diri untuk hidup aman.
b. Naluri (dorongan nafsu) berbagi diri : Dorongan ingin tahu, melatih & mempelajari sesuatu yg belum diketahuinya. Pada insan dorongan inilah yg membuat kebudayaan manusia makin maju & makin tinggi.
c. Naluri (dorongan nafsu) mempertahankan & menyebarkan jenis : manusia dengan-cara sadar maupun tak sadar, senantiasa menjaga supaya jenisnya & keturunannya tetap berkembang & hidup. Naluri ini terjelma dlm penjodohan & perkawinan. Serta dorongan untuk memelihara & mendidik belum dewasa.
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu maka kebiasan-kebiasaan atau langkah-langkah & tingkah laku insan yg diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus menurut naluri mana yg akan dituju & perlu dikembangkan. Contoh, seorang pelajar terdorong untuk berantem lantaran sering diejek & dihina oleh sobat-temannya karena ia dianggap bodoh di dlm kelasnya. (naluri mempertahankan diri). Agar pelajar tersebut tak berkembang ke arah yg negatif, kita perlu memberi motivasi, misalnya menyediakan situasi yg dapat mendorong anak itu menjadi rajin mencar ilmu sehingga mampu menyamai sobat-teman sekelasnya.
Sering kita menyaksikan seseorang berperilaku dlm melakukan sesuatu karena didorong oleh lebih dr satu naluri pokok sekaligus, sehingga sukar bagi kita untuk menetukan naluri pokok mana yg lebih mayoritas mendorong orang tersebut melaksanakan tindakannya yg demikian itu.
Sebagai contoh seorang pelajar sungguh tekun & bersungguh-sungguh mencar ilmu walaupun ia hidup diidalam kemiskinan bareng keluarganya. Hal apakah yg mendorong pelajar tersebut sangat bersungguh-sungguh & tekun belajar? Mungkin lantaran ia benar-benar ingin menjadi berilmu (naluri menyebarkan diri) tetapi mungkin pula karena ia ingin meningkatkan karir pekerjaannya sehingga pada saatnya ia dapat hidup senang bareng keluarganya & dapat membiayai anak-anaknya (naluri mengembangjan & mempertahankan jenis, & naluri mempertahankan diri).
3. Teori Reaksi
Teori ini berpandangan bahwa langkah-langkah atau sikap insan tak berdasarkan nalurinaluri, tetapi menurut pola-pola tingkah laris yg dipelajari dr kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang mencar ilmu bila banyak dr lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup & dibesarkan. Oleh alasannya itu teori ini disebut pula teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pendidik (guru) akan memotivasi anak didiknya, pendidik (guru) itu hendaknya mengenali sungguh-sungguh latar belakang kehidupan & kebudayaan belum dewasa didiknya.
Dengan mengetahui latar belakang kebudayaan seseorang kita mampu mengenali pola tingkah lakunya & dapat mengetahui pula kenapa ia bereaksi atau bersikap yg mungkin berlainan dgn orang lain dlm menghadapi sesuatu perkara. Kita mengenali bahwa bangsa Indonesia terdiri dr berbagai mavam suku yg memiliki latar belakang kebudayaan yg berbeda-beda. Oleh lantaran itu, banyak kemungkinan seorang guru di sebuah sekolah akan menghadapi berbagai jenis anak didik yg berasal dr lingkungan kebudayaan yg berlainan-beda perlu adanya pelayanan & pendekatan yg berbeda-beda pula, tergolong pelayanan dlm pinjaman motivasi kepada mereka.
4. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara Teori Naluri & Teori Reaksi. Daya pendorong adalah semacam Naluri, tetapi cuma suatu dorongan kekuatan yg luas kepada sebuah arah yg biasa , contohnya suatu daya pendorong pada jenis kelamin yg lain. Semua orang dlm semua kebudayaan mempunyai daya pendorong pada jenis kelamin yg lain. Namun cara-cara yg digunakan dlm mengajar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berlain-lainan bagi tiap-tiap individu berdasarkan latar belakang kebudayaan masing-masing. Oleh lantaran itu berdasarkan teori ini bila seorang pendidik (guru) ingin memotivasi anak didiknya ia mesti mendasarkannya atas daya pendorong, yakni atas naluri & pula reaksi yg dipelajari dr kebudayaan lingkungan yg dimilikinya. Memotivasi anak didik yg sejak kecil tinggal di tempat pedalaman & terpencil kemungkinan besar berlainan dgn cara memperlihatkan motivasi pada anak yg dibesarkan & hidup di kota-kota besar yg sudah maju diberbagai bidang walaupun masalah yg dihadapi oleh siswa itu sama.
