7 Contoh Penelitian Sosial Yang Baik dan Cara Membuatnya Lengkap

Contoh Penelitian Sosial

Penelitian menjadi salah satu fungsi penting dlm pengembangan ilmu pengetahuan, tanpa adanya penelitian mustahil ilmu-ilmu pengetahuan di dunia ini mampu meningkat dgn siginfikan. Banyak hal yg perlu dipelajari dlm melaksanakan upaya observasi yg baik, hal-hal ini bisa berkaitan dgn topik, pengetahuan, & berkaitan dgn  jenis observasi yg dilakukan. Oleh karena itulah dlm tulisan ini kami akan menunjukkan susuanan terhadap contoh penelitian sosial yg baik & cara membuatnya.

Penelitian Sosial

Pengertian observasi sosial yakni penelitian yg berhubungan dgn insan serta pengaruh yg ditimbulkan dr kegiatan tersebut. Dampak ini bisa memberi imbas pada budaya, hubungan masyarakat, serta banyak sekali macam fenomena sosial seperti korupsi, peran media sosial, pergaulan bebas, lingkungan masyarakat yg tak baik, & jenis observasi sosial yang lain. Baca, juga; 12 Jenis Penelitian Sosial & Contohnya

Adapun untuk metode observasi sosial & contohnya secara garis besar terbagi dlm 2 macam, yakni penelitian kualitataif & penelitian kuantitatif. Dengan sususan & model yg berlainan, metode ini pula akan besar lengan berkuasa pada hasil peneliian yg dikerjakan.

Cara Membuat Penelitian Sosial

Membuat observasi sosial bisa dilakukan oleh berbagai pihak, baik dikala sekolah di jenjang SD, SMP, Sekolah Menengan Atas, ataupun tatkala menjadi mahasiswa. Dengan syarat mutlak apa yg dilakukan dlm penelitiannya tersebut sesuai dgn kadar kemampuan yg dimilikinya. Ini ialah utama, mengingat pada saat ini banyak anekaragam observasi yang  bertebaran & dinilai kurang memiliki manfaat yg signifikan bagi masyarakat.

Adapun untuk langkah observasi sosial & contohnya yg bisa ananda kerjakan serta kerjakan. Antara lain sebagai berikut;

Menentukan Topik Penelitian

Topik atau tema dlm penelitian sosial penting dilakukan, hal ini sesuai dgn keinginan serta cita-cita yg bisa ditimbulkan dlm penduduk . Topik observasi berfungsi untuk menjadi pedoman serta landasan permulaan bagi si peneliti untuk menjadi sumber literasi yg terkait. Selengkapnya, baca; “Topik Penelitian” Pengertian, Unsur, Tips, & Contohnya

Membuat Rencana Penelitian

Langkah kedua dlm bikin observasi sosial yg baik merupakan menenukan rencana observasi, yg berkaitan erat dgn metode & tempat observasi akan dilakukan. Pada cara membuat penelitian sosial ini tenusaja memerlukan usulan & keterangan yg mesti di dalami.

Mengumpulkan Data

Tahap berikutnya dlm proses pengerjaan penelitian sosial merupakan mengumpulkan data, aktivitas ini mencakup dengan instrumen penelitian yang diambil. Bahkan dgn mengumpulkan data seseorang kemudian akan melaksanakan penelaahan dlm penelitian atau yg disebut dgn pengelolalaan data.

Pengelolaan Data Penelitian Sosial

Kegiatan berikutnya dlm observasi sosial merupakan melaksanakan pengelolaa data, pengelolaan data ini sesuai dgn metode observasi yg diambil. Apabila dgn metode penelitian kulitataif maka otmatis si peneliti harus menghitungnya dgn SPSS, adapun apabila metode peneltian dilakukan dgn kualitataif maka syarat mutlak ialah mempenetrasi hasil wawancara yg dilakukan dgn responden.

Menulis Penelitian Sosial

Pada kepingan menulis observasi sosial penting bagi seseorang untuk dapat menghimpun semua materi yg sudah di peroleh, baik bersumber dr buku, internet, ataupun sumber penelitiannya sendiri yg kemudian sumber dr setiap individu ini sendiri dinamakan dgn sumber primer dlm sebuah observasi.

Mempresentasikan & Mempublikasikan Penelitian Sosial

Tahapan yg terkhir dlm penyusunanan penelitian sosial merupakan mampu mempresentasikan serta mempublikasikannya pada khalayak lazim. Langkah ini tentusaja bisa di bilang selaku langkah yg mudah, lantaran dlm penelitian sederhana di sekolah atau kampus setiap pelajar/mahasiswa mempresentasikannya di depan kelas (khalayak umum) sebagai tanggung jawab serta calon ilmuan.

