Contoh Konflik Pribadi,rasial,politik,antar Kelas Sosial,antar Kelompok Dan Konflik Internasional Beserta Gambar Dan Penjelasannya

teladan pertentangan pribadi,rasial,politik,antar kelas sosial,antar kalangan & pertentangan internasional beserta gambar & penjelasannya

contoh konflik pribadi: konflik batin

teladan pertentangan sosial beserta gambar & penjelasanya​

Jawaban:

misalnya kita sdang berkelahi dgn sahabat sekelas

Demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah menggambarkan pertentangan antara kelas buruh dgn pengusaha merupakan pola konflik…
a. Antar kelas sosial
b. ideologi
c. antarkelompok sosial
d. antargenerasi​

Jawaban:

A. Antar kelas sosial

Penjelasan:

biar membantu 🙂

gambar can gambarkan teladan pertentangan yg merupakan salah satu bentuk kekerasan kolektif yg akhir-selesai yg terjadiJelaskan cara pengendalian konflik & kekerasan atau pengendalian konflik sosial yaitu a konsiliasi mediasi & arbitrase deacidification ​

Penjelasan:

rusaknya fasalitasymumm

buatlah pola cuplikan kisah yg menggambarkan pertentangan sosial!

OLEH : MUHAMMAD PUTERA SUKINDAR

 

Membaca dongeng pendek yg berjudul Peter Pan Karya Eka
Kurniawan mengingatkan saya akan insiden penculikan seorang penggerak
sekaligus sastrawan masa pemerintahan orde gres yg tak pernah
ditemukan lagi hingga kini; yakni Wiji Thukul. Tentu saja kesimpulan itu
berdasarkan pembacaan & pemaknaan saya saja. Di mana latar yg
digambarkan di cerpen itu, mengingatkan saya akan keotoriteran
pemerintah pada masa orde baru. Kecurigaan itulah yg menciptakan saya
ingin mengenalisis cerpen tersebut, menyaksikan konflik sosial yg terjadi
di sana dgn tinjauan sosiologi sastra.

  Pengertian Atribusi Sosial, Teori, Jenis, dan Contohnya

 

Peter Pan bercerita tentang seorang mahasiswa yg dijuluki
sebagai Peter Pan karena tak lulus-lulus kuliahnya, meski sang kekasih
Tuan Puteri sudah menerima gelar doktoral sekalipun padahal mereka
masuk kuliah dengan-cara bersama. Ia menyatakan perang dgn pemerintah
alasannya tak menyukai metode kerja pemerintah; dimana rakyat-rakyatnya
begitu miskin sementara pejabat hidup glamor. Negara sudah diambang
gulung tikar sebab utang mancanegara & sang ditaktor sudah lama berkuasa,
menutup peluang kerja bagi orang yg mempunyai bakat menjadi
presiden.

Lelaki yg tak pernah berhasrat menjadi penyair ini menjadi
menyeramkan sesudah demonstrasi pertamanya yg gagal, alasannya disangka
memiliki talenta yg hebat untuk mengumpulkan orang,
mengorganisasinya, yg kesudahannya ia rencanakan menjadi individu-individu
yg militan. Puisi-puisinya pula berakal mempengaruhi orang banyak
hinggak karenanya Peter Pan dituduh subversif & mengganggu keamanan.
Hingga suatu tatkala ia ditangkap di rumah Tuan Puteri. Bagaimana
nasibnya setelah itu tak ada yg pernah tahu, mungkin sang ditaktor
sendiri yg tahu. Jasadnyapun tak pernah diingat lagi, aksi-aksinya
terlupakan begitu saja. Meski kesudahannya ditaktor itu tumbang pula alasannya adalah
pergerakan mahasiswa, buruh, & kerusakan yg melanda kota.

Begitulah sinopsis dr cerita pendek Peter Pan karya Eka
Kurniawan, & konflik sosial yg terjadi di atas tentu
merepresentasikan kondisi bekerjsama pada masa itu. Karena bagaimanapun
karya sastra lahir tak jatuh begitu saja dr langit, melainkan sebuah
refleksi dr aspek-aspek kehidupan yg ada dlm masyarakat. Membahas
sebuah karya sastra, tentunya tak bisa terlepas dr beberapa faktor
yang berada di luar teks sastra itu sendiri. Situasi sosial yg
melatarbelakangi penciptaan karya sastra, dlm hal ini informasi atau
masalah sosial yg terjadi dlm suatu masyarakat tertentu, menciptakan
karya sastra tak dapat dipisahkan dr lingkungan masyarakat tempat
sastrawan hidup. Itulah kenapa saya menentukan sosiologi sastra selaku
pisau bedahnya untuk menganalisis konflik sosial yg terjadi di dlm
cerita pendek Peter Pan karya Eka Kurniawan ini.

  Mengenal Etnisitas Dalam Konteks Masyarakat Indonesia

Sebelum masuk analisis, ada perlunya kita mengetahui apa itu
sosiologi sastra. Dalam paradigma studi sastra, sosiologi sastra,
terutama sosiologi karya sastra, dianggap selaku pertumbuhan dr
pendekatan mimetik, yg dikemukakan plato, yg memahami karya sastra
dalam hubungannya dgn realitas & aspek sosial kemasyarakatan.
Pandangan tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa eksistensi karya
sastra tak mampu terlepas dr realitas sosial yg terjadi dlm
masyarakat.  Dalam bukunya Theori of Literature, Rene Wellek
dan Austin Warren (1994), memperlihatkan adanya tiga jenis sosiologi sastra,
yaitu sosiologi pengarang, sosiologi karya sastra, & sosiologi
pembaca.

Saya menggunakan sosiologi karya untuk menganalisis kisah pendek
ini. Sosiologi karya sastra yakni kajian sosiologi sastra yg mengkaji
karya sastra dlm hubungannya dgn perkara-perkara sosial yg ada
dalam masyarakat. Sosiologi sastra ini berangkat dr teori mimesis
Plato, yg menilai sastra selaku tiruan dr kenyataan. Fokus
perhatian sosiologi karya sastra adalah pada isi karya sastra, tujuan,
serta hal-hal lain yg tersirat dlm karya sastra itu sendiri & yang
berhubungan dgn kasus sosial (Wellek & Warren, 1994).

Selanjutnya saya akan menjabarkan apa itu pertentangan sosial, pertentangan
merupakan gambaran ihwal terjadinya percecokan, perselisihan, atau
pertentangan sebagai akhir dr perbedaan-perbedaan yg timbul dr
kehidupan masyarakat, baik perbedaan dengan-cara individual maupun perbedaan
kalangan. Menurut Irving (1995:156) mengatakan bahwa kebanyakan
pertentangan sosial mengandung suatu rangkaian fenomena kontradiksi &
perkelahian antara pribadi, kelompok lewat dr konflik kelas sampai
pada pertentang & pertempuran Internasional. Konflik sosial selaku
suatu perjuangan terhadap nilai & pengakuan terhadap status yg
langka, kemudian kekuasaan & sumber sumber kontradiksi dinetralisir
dan dilangsungkan, atau dieliminir saingan-saingannya.