5. Teori Kebutuhan
Teori motivasi yg kini banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yg dikerjakan oleh insan pada hakekatnya yakni untuk memenuhi kebutuhannya. Baik kebutuhan phisik maupun keperluan psikis. Oleh karena itu menurut teori ini apabila seorang pendidik (guru) berniat memotivasi siswa ia mesti berupaya mengetahui lebih dahulu apa keperluan orang yg akan dimotivasinya.
Sekarang ini telah banyak teoritisi psikologi yg sudah mengemukakan teori-teorinya wacana keperluan dasar insan. Salah satu teori kebutuhan yg sangat erat relevansinya dgn motivasi yaitu teori hirarki kebutuhan yg dikemukakan oleh A. Maslow. Maslow mengemukakan mirip yg dikutip oleh Ibrahim Bafadal yakni : “Kebutuhan dasar insan itu terhampar, dlm satu garis kontinum & berbentuk hirarki, dimulai dr kebutuhan terbawah hingga dgn kebutuhan teratas. Semua diklasifikasi menjadi lima macam keperluan dasar manusia yakni (1) kebutuhan fisiologis, (2) keperluan rasa kondusif, (3) keperluan sosial, (4) keperluan harga diri & (5) keperluan aktualisasi diri”.
Maslow, dgn teori Hirarki Kebutuhan menyatakan bahwa: “Kebutuhan fisiologis kemudian dilanjutkan dgn keperluan yg lebih tinggi yakni keperluan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, & keperluan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri bisa pula disebut keperluan pertumbuhan, merupakan keperluan tertinggi”.
Berdasarkan apa yg dikemukakan di atas mampu kita jelaskan keperluan apa yg masuk dlm tiap-tiap tingkatan keperluan itu :
Aktualis
Harga
Sosial
Rasa kondusif
Fisiologis
a. Kebutuhan fisiologis : keperluan ini merupakan keperluan dasar, yg bersifat primer & vital yg menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dr organisme manusia mirip keperluan akan pangan, sandang & papan, kesehatan fisik, kebutuhan sexs & sebagainya.
b. Kebutuhan rasa aman & perlindungan, seperti terjamin keamannnya, terlindung dr ancaman & ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tak adil & sebagainya.
c. Kebutuhan sosial yg meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kalangan, rasa setia mitra, & kolaborasi.
d. Kebutuhan akan penghargaan, tergolong keperluan dihargai lantaran prestasi, kesanggupan, kedudukan atau status, pangkat & sebagainya.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri, antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yg dimiliki, pengembangan diri dengan-cara maksimum, kreativitas, & ekspresi diri.
Tingkat atau hirarki keperluan dr Maslow ini tak dimaksudkan sebagai sebuah kerangka yg mampu dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan kerangka pola yg mampu digunakan sewaktu-waktu bilamana diharapkan untuk memprakirakan tingkat keperluan mana yg mampu digunakan untuk mendorong seseorang yg akan dimotivasi bertindak melaksanakan sesuatu.
Di dlm kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati bahwa keperluan insan itu berlawanan-beda, faktor-aspek yg menghipnotis adanya tingkat kebutuhan itu antara lain latar belakang pendidikan, tinggi rendahnya kedudukan, pengalaman masa lalu, persepsi atau filsafat hidup, harapan & harapan masa depan dr tiap-tiap individu.
Berdasarkan urutan tingkat keperluan berdasarkan teori Maslow, kehidupan tiap insan dapat diterangkan sebagai berikut : Pada mulanya keperluan manusia yg paling mendesak ialah keperluan fisiologis mirip pangan, sandang, papan & kesehatan. Jika keperluan-kebutuhan fisiologis ini telah terpenuhi, maka keperluan-keperluan yg mendesak yakni kebutuhan yg mendesak, amak timbul kebutuhan lain yg mendesak yakni keperluan akan penghargaan. Demikian seterusnya sampai pada tingkat kebutuhan aktualisasi diri, ingin menjadi orang terkenal & ternama. Namun janganlah diartikan bahwa kehidupan manusia itu akan mengikuti urutan kelima
tingkat kebutuhan fisiologis sampai dgn tingkat keperluan aktualisasi diri, proses kehidupan insan itu berlawanan-beda & tak senantiasa menuruti garis lurus yg meningkat, adakala melompat dr tingkat keperluan tertentu ke tingkat keperluan lain dgn melebihi tingkat keperluan tertentu yg lain dgn melebihi tingkat kebutuhan yg berbeda diatasnya. Atau pula kemungkinan terjadi lompatan balik dr tingkat kebutuhan yg lebih tinggi ke tingkat kebutuhan di bawahnya. Dengan demikian pada dikala-dikala tertentu tingkat kebutuhan seseorang berlainan dgn orang-orang lain.
