Salah satu yg memegang peranan penting dlm merealisasikan kemerdekaan Negara Indonesia adalah organisasi-organisasi zaman penjajahan. Organisasi tersebut dinamakan organisasi pergerakan nasional. Organisasi ini dibentuk dgn tujuan sebagai sarana perjuangan & perlawanan pada penjajah.
Secara garis besar, organisasi pergerakan nasional dibedakan menjadi beberapa macam masa gerakan yaitu, masa awal pergerakan, masa radikal & masa moderat. Lalu, apa saja organisasi pergerakan nasional di Indonesia yg paling terkenal pada zaman penjajahan? Berikut organisasi pergerakan nasional yg pernah ada untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Daftar Isi Artikel
Budi Utomo
Organisasi pergerakan nasional Indonesia yg pertama adalah Budi Utomo (BU). Organisasi ini termasuk organisasi di masa awal pergerakan nasional yg berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi Budi Utomo didirikan oleh seorang dokter bernama dr. Sutomo. Organisasi ini merupakan organisasi pergerakan nasional yg pertama.
Oleh karena itu, tanggal berdirinya organisasi ini kemudian diperingati dgn hari kebangkitan nasional. Organisasi BU didirikan Sutomo bersama kawan-kawannya yaitu, Gunawan, Cipto Mangunkusumo & R.T. Ario Tirtokusumo.
Organisasi ini terbentuk sejak adanya pertemuan dr. Wahidin Sudirohusodo & Sutomo. Sutomo adalah seorang mahasiswa STOVIA. Sutomo akhirnya tertarik dgn pemikiran dr dr. Wahidin Soedirohusodo, sehingga ia mengajak beberapa temannya untuk mendirikan organisasi ini.
Tujuan utama berdirinya organisasi ini adalah demi kemajuan Hindia Belanda. Organisasi ini pula bukan merupakan partai politik. Beberapa misi yg ingin dicapai dr berdirinya organisasi ini adalah perbaikan pelajaran di sekolah, mendirikan badan wakaf. Selain itu, organisasi ini pula bertujuan menjunjung tinggi cita-cita rakyat Indonesia.
Namun dlm perkembangannya, di organisasi BU terdapat perpecahan yg diakibatkan munculnya dua aliran, yaitu pihak kanan & pihak kiri. Pihak kiri berkeinginan organisasi BU bergerak di bidang demokratis & lebih memerhatikan penderitaan rakyat. Perpecahan ini membuat pergerakan & perkembangan BU menjadi melambat. Perpecahan ini pula membuat dr. Cipto Mangunkusumo keluar dr BU.
Hal ini karena BU kurang memedulikan kepentingan rakyat, namun kepentingan pemerintah kolonial Belanda. Pada masa perang dunia I tahun 1914, Budi Utomo memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Organisasi Budi Utomo terus mengalami kemunduran dr tahun ke tahun.
Sarekat Islam (SI)
Sarekat Islam pada awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Organisasi ini merupakan kumpulan dr para pedagang pada zaman penjajahan. SDI berdiri pada tahun 1911 di Solo, oleh Haji Samanhudi. Pada awalnya, SDI didirikan sebagai koperasi pedagang batik di Jawa.
Tujuan awal berdirinya organisasi ini adalah untuk memajukan perdagangan di Indonesia yg berdasar Islam. Anggota yg bergabung di SDI ini adalah terbatas para pedagang yg jumlahnya cukup banyak. Namun, SDI ingin memperbanyak anggota & kemudian diubahlah SDI menjadi SI atau Sarekat Islam.
Sarekat Islam didirikan oleh anggota seperti HOS Cokroaminoto, H. Agus Salim, & Abdul Muis. Dasar utama berdirinya Sarekat Islam adalah untuk bersaing dgn pedagang China yg ada di Indonesia. Selain itu, organisasi ini pula ingin menunjukkan bahwa umat Islam ingin menunjukkan kekuatannya.
Hal itu pula ditunjukkan dgn perjuangan Sarekat Islam agar memiliki badan hukum. Sehingga pada tanggal 29 Maret 1913, pemimpin SI bersama dgn Gubernur Jenderal Idenburg mengadakan pertemuan. Namun, dlm pertemuan tersebut tak disetujui, jika SI memiliki badan hukum & SI berada di bawah naungan H.O.S Cokroaminoto.