Dari sejumlah goresan pena serta pembahasan mengenai penelitian sosial di atas, maka konsentrasi pembicaraan goresan pena ini yg berikutnya ialah pada contoh observasi sosial. Contoh ini harapnnya bisa dijadikan selaku landasan permulaan bagi siapapun yg akan membuat sebuah laporan dlm penelitian yg dilakukan.

Contoh Penelitian Sosial

Contoh yg dikemukakan pada observasi ini ialah jenis penelitian kualitataif dgn menurut persoalan-problem sosial yg terjadi di Indonesia, yakni wacana korupsi. Dengan judul penelitiannya ialah “LAGAUSI (Lagu Anti Korupsi): Sebagai Media Penanaman Karakter Dan Moral Anti Korupsi Pada Anak”.

Contoh susunan dlm observasi sosial ini dengan-cara singkat & jelas yakni selaku berikut;

Ringkasan Penelitian

Rendahnya pendidikan moral terhadap anak merupakan salah satu aspek ancaman terjadinya aneka macam penyimpangan tingkah laris seperti kebiasaan berbohong yg pada ahirnya akan membiasakan diri dlm langkah-langkah korupsi. Sebab, hal ini berafiliasi dgn erat dgn penanaman budbahasa & estetika bagi pertumbuhan seorang anak.

Disisi lain, penyimpangan ini merupakan pengeroposan historical legenci-warisan sejarah, negara kita yg notabene penganut budaya ketimuran yg semestinya dengan-cara principal haruslah mengedepankan kebersamaan & kejujuran yg menjadi landasan tertinggi hakekat & martabat insan.

Akan tetapi, apa yg terjadi saat itu juga kenyataanya korupsi melanda negri ini. Yaitu antara pendidikan moral & tanggung jawab selalu dikesampingkan. Hal tersebut, dengan-cara tersurat memperlihatkan suritauladan yg tak mewah untuk seoarang anak selaku penerus generasi bangsa, padahal tutorial untuk seoarang anak itu penting, sebagaimana yg dikemukakan oleh Budiningsih, Asri (2004: 25), yg mangatakan bahwa hasil daripada pendidikan moral ialah membuat kesan wacana bagaimana seseoarang berfikir hingga pada keputusan bahwa baik atau jelek, bukan semata-mata wacana pembedaan baik & jelek.

Maka dgn adanya sebuah pemikiran observasi dlm membangun moral didalam penanaman pentingnya nilai kejujuran lewat sebuah lagu, meruapakan solutif imajenatif bagi pembentukan huruf & kejujuran bagi seoarang anak dengan-cara tak langsung untuk menyebabkan signal positif dr penolakan prilaku-prilaku menyimpang.

Metode yg digunakan dlm penulisan penelitian sosial ini yaitu kajian pustaka dgn pendekatan penulisan deskriptif kualitatif. Jenis data yg digunakan dlm penulisan ini merupakan data skunder yg diperoleh dr bahan-bahan pustaka yg relevan dgn topik yg ditulis, baik dr buku, makalah, hasil penelitian, ataupun internet.

Analisis data dlm penulisan ini ialah dgn cara materi yg sudah terkumpul kemudian diolah, ditelaah, & direduksi, kemudian dianalisis dgn analisis deskriptif untuk disarikan dlm sebuah karya yg memfokuskan ” LAGUASI (Lagu Anti Korupsi) : Sebagai media penanaman abjad & moral anti korupsi pada anak”

Kesimpulan dlm penelitian sosial ini adalah (1) langkah-langkah pemberantasan korupsi di Indonesia dgn mengedepankan nilai moralitas penanaman kejujuran sebagai landasan anti korupsi. (2) Menganalisa penyebab terjadinya korupsi, sebagai akhir degradasi moral. (3) Pola penanaman anti korupsi terhadap anak didik adalah sebagai berikut: Mengajarkan  LAGUASI (Lagu Anti Korupsi) terhadap anak didik, dgn membesut media hiburan. Sebagai penenaman nilai moral, yg direkomedasi oleh guru & lembaga pendidikan, diselingi dgn cerita & hubungan sebab-balasan ketimbang korupsi untuk mengenalkan lebih dlm langkah-langkah terlarang tersebut.