Jenis-Jenis Motivasi
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak didik sehingga ia mau melakukan berguru. Dapat timbul dr dlm diri individu & dapat pula timbul akhir efek dr luar dirinya.
Hal ini akan diuraikan selaku berikut :
1. Motivasi Instrinsik
Jenis motivasi ini timbul selaku balasan dr dlm diri individu sendiri tanpa ada paksaan & dorongan dr orang lain, tetapi atas kemauan sendiri, misalnya siswa belajar lantaran ingin mengenali seluk beluk sebuah kasus selengkap-lengkapnya, ingin menjadi orang yg terdidik, semua keinginan itu berpangkal pada penghayatan kebutuhan dr siswa berdaya upaya, lewat kegiatan mencar ilmu untuk memenuhi kebutuhan itu. Namun kini keperluan ini cuma dapat dipenuhi dgn mencar ilmu ulet, tak ada cara lain untuk menjadi orang terdidik atau jago, lain belajar. Biasanya kegiatan belajar diikuti dgn minat & perasaan senang. W.S. Winkel mengatakan bahwa : “Motivasi Intrinsik adalah bentuk motivasi yg berasal dr dlm diri subyek yg berguru”.10 Namun terbentuknya motivasi intrinsic biasanya orang lain pula memegang kiprah, misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan kaitan antara berguru & menjadi orang yg berpengetahuan. Biarpun kesadaran itu pada sebuah tatkala mulai timbul dr dlm diri sendiri, dampak dr pendidik sudah ikut menanamkan kesadaran itu. Kekhususan dr motivasi ekstrinsik ialah realita, bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yg ditetapkan merupakan mencar ilmu.
2. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul balasan dampak dr luar individu, apakah karena usul, suruhan atau paksaan dr orang lain sehingga dgn kondisi yg demikian akibatnya ia mau berguru. Winkel menyampaikan “Motivasi Ekstrinsik, aktivitas mencar ilmu dimulai & diteruskan menurut keperluan & dorongan yg tak dengan-cara mutlak berhubungan dgn acara belajar sendiri”.
Perlu ditekankan bahwa dorongan atau daya penggagas merupakan mencar ilmu, bersumber pada penghayatan atau suatu keperluan, tetapi kebutuhan itu sesungguhnya mampu dipengaruhi dgn kegiatan lain, tak mesti lewat kegiatan berguru. Motivasi berguru senantiasa berpangkal pada sebuah kebutuhan yg dihayati oleh penduduknya sendiri, walaupun orang lain memegang kiprah dlm menimbulkan motivasi itu, yg khas dlm motivasi ekstrisik bukanlah ada atau tak adanya dampak dr luar, melainkan apakah kebutuhan yg ingin dipenuhi pada dasarnya cuma mampu dipenuhi dgn cara lain. Berdasarkan uraian di atas maka motivasi belajar esktrinsik mampu digolongkan antara lain:
a. Belajar demi menyanggupi keharusan.
b. Belajar dmei menghindari hukuman.
c. Belajar demi memperoleh kado materi yg dijanjikan.
d. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial.
e. Belajar demi memperoleh kebanggaan dr orang yg penting (guru & orang tua).
Belajar demi tuntutan jabatan yg ingin dipegang atau demi memenuhi standar kenaikan jenjang/golongan administrasi.
Peran Motivasi
Dalam upaya meningkatkan motivasi siswa, guru mempunyai peran penting dlm keberhasilan belajar siswa, beberapa peran itu antara lain :
1. Mengenal setiap siswa yg diajarkan dengan-cara pribadi. Dengan mengenal setiap siswa dengan-cara pribadi, maka guru akan bisa memperlakukan setiap siswa dengan-cara sempurna. Dengan demikian upaya untuk meningkatkan motivasi mencar ilmu siswa dilaksanakan dengan-cara sempurna pula walaupun guru itu berhadapan dgn kelompok siswa dlm kelas. Apabila guru mengenal siswanya dengan-cara pribadi ia akan bisa pula memperlakuk,an setiap siswa dlm golongan dengan-cara berlawanan sesuai dgn keadaan & kesanggupan serta kesulitan & kekuatan yg dimiliki setiap siswa itu.