Mengetahui bahwa SI adalah organisasi pergerakan yg dapat melawan Belanda, Gubernur Jenderal Idenburg melancarkan taktiknya untuk memberikan pengakuan badan hukum, pada cabang SI yg ada di daerah. Taktik ini adalah salah satu cara untuk merusak kesatuan SI.
Sedangkan, di dlm tubuh SI sendiri pula sudah terjadi perpecahan, yaitu perbedaan pendapat H.O.S Cokroaminoto & Semaun mengenai kapitalisme. Semaun berpendapat bahwa menganut paham kapitalisme adalah hal yg tak sesuai dgn norma Islam. Hingga dlm Kongres SI pada tahun 1921 menetapkan bahwa anggota SI tak diizinkan mengikuti organisasi lain, terutama yg bersifat komunis.
Akibat adanya keputusan ini, SI kemudian pecah & terbelah menjadi dua belah bagian, yaitu Merah & Putih. SI Putih memutuskan untuk menggunakan landasan nasionalisme & Islam. SI putih dipimpin oleh oleh , H.O.S. Cokroaminoto, & Suryopranoto dgn pusat organisasi di Yogyakarta.
SI Merah memutuskan untuk menggunakan haluan komunis, dipimpin oleh Semaundengan pusat organisasi di Semarang. SI merah kemudian berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) & menjadi salah satu pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI)
SI Putih kemudian mengadakan kongres di Madiun, dgn hasil SI putih berganti nama Partai Sarekat Islam (PSI). Setelah itu pada tahun 1927 mengalami perubahan lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Tokoh-tokoh utama SI seperti H.O.S Cokroaminoto & Agus Salim menjadi diberikan gelar pahlawan Indonesia atas jasa-jasa besarnya terhadap bangsa ini.
Indische Partij (IP)
Organisasi yg selanjutnya adalah Indische Partij, atau yg lebih terkenal dgn nama tiga serangkai. Dinamakan tiga serangkai karena organisasi ini didirikan orang tiga orang yaitu (Danudirja Setiabudi), Ki Hajar Dewantara, & dr. Cipto Mangunkusumo. Kemudian, organisasi ini dideklarasikan pada tanggal 25 Desember 1912.
Tujuan berdirinya organisasi ini adalah untuk membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Hal ini disebabkan karena rakyat Indonesia menyimpan dendam pada Belanda, karena semua dibuat menjadi bernuansa Belanda. Sehingga, rakyat Indonesia merasa menjadi kaum dilupakan oleh Belanda.
Keanggotaan IP sangat fleksibel, karena semua rakyat dr semua golongan dapat bergabung tanpa memandang suku, agama & ras. Organisasi ini sangat terkenal di masyarakat, itulah sebabnya pada awal berdiri organisasi ini berhasil membuat 30 cabang, dgn anggota mencapai 730 orang. Namun seiring perkembangan tahun, anggota organisasi ini terus bertambah hingga mencapai 6000 anggota.
Pada saat Belanda merayakan peringatan 100 tahun kemerdekaan Belanda atas jajahan Prancis. Pada saat itu, Belanda memerintahkan agar rakyat Indonesia ikut dlm perayaan tersebut. Namun, dgn lantang para tokoh Indische Partij menolak keputusan tersebut.
Organisasi IP adalah salah satu organisasi politik paling berani. Hal ini dibuktikan dgn keberanian tokoh IP dlm mengutarakan kritik pada pemerintah Belanda. Kritik yg ditulis oleh R. M. Suwardi Suryaningrat dgn dengan judul Als ik een Nederlander was atau yg jika diartikan dlm bahasa Indonesia yaitu Seandainya gue seorang Belanda.
Melalui tulisan yg ia muat dlm harian De Expres, ia mengecam bangsa Belanda yg meminta rakyat Indonesia ikut merayakan kemerdekaan dr penjajah. Lantaran keberaniannya, IP kemudian dianggap sebagai partai terlarang, & para tokoh pemimpinnya diasingkan ke Belanda pada 4 Mei 1913.
Setelah adanya pengasingan para tokoh Indische Partij, rakyat Indonesia semangat juang para rakyat menjadi semakin berkobar untuk mendapatkan hak kemerdekaan. Tahun 1914, Cipto Mangunkusumo dibebaskan & dipulangkan karena kesehatan yg semakin menurun.
Selain itu, pada tahun 1917 Douwes Dekker dipulangkan ke Indonesia, kemudian disusul oleh Ki Hajar Dewantara setahun setelahnya.Tidak lama kemudian, Indische Partij mengalami perpecahan & akhirnya bubar. Indische Partij lantas berubah nama menjadi NIP atau National Indische Partij pada tahun 1919.