Rekomendasi yg diberikan penulis yakni (1) Untuk pemerintah, menambah gagasan dlm pencegahan korupsi yg dapat dijadikan selaku materi usulanatau contoh di dlm hal pemberantasan korupsi dgn menanamkan nilai moralitas dasar pada seoarang anak sejak dini. (2) Untuk pengajar (guru) menawarkan edukasi (pengajaran) yg menanamkan moralitas dgn media hiburan, karya & seni. Sehingga anak didik lebih berkesan dlm membentengi dirinya dr langkah-langkah korupsi. (3) Bagi masyarakat, memperbesar wawasan terhadap cara memaksimalkan pencegahan langkah-langkah korupsi melalui penanaman moral terhadap anak, sehingga penduduk dengan-cara tindak pribadi senantiasa berperan aktif didalam mencengah & melakukan pengontrolan intensif & reperensif terhadap anak.

Pendahuluan Penelitian

Latar Belakang

Korupsi merupakan hal yg paling cepat untuk dijadikan selaku jalan pintas dlm mencari kekayaan. Sedangkan, di negeri ini yg namanya korupsi sudah dijadikan sebuah kegemaran. Bahkan tak berlebihan, jikalau korupsi sudah menjamur & membudidaya, baik di tingkat kawasan maupun pusat.

Menurut websait resmi KPK, masalah korupsi di Indonesia per 31 Oktober 2014, sudah melakukan penyelidikan 73 masalah, penyidikan 49 masalah, penuntutan 37 kasus, inkracht 34 perkara, & eksekusi 40 kasus. Dan dgn demikian, maka total penanganan masalah tindak kriminal korupsi dr tahun 2004-2014 ialah penyelidikan 658 perkara, penyidikan 402 kasus, penuntutan 314 masalah, inkracht 277 masalah, & hukuman 287 perkara.

Hal ini dengan-cara tak eksklusif, merupakan sebuah ancaman & tantangan bagi generasi penerus untuk memutus mata rantai korupsi. Dengan langkah awal menangani indikator degradasi moral yg seringkali menyuguhi tontonan tak mendidik bagi seoarang anak. Maka dgn memutus mata rantai & memperbaiki moral seoarang anak dlm melaksanakan pendidikan semenjak dini meruapakan salah satu wujud dlm konsen menangani tindakan menyimpang tersebut.

Seperti yg dikemukakan oleh Tamera Bryant (2002) bahwa: jikalau kita meninggalkan pelajaran tentang nilai moral yg kebanyakan sudah berganti, kita, sebagai suatu Negara, riskan kehilangan sepotong kedamaian dr budaya kita.”. Tentulah kedamaian & kenyamanan bangsa ini yaitu sebuah landasan didalam membuat penduduk yg sejahtera, dgn salah satu perjuangan, yaitu, meniadakan korupsi yg memperkaya diri sendiri.

Budiningsih Asri (2004), menyampaikan bahwa pembentukan moral bagi belum dewasa & remaja. Diperlukan modifikasi unsur-unsur moral budaya dimana belum dewasa itu tinggal. Dengan mengedepankan suasana & kondisi karakteristik siswa tersebut berada.

Wacana di atas menunjukkan suatu hal yg menarik untuk ditindak lanjuti, yaitu betapa pentingnya forum pendidikan untuk bisa mendesaigt kiprahnya sebagai benteng penyegahan terhadap degradasi moral terhadap seoarang anak. Apalagi jikalau dihubung-hubungkan dgn fotomorgana kehidupan, seringkali melihat di banyak media elektronik & cetak, fenomena tingkah laku amoral anak-anak yg tak sesuai dgn tujuan pendidikan, mirip melaksanakan langkah-langkah kekerasan terhadap sesama, sampai pada seringkalinya menipu orang tua.

Lebih jauh lagi, menurut Yulita TS (2010), mengibaratkan jika korupsi sama gangren, maka akan lebih gampang mengobati yg masih sedikit (kecil) atau mencegah sebelum terjadi. Pendapat tersebut memperlihatkan bahwa ada indikasi keterkaitan terhadap pola pendidikan anak, peranan lembaga pendidikan hingga dgn dampak yg ditimbulkan terhadap kenakalan, sehingga pendidikan dgn menamkan nilai estetika, atau mengedapankan nilai reperentif terhadap suatu hiburan, agaknya memang pendidikan yg pas dlm melaksanakan pencegahan pola tingkah laris terhadap anak.

Dari citra diatas terlihat adanya singkronisasi yg sempurna, apabila pendidikan dgn menamkan nilai reperentif terhadap anak meruapakan pendidikan yg mengedepankan nilai estetika, sehingga mampu lebih berkesan terhadap pikiran anak untuk tak melakukan tindakan menyimpang. Seperti yg dicontohkan yaitu, membuat lagu, yg lebih bernilai dlm pencegahan korupsi.