2. Mampu memperlihatkan interaksi yg menggembirakan, interaksi yg menyenangkan ini akan menimbulkan suasana aman dlm kelas. Para siswa bebas dr cemas akan melakukan perbuatan yg tak berkenan bagi gurunya. Interaksi yg menyenangkan ini dapat bikin suasana sehat dlm kelas, suasana yg menggembirakan & sehat itu menimbulkan suasana yg mendukung untuk terjadinya mencar ilmu. Dengan demikian motivasi mencar ilmu siswa menjadi lebih baik.
3. Menguasai banyak sekali methode & teknik mengajar & memakai dengan-cara tepat. Penguasaan aneka macam tata cara & teknik mengajar serta penerapannya dengan-cara tepat membuat guru mampou mengubah-ubah cara mengajarnya sesuai dgn suasana kelas. Pada para siswa, tes utama di sekolah dasar sering timbul Susana cepat jenuh dgn keadaan yg tak berganti. Guru mesti menyimak perubahan suasana kelas sebagai akibat dr kebosanan siswa akan suasana yg tak berubah itu. Guru dapat mengembalikan gairah belajar siswa antara lain dgn merubah metode & teknik mengajar pada waktu Susana bosan itu mulai timbul.
4. Menjaga suasana kelas supaya para siswa terhindari konflik & frustasi. Suasana konflik & putus asa di kelas menimbulkan gairah belajar siswa menurun. Perhatian mereka tak lagi kepada kegiatan berguru, melainkan pada upaya menetralisir pertentangan & fustasi itu. Energi mereka habis terkuras untuk memecahkan pertentangan & frustasi, sehingga mereka tak dapat berguru dgn baik. Apabila guru mampu menjaga suasana kelas & meniadakan konflik & frustasi itu, maka konsentrasi siswa dengan-cara sarat akan dapat dikembalikan pada kegiatan mencar ilmu. konsentrasi sarat terhadap belajar itu mampu meningkatkan motivasi belajar anak & pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajarnya.
5. Memperlakukan siswa sesuai dgn keadaan & kemampuan. Sebagai kelanjutan dr pemahaman siswa dengan-cara pribadi, guru mampu memperlakukan setiap siswa dengan-cara sempurna sesuai denga hal-hal yg diketahuinya dr tiap siswa itu.
Dengan penerapan peranan mirip di atas, maka guru akan mampu menempatkan diri dlm lingkungan siswa dengan-cara tepat. Pada gilirannya guru akan bisa pla mengunakan teknik, motivasi dengan-cara sempurna, baik dlm suasana kalangan maupun dlm suasana perorangan.
Kreativitas Siswa
Untuk lebih menjelaskan pengertian kreativitas, akan dikemukakan beberapa rumusan yg merumuskan kesimpulan arti mengenai kreativitas berdasarkan S. C. Utami Munandar “Krativitas yaitu kesanggupan untuk membuat variasi gres, menurut data informasi atau unsur-unsur yg ada”.
Kreativitas sebagai daya cipta & kemampuan untuk membuat hal-hal baru, sesungguhnya apa yg diciptakan itu tak perlu hal-hal yg baru sama sekali, tetapi merupakan adonan hal-hal yg sudah ada sebelumnya. Semua pengalaman yangtelah diperoleh seseorang selama hidupnya, termasuk segala pengetahuan yg pernah diperoleh dr keluarga, maupun masyarakat. Makin banyak pengalaman & pengetahuan yg dimiliki seseorang makin
memungkinkan orang itu memanfaatkan & memakai segala pengetahuan & pengalaman tersebut untuk kepentingan dirinya dengan-cara kreatif. Kreativitas tak timbul begitu saja melainkan memerlukan antisipasi. Seorang anak duduk dibangku sekolah termasuk masa antisipasi, ini lantaran pendidikan merencanakan seseorang biar dapat memecahkan perkara-perkara yg dihadapinya.
Kreativitas merupakan kemampuan menurut data atau informasi yg tersedia mendapatkan banyak kemungkinan jawaban terhadap sebuah kasus dimana penekanannya adalah pada kuantitas ketepatgunaan & keanekaragaman jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yg mampu diberikan tehadap sebuah kasus makin kreativitas seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban itu harus sesuai dgn masalahnya jadi tak semata-mata banyaknya jawaban yg mampu diberikan yg memutuskan krativitas seseorang tetapi tergantung mutu & mutu jawaban itu sendiri.