Perhimpunan Indonesia
Organisasi Perhimpunan Indonesia berdiri sejak tahun 1908. Organisasi ini didirikan oleh Sutan Kasayangan. Bersama Noto Suroto, Sutan Kasayangan mendirikan organisasi Perhimpunan Indonesia. Awalnya organisasi ini bernama Indische Vereeniging. Tak berapa lama, organisasi ini berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia.
Organisasi ini ingin menunjukkan identitas bangsa & Negara Indonesia sebagai pengganti nama Hindia Belanda. Organisasi ini diikuti oleh banyak kalangan terpelajar seperti Ki Hajar Dewantara, Bung Hatta & Cipto Mangunkusumo.
Selain itu, organisasi ini pula beranggotakan para mahasiswa seperti, R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Brentel, Abdul Rivai & Radjiman Wediodipoera. Organisasi ini memiliki dasar perjuangan & menggunakan kekuatan diri sendiri. Organisasi ini ingin membangkitkan semangat rakyat untuk tak meminta pada pemerintah kolonial Belanda.
Tujuan berdirinya organisasi ini adalah perjuangan agar Indonesia merdeka, & memiliki pemerintahannya sendiri serta dapat bertanggung jawab pada rakyatnya dengan-cara mandiri. Dengan adanya organisasi ini, munculah konsep Hindia bebas dr Belanda.
Organisasi ini pula memunculkan paham antikolonialisme yg kuat. Hal tersebut kemudian membuat Presiden Amerika Serikat mengeluarkan pendapat kebebasan bagi negara terjajah, untuk menentukan arah negaranya. Perkembangan organisasi Perhimpunan Indonesia sangat pesat, hingga memiliki majalah yg dikenal dgn nama Hindia Poetra, & kemudian diubah menjadi Indonesia Merdeka.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia menjadi salah satu tonggak dasar dr kemajuan sistem politik di Indonesia. PNI adalah partai politik yg pertama kali ada di Indonesia. Partai ini berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di kota Bandung. Berdirinya partai ini tak terlepas dr pengaruh Algemeene Studie Club.
Partai ini sebelumnya bernama Perserikatan Nasional Indonesia, yg dipimpin oleh Dr. Cipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Sunaryo, Iskak Tjokroadisurjo. Mereka adalah seorang mahasiswa yg tergabung dlm Algemeene Studie Club (ASC). ASC adalah perkumpulan mahasiswa yg diketuai oleh Ir. Soekarno.
Selain itu, situasi sosio ekonomi Indonesia yg sedang kompleks menjadi salah satu dasar berdirinya partai Nasional Indonesia. terlebih adanya pemberontakan PKI pada tahun 1926, membagkitkan semangat rakyat Indonesia untuk menciptakan kekuatan baru untuk melawan pemerintah Belanda.
Pada awal pendirian partai Nasional Indonesia, diputuskan dlm rapat yg dihadiri oleh Ir. Soekarno, Soedjadi, Cipto Mangunkusumo, Iskak Cokrohadisuryo, Budiarto, & Sunaryo. Tujuan utama berdirinya Partai Nasional Indonesia adalah menjadikan Indonesia merdeka. Partai ini memegang teguh dua asas utama yaitu berjuang dgn usaha sendiri & nonmendiancy.
Organisasi yg berlambang banteng ini bersifat antipati pada pemerintah & antikooperasi. Dasar dr organisasi ini adalah berjuang dengan-cara marhaenisme. Keberadaan organisasi ini dianggap membahayakan Belanda.
Hal tersebut disebabkan partai ini menyebarkan semangat untuk melakukan pergerakan kemerdekaan. Sehingga, pada tanggal 24 Desember 1929 pemerintah Hindia Belanda memerintahkan pasukannya untuk menangkap para tokoh PNI.
Namun, penangkapan para tokoh PNI baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta. Tokoh yg ditangkap adalah Ir. Soekarno, Soepriadinata, Maskun Sumadireja & Mangkupraja. Kemudian, para tokoh ini diadili pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah itu, para tokoh PNI dipenjarakan di penjara Sukamiskin di Bandung.
Selama berada di penjara, Ir. Soekarno menulis sebuah pidato dgn judul Indonesia Menggugat yg kemudian dibawakan saat ia berada di depan pengadilan sebagai salah satu gugatannya. Selanjutnya dlm pengadilan menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno akan diberikan hukuman yaitu di penjara.