Tujuan & Manfaat Penelitian

Tujuan

  1. Tujuan observasi ini mampu dijadikan selaku bahan teladan atau wacana dlm memberantas korupsi di negeri ini dgn menanamkan pendidikan moral terhadap anak.
  2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai solusi cemerlang untuk menghalangi terjadinya korupsi sejak dini, yakni sejak usia anak-anak.
  3. Masyarakat, khususnya forum pendidikan, lewat laporan penelitian ini bisa menunjukkan suatu lagu yg bernilai edukasi, dgn menankan tindakan anti korupsi.

Manfaat

Masyarakat

Menambah wawasan terhadap aneka macam elemen penduduk perihal cara mengoptimalkan pencegahan terhadap langkah-langkah korupsi melalui penanaman moral terhadap anak sejak masih dini, sehingga penduduk semakin mengerti bahwa bentuk-bentuk daripada korupsi harus senantiasa disingkirkan sekecil mungkin.

Guru

Memberikan edukasi (pengajaran) yg menanamkan moralitas dgn media hiburan, karya & seni. sehingga anak didik lebih berkesan dlm membentengi dirinya dr langkah-langkah korupsi. Selain itu, supaya  yg dilakukan oleh seoarang guru terhadap anak didik mampu memajukan kesadaran yg lebih sentral dlm menangani langkah-langkah anti korupsi.

Lembaga pendidikan (Pemerintah)

Menambah pemikiran wacana bahwa mencegah tindakan korupsi yg dilakukan sejak dini lebih terlihat baik, ketimbang menghukum orang korupsi untuk pencenggahan. Artinya, dimanapun & kapanpun sebuah istilah menangkal lebih baik dr pada menggobati berlauku di dlm penaman moralitas anak memakai laguas (lagu anti korupsi). Harapannya, lagu ini bisa dijadikan selaku bahan pendapatatau teladan di dlm hal pemberantasan korupsi dgn menamkan nilai moralitas dasar kepadaseoarang anak semenjak dini. Hingga mereka semua bisa menyingkir dari tindakan-tindakan yg mampu menjerumuskan terhadap korupsi.

Hasil Penelitian

Penelitian

Laporan hasil observasi yg disampaikan antara lain terbagi dlm berbagai sub judul yg terkait antara satu dgn yang lain, hal ini bermaksud erat dgn membuat lebih mudah pengertian dr apa yg dihasilkan dlm meode penelitian di lakukan.

Landasan Pencetus Gagasan Pendidikan Karakter & Moral pada Anak

Orang tua merupakan guru pertama bagi seorang anak dlm sebuah keluarga. Peran orang tua sangatlah penting bagi berkembang kembang anak, baik fisik maupun mental. Maka keharusan para orang bau tanah mengajarkan anaknya hal-hal yg bersifat baik, mirip harus jujur, patuh pada orang renta, menghormati orang bau tanah & lain sebagainya.

Penanaman karakter & adat yg baik sejak dini akan mempengaruhi tumbuh kembang anak hingga ia cukup umur. Jika semenjak kecil bawah umur tersebut tak diberi asupan aksara & akhlak yg baik oleh orang tuanya maka bisa jadi hal-hal jelek akan dilakukan bila ia sudah dewasa nanti. Karena hal tersebutlah yg ia peroleh dr orang tuanya tatkala masih kecil. Seperti halnya dlm hal kejujuran, jika orang tua tahu bahwa anaknya berbohong & kemudian dibiarkan saja oleh orang tuanya, maka anak tersebut akan terbiasa berbohong tanpa merasa bersalah.

Karakter jelek mirip itulah yg akan ia bawa hingga ia dewasa. Jika kita hubungkan dgn perilaku para pejabat atau petinggi negara yg melaksanakan korupsi, bisa jadi itu merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi yakni rendahnya kesadaran para orang bau tanah dlm menunjukkan panduan moral terhadap anaknya sedini mungkin

Degradasi moral bagi anak didik, barangkali memang kini sedang buming kita dengar dgn sangat miris beberapa tingkah laku anak-anak kini sedang dijajah dgn banyak sekali unsur, yg katanya, terjadi karena dampak globalisasi. Yang sehingga anak didikmengalami degradasi moral tersebut.

Survei menunjukan bahwa para pejabat bangsa ini, akhir kurang memilikinya moral seringkali terlibat dgn langkah-langkah korupsi, bahkan tak sedikit pula yg masuk penjara. Salah satu penyebab khususnya yaitu rendahnya pedidikan moral yg mencangkup, pikiran sehat moral, perasaan moral, & prilaku moral.

