Rasio Likuiditas

Untuk menilai sebuah perusahaan, bank & investor biasanya akan menggunakan rasio likuiditas. Likuiditas adalah kapabilitas (kemampuan) yg dimiliki perusahaan dlm memenuhi kewajiban utang jangka pendek. Untuk mengetahui apa itu rasio likuiditas, berikut ini penjelasannya.

Apa Itu Rasio Likuiditas?

Rasio likuiditas merupakan rasio yg menunjukkan kemampuan dr sebuah perusahaan dlm memenuhi kewajibannya membayar utang jangka pendek. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa likuid perusahaan tersebut.

Apabila perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajibannya untuk membayar utang jangka pendek, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid. Begitu pula sebaliknya, jika perusahaan tersebut tak dapat memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid.

Cara untuk mengukur apakah perusahaan tersebut likuid atau tak dapat dilakukan dgn membandingkan komponen yg ada pada neraca yaitu total aktiva lancar dgn total pasiva lancar. Pengukuran dilakukan dlm beberapa periode untuk melihat perkembangan likuiditas perusahaan.

Contoh sederhana dr rasio likuiditas dapat ditunjukkan dr rasio kas terhadap kewajiban lancarnya seperti pembayaran gaji karyawan, pembayaran iuran PDAM & tagihan listrik, atau pelunasan biaya telepon.

Tidak hanya berguna untuk menunjukkan performa yg bagus di mata investor saja, rasio likuiditas pula berguna untuk menganalisis tren, mengukur pencapaian target perusahaan yg sudah ditetapkan, & membandingkan perusahaan dgn kompetitor.

  Modul Ajar Bahasa Inggris SD Fase A, B, dan C Kurikulum Merdeka Terlengkap, Download Sekarang Contohnya

Manfaat Rasio Likuiditas

Seperti yg sudah dijelaskan sebelumnya, rasio likuiditas memiliki manfaat tersendiri bagi perusahaan. Manfaat rasio likuiditas antara lain sebagai berikut:

  • Mengantisipasi dana yg diperlukan oleh perusahaan tatkala ada kebutuhan yg mendesak.
  • Menjadi salah satu faktor penentu untuk memperoleh persetujuan investasi atau kerja sama bisnis lainnya yg menguntungkan bagi perusahaan.
  • Memudahkan nasabah yg ingin melakukan penarikan dana (khusus bagi bank atau lembaga keuangan).

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas dibagi menjadi beberapa jenis antara lain current ratio, quick, ratio, cash ratio, & cash turnover ratio. Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis rasio likuiditas.

Current Ratio (Rasio Lancar)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktiva lancar suatu perusahaan dlm menutupi kewajiban utang lancar jangka pendek. Bila perbandingan aktiva lancar dgn utang lancar semakin besar, maka kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban utang lancarnya pula semakin tinggi.

Selain itu, rasio lancar yg tinggi pula bisa menunjukkan adanya uang kas yg berlebih. Hal ini bisa menunjukkan hal yaitu besaran keuntungan yg didapat oleh perusahaan atau akibat keuangan perusahaan yg tak digunakan dengan-cara efektif untuk berinvestasi.

Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan dgn cepat, dgn cara perbandingan kewajiban utang jangka pendek & aktiva lancarnya. Hal yg diperhitungkan yaitu pinjaman jangka pendek, utang pajak penghasilan, utang dagang, utang kartu kredit, & biaya yg harus dibayar.

Sementara itu, untuk menghitung aset lancarnya yaitu investasi likuid, uang tunai, & piutang.  Inventaris dlm rasio cepat pula tak dimasukkan pada aset karena dianggap sulit jika dikonversikan menjadi uang cash/tunai.

Cash Ratio (Ratio Kas)

Rasio kas digunakan untuk melihat & mengukur besarnya uang kas yg tersedia untuk melunasi kewajiban utang jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan dr tersedianya dana kas atau setara kas seperti rekening giro.

Apabila hasil rasio ini menunjukkan 1:1 atau semakin besar perbandingan kas dibandingkan utang, maka hasilnya pula akan semakin baik.

Cash Turnover Ratio (Rasio Perputaran Kas)

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih dgn kerja bersih. Modal kerja bersih sendiri yaitu keseluruhan komponen aktiva lancar yg dikurangi dgn total utang lancar.

Penghitungan rasio perputaran kas dapat dilakukan dgn menggunakan cara membagi nilai penjualan bersih dgn modal kerja. Rasio ini dapat memperlihatkan berapa besarnya penjualan untuk modal kerja yg dr perusahaan tersebut.

Contoh Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek. Rasio ini dianggap paling konservatif terhadap kemampuan perusahaan dlm menutupi utang karena hanya menghitung aset jangka pendek yg paling likuid saja seperti uang tunai & setara kas.

Sebagai contoh, PT. Karunia Textile memiliki sumber daya jangka pendek sekitar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) yg di antaranya Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dlm bentuk tunai & Rp40.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) dlm bentuk giro bank atau setara cash.

Sementara itu, untuk besaran utang saat ini yaitu sebesar Rp80.000.000,00 (sembilan puluh juta rupiah). Laporan kas perusahaan PT. Karunia Textile antara lain sebagai berikut.

Diketahui:

Cash                                             = Rp60.000.000,00

Cash Equivalent                        = Rp40.000.000,00

Utang Lancar                             = Rp110.000.000,00

Ditanya:

Berapa besaran cash ratio PT. Karunia Textile?

Jawab:

Cash Ratio (Rasio Kas)  = (Kas + Setara Kas) : Utang Lancar

= (Rp60.000.000,00 + Rp40.000.000,00) : Rp110.000.000,00

= Rp100.000.000,00 : Rp110.000.000,00

= 0,90 kali

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa cash ratio PT. Karunia Textile yaitu sebesar 0,90 kali.

Dengan begitu, rasio likuiditas adalah rasio yg digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dlm memenuhi kewajibannya membayar utang jangka pendek, menilai seberapa likuid, & parameter untuk mengetahui sehat atau tidaknya suatu perusahaan.