Soekarno dipenjara di penjara Sukamiskin dlm kurun waktu 4 tahun, hingga tahun 1930. Selain itu, tokoh lain PNI pula ditangkap oleh Belanda seperti, Maskoen, Soepriadinata & Gatot Mangkoepradja. Mereka ditangkap setelah menghadiri rapat PPKI di Yogyakarta. Total pemimpin & anggota PNI yg ditangkap Belanda adalah 180 orang.
Peristiwa ini kemudian menjadikan PNI mengalami kelumpuhan & terhambat perkembangannya. Selain itu, kejadian ini membuat kegiatan politik PNI menjadi terhenti total. Partai Nasional Indonesia banyak memiliki anggota dr kalangan elite.
Partai Indonesia (Partindo)
Partindo adalah partai yg merupakan pecahan dr Partai Nasional Indonesia. Hal ini terjadi karena Ir. Soekarno tertangkap oleh Belanda saat menjadi pemimpin PNI. Partindo didirikan oleh Mr. Sartono pada tahun 1929.
Di awal berdirinya, Partindo sudah memiliki banyak anggota. Anggota Partindo kemudian melakukan aksi politik untuk kemerdekaan Indonesia. Dasar partai ini adalah nasionalisme. Tujuan awal berdirinya partai ini adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Asas yg digunakan pun masih sama dgn Partai Nasional Indonesia yaitu, berjuang dgn kekuatan diri sendiri & nonkooperasi. Partai ini menjadi semakin kuat, saat Ir. Soekarno memutuskan untuk bergabung dgn Partindo. Namun, pemerintah Belanda mengawasi partai ini karena dianggap menyebarkan aksi-aksi yg radikal.
Partai Indonesia terhubung dgn kuat pada sejarah Partai Nasional Indonesia, yg berdiri setelah mendapat inspirasi dr partai Perhimpunan Indonesia. Partai Indonesia memiliki tujuan menciptakan pergerakan nasional untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Partai Indonesia berdiri karena adanya kekosongan pemimpin utama di dlm Partai Nasional Indonesia. Mr Sartono adalah pemimpin utama & pendiri Partindo. Beliau adalah orang yg menggerakan PNI agar tetap memberikan manfaat bagi rakyat.
Mr. Sartono adalah orang yg menggantikan Ir. Soekarno, saat beliau berada di penjara. Oleh karena itu, Mr. Sartono mendirikan Partai Indonesia pada tanggal 30 April 1931. Pembentukan partai ini dimaksudkan untuk melanjutkan perjuangan PNI agar tak berhenti. Namun, hal ini sangat bertentangan dgn pendapat Moh. Hatta.
Hal ini disebabkan Moh. Hatta yg didukung oleh Sutan Syahrir tak sependapat dgn sikap ideologis Mr. Sartono. Organisasi yg dibentuk oleh Moh. Hatta ini kemudian dinamai dgn Pendidikan Nasional Indonesia, atau yg lebih dikenal dgn PNI baru. Namun, Soekarno lebih memihak pada Mr. Sartono yg tetap menjaga cita-cita PNI.
Di awal berdirinya, Partindo Mr. Sartono banyak dibenci karena telah membubarkan PNI & tak setuju dgn PNI baru. Namun, Mr. Sartono pantang menyerah & terus membuktikan perjuangannya membela rakyat Indonesia.
Soekarno keluar dr penjara pada tahun 1932 & kemudian bergabung dgn Partindo. Namun sebelumnya Soekarno ingin menyatukan kembali PNI baru & Partindo yg sudah terpecah belah. Usaha Soekarno tersebut gagal, sehingga mau tak mau Soekarno harus memilih.
Pada tanggal 1 Agustus 1932 Soekarno menyatakan untuk bergabung dgn Partindo. Setelah bergabungnya Soekarno di Partindo, rakyat yg mendukung Soekarno kemudian mengikuti Soekarno untuk masuk ke Partindo. Pengawasan yg dilakukan Pemerintah Belanda terhadap Partai Indonesia sangatlah ketat & membuat partai ini sulit berkembang. Sehingga, pada tahun 1936 partai ini bubar.
Beberapa organisasi pergerakan nasional di atas, menjadi bukti bahwa usaha para pahlawan mewujudkan kemerdekaan Indonesia sangat besar. Organisasi pergerakan nasional menjadi salah satu kunci kemerdekaan Negara Indonesia.