close

07- Menata Kehidupan Meliter Di Awal Kemerdekaan Indonesia

Pembentukan tentara nasional akan memanggil kecurigaaan & akan menjadikan pukulan adonan tentara Sekutu & Jepang. Menurut asumsi bahwa kekuatan nasional belum bisa menghadapi pukulan tersebut. Oleh lantaran itu, pemerintah cuma membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), yg berfungsi selaku penjaga keamanan lazim pada masing-masing kawasan. Badan-tubuh usaha bernaung dibawah Komite Van Aksi, antara lain
Angkatan Pemuda Indonesia (API),
Barisan Rakyat Indonesia (BARA), &
Barisan Buruh Indonesia (BBI),.
Badan-tubuh usaha kemudian dibentuk diseluruh Indonesia, seperti Barisan Banteng Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS), Pemuda Indonesia Maluku (PIM), Hisbullah Sabilllah, Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo, Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI), Barisan Pemuda Indonesia (BPI), & Pemuda Republik Indonesia (PRI).
Sidang PPKI tanggal 22 Agustus sukses membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) & diumumkan oleh presiden pada tanggal 23 Agustus 1945. dgn pemimpin BKR pusat sebagai berikut      :
Ketua biasa     :    Kaprawi
Ketua I               :    Sutalaksana
Ketua II              :    Latief Hendraningrat
Anggota             :    Arifin Abdurahman, Mahmud & Zulkifli Lubis
Pada tanggal 16 September 1945 South East Asian Comand (SEAC) merupakan angkatan perang Inggris mendarat di Jakrta & melakukan tekanan pada Jepang untuk tetap mempertahankan status quo. Hal itu mengakibatkan keberanian prajurit Jepang untuk mempertahankan diri kepada pemuda Indonesia yg sedang melucuti senjata. Pada tanggal 29 September 1945 datang lagi tentara Sekutu yg tergabung dlm Alied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dgn membawa pasukan NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Hal ini menimbulakan perlawanan sengit dr para pemuda Indonesia terhadap sedadu NICA & sekutu pada umumnya. Pemerintah memanggil pensiunan Mayor KNIL Urip Sumoharjo ke Jakarta & dberi tugas membentuk tentara kebangasaan Indonesia. Melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945 terbentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan Maklumat Pemerintah Tanggal 6 Oktober 1945, Supriyadi, pemimpin perlawanan Peta di Blitar (Febuari 1945), diangkat sebagai Menteri Keamanan Rakyat. Karena Supriyadi tak menyanggupi panggilan & tak terdengar kabar beritanya, pada tanggal 20 Oktober 1945, pemerintah kembali mengumumkan para pejabat pemimpin di lingkungan Kementerian Keamanan Rakyat antara lain Menteri Keamanan Rakyat ad interim, Muhammmad Suroadikusumo, pemimpin tertinggi Tentara Keamanan Rakyat, Supriyadi, & selaku kepala staf Umum Tentara Keamanan Rakyat ialah Urip Sumoharjo.
Dalam Konferensi TKR yg diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 12 November 1945, Kolonel Sudirman, Panglima Divisi V Banyumas diseleksi menjadi pemimpin tertinggi TKR sedangkan kepal staf dipilih Urip Sumoharjo. Pengangkatan Kolonel Sudirman dlm jabatan tersebut gres terealisasi sesudah akhir peperangan di Ambarawa. Untuk menghilangkan kesimpangsiuran, Markas Besar TKR pada tanggal 6 Desember 1945 mengeluarkan sebuah maklumat. Isi maklumat ini menyatakan bahwa disamping tentara resmi (TKR) diperbolehkan adanya lascar-laskar karena hak & kewajiban menjaga negara bukanlah monopoli tentara. Pada tanggal 18 Desember 1945 pemerintah melantik Kolonel Sudirman sebagai Panglima Besar TKR dgn pengangkatan Jenderal. Sebagai kepala Staf TKR dilantik Urip Sumoharjo dgn pangkat letnan Jenderal. Tugas utama panglima Besar TKR ialah meninjau kembali struktur organisasi, struktur kerja, & landasan usaha TKR biar diadakan penyempurnaan lebih lanjut. Untuk itu, diadakan rapat dgn para panglima divisi. Hasil rapat pimpinan pada tanggal 1 Januari 1946 mengakibatkan pemerintah mengubah nama Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, Kementerian Keamanan Rakyat menjadi Kementerian Pertahanan. Belum sampai sebulan dikeluarkan lagi Maklumat Pemerintah Tanggal 23 Januari 1945 untuk mengganti nam Tentara Keselamatan Rakyat dgn nama Tentara Republik Indonesia (TRI).
Tanggal 19 Juli 1946 terbentuklah Angkatan Laut Republik Indonesia disingkat ALRI. Selanjutnya, pada tanggal 9 April 1946 TRI pecahan perhubungan udara diganti nam & strukturnya menjadi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udar atau dikenal dgn nama Angkatan Udara Republik Indonesia di singkatat AURI. Pada tanggal 5 Mei 1947 presiden mengeluarkan dekrit guna membentuk Panitia Pembentukan Organisasi Tentara Nasional Indonesia dgn beranggotakan 21 orang dr pimpinan beberapa lascar yg paling berpengaruh kuat. Panitia itu dipimpin Presiden Sukarno sendiri. Pada tanggal 7 Juni 1947 keluar sebuah Penetapan Presiden yg membentuk suatu organisasi tentara yg bernama Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai penyempurna TRI. Didalam penetapan itu, antara lain ditentukan bahwa mulai tanggal 3 juni 1947 dengan-cara resmi Tentara Nasional Indonesia dgn segenap anggota angkatan perang yg ada sebagai inti kekuatannya. Selain itu, anggota lascar bersenjata, baik yg sudah maupun yg belum bergabung dlm agen perjuangan dimasukan serentak dlm Tentara Nasional Indonesia, dgn Kepal a Pucuk PEmimpin, PAnglima Besar Jenderal Soedirman.
Sumber :
Buku Pelajaras IPS Sekolah Menengah Pertama
http://www.sejarahkita.comoj.com/