Kemampuan memperlihatkan mengelaborasi pula merupakan salah satu cirri krativitas. Kaprikornus dengan-cara oprasional krativitas mampu dirumuskan sebagai kesanggupan yangmencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), & orisinalitas dlm berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi (menyebarkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan”.
Banyak kegiatan yg mampu dirancangkan oleh pendidikan yg seluruhnya bersifat mengembangkan & meningkatkan kreativitas anak selalu menuntut anak untuk mempunyai beragam ide dlm memecahkan sebuah perkara, tak hanya satu, inilah yg disebut berpikir divergen. Pemikiran beragam arah berlawanan dgn berpikir konvergen di mana anak tertuju untuk menawarkan sebuah jawaban paling sempurna kepada suatu duduk perkara.
Kemampuan Berpikir Kratif Dan Ciri-Ciri Afektif Dari Kreativitas.
Ciri-ciri kreativitas yg berhubungan dgn kemampuan berpikir seseorang ialah fleksibilitas, orisionalitas perincian, dgn kesanggupan berpikir kreatif dimiliki. Namun memiliki ciri-ciri berpikir tersebut belum menjamin perwujudan krativitas seseorang. Ciri-ciri lain yg berhubungan dgn pertumbuhan afektif seseorang sama pentingnya supaya talenta kratif seseorang dapat terwujud.
Menurut S. C. Utami Munandar “ciri-ciri yg menyangkut sifat & perasaan seseorang disebut ciri-ciri afektif dr krativitas”.3 Motivasi atau dorongan dr dlm untuk berbuat sesuatu dedikasi, peningkatan diri kepada sesuatu peran termasuk ciri-ciri afektif kreativitas.
Ciri-ciri afektif lainnya yg sungguh esensial dlm memastikan prestasi inovatif seseorang ialah rasa ingin tahu, tertarik terhadap peran-peran banyak yg sarat dgn tantangan, berani mengambil resiko untuk bikin kesalahan atau untuk dikritik oleh orang lain, tak gampang puas, menghargai keindahan, mempunyai rasa humor, ingin mencari pengalaman baru, mampu menghargai diri sendiri & orang lain.
Sebagai pendidik guru bertanggung jawab terhadap kemajuan & kemakmuran jiwa anak. Anak semenjak masuk sekolah gurunya pula menjadi tokoh panutan bagi anak. Sehubungan dgn ini perlu diingatkan bahwa apa yg dikatakan atau dinasehatkan oleh guru tak akan berarti bagi anak, bila sikap atau tindakan guru sendiri mencerminkan apa yg dinasehatkan. Dengan demikian guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana dlm kelas yg memupuk kesehatan mental anak.
Kesimpulan
Seperti apa yg telah diuraikan pada bab-bab terdahulu dlm penulisan ini maka penulisan ini maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa tujuan pendidikan hanya mampu diraih dgn kualitas sumber daya insan Indonesia yg menguasai ilmu & teknologi.
2. Guru sebagai motivasi memegang peran penting dlm proses belajar mengajar terutama menumbuhkan motif-motif pada siswa.
3. Motivasi ialah cuilan penting dr keberhasilan proses berguru siswa.
4. Dalam memotivasi siswa diperlukan keahlian guru dlm melaksanakan peran profesionalnya.
5. Guru sebagai motivator memegang kiprah penting dlm menumbuhkan krekativitas siswa dlm proses belajarnya.
Daftar Pustaka
A. M. Mochtar, Syamsul Hidayat, Tanya Jawab Lengkap Garis-garis Besar Haluan Negara (Surabaya : Apollo, 1993).
Ibrahim Bafala, Supervisi Pengajaran & Aplikasinya dlm Membina Profesional Guru (Jakarta :Bumi Aksara, 1992).
M, Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990).
Natawidjaja, Rohman, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1991/1992).
Sardi Martin, Mencari Identitas Pendidikan (Bandung : Remaja Resda Karya,1990).
Tambunan, Emil H, Kunci Menuju Sukses dlm Manajemen & Kepemimpinan (Banding Indonesia Publishing House, 1999).
Winkel, W. S, Psikologi Pendidikan, Jakarta Grafindo, 1991
Sardi, Martin Mencari Identitas Pendidikan (Kumpulan Karangan) (Bandung Alumni, 1991).