Karena kekurangan waktu & perbedaan kepentingan orang bau tanah, seringkali tanggung jawab terhadap pendidikan moral diteruskan pada dunia pendidikan, yg pada ahirnya tatkala terjadi kondisi yg menyimpan, pendidikanlah yg paling mayoritas disalahkan dlm hal ini, karena biar bagaimanapun pendidikan memilikikontribusi penting bagi kembang berkembang seoarang anak.

Dari Kutipan di atas, ada suatu hal yg menawan untuk dibahas, yakni peran dunia pendidikan dlm mebentuk akrekter anak didik. Sebab, hal ini berhubungan dgn keberlanjutan etika tatkala anak didik sudah memasuki taraf sampaumur, usia yg berlanjut bergotong-royong tergantung terhadap pendidikan di usia dini, bila sudah dimasuki naiali-nilai postif barang pasti si anak akan lebih mengerti & memahami arti prilaku penyimpang (korupsi). Secara sepintas dlm membuat pola prilaku anak supaya lebih memehami & mengerti sekaligus meresapi aneka macam lasan mengindari tingkah laku menyimpang, kiprah pendidikan mesti lebih inovatif didalam mendesaigt pembelajara tersebut.

Terlebih hasil survei Transparancy International pada tahun 2011 menunjukkan indeks pandangan korupsi Indonesia berada di peringkat 100 dr 183 negara. “Sekarang Indonesia sama dgn Djibouti (negara di Afrika Timur), & di ASEAN Indonesia kalah dr Malaysia, Singapura, & Thailan & kita setara dgn Vietnam & Timor Leste. Kondisi seperti ini perlu disikapi dgn melakukan banyak sekali upaya untuk menanggulangi problem korupsi yg sudah mengakar, meluas, & menggejala di Indonesia. Satu hal  yg sebaiknya dilakukan dlm pencegahan hal tersebut, yakni menanmkan pendidikan karekter terhadap seoarang anak, dgn memadukan tiga unsure di dlm pengamalanya, yakni ; Unsur kognitif, efektif & psikomotorik.

Hal tersebut pula bias dicontohkan sebagai berikut: contohnya kita asumsikan terhadap anak Taman Kanak-Kanak yg pemikiran masih sangat higienis dr hal-hal penimpuan, kadangka saat itu orang renta masih pula menemani sang anak. Maka seyogyanya pengajaran yg pas bukan bagaimana korupsi itu dilarang, tetapi, melalau media hibuaran, seperti menyyanyi, yg memang dengan-cara psikologis bisa diserap baik oleh seoarang anak mampu dilakukan, sehingga anak lebih mengerti & memahi pola tingkah laku menyimpang.

Landasan Yuridis Pendidikan Anti Korupsi di Sekolahan

Pendidikan anti korupsi pada anak didik meruapakan hal yg sungguh urgen untuk dikala ini dilakukan, sebab dgn adanya penanaman moral sejak dini yg meruapakan bentuk daripada sebuah tujuan pendidikan. Merupakan salah satu wujud keseriusan dlm pencengahan korupsi sekaligus memutus matai rantai korupsi yg sudah ada.

Sedangkan merespon perekambangan pergantian zaman yg begitu kompleks memanglah diperlukan penyelesaian yg imajenatif pada peserata didik, agar paserta didik tertanam moral dengan-cara represensif, mengupayakan pendidikan dgn cara reperentif memanglah patut untuk kita kerjakan, biar pertumbuhan anak bisa terkontrol sesuai keadaan, apalagi kini semua kekerasan mirip pendidikan yg dahulu dilakukan dianggap sesuatu yg menyimpang.

Akan tetapi tulisan ini tak mengajarkan perihal perubahan sosial yg terjadi dr pendidikan kekerasan atau pendidikan reperntif yg pantas dilakukan. Namun, lebih dr itu semua yaitu mencari landasan kenapa pendidikan korupsi memiliki bantuan konstitusional yg harus dilakukan oleh pemerintah, guru, masyarakat, ataupun lembaga pendidikan.

  1. Undang Undang No. 3 Tahun 1971 perihal Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
  2. Ketatapan MPR No. XI/MPR/1998 ihwal Penyelenggaraan Negara yg Bersih & Bebas KORUPSI;
  3. Undang Uundang No. 8 Tahun 1999 perihal Penyelenggara Negara yg Bersih & Bebas dr Korupsi, Kolusi, & Nepotisme;
  4. Undang Undang No. 31 Tahun 1999 jo. Undang Undang No. 20 Tahun 2001 ihwal Tindak Pidana Korupsi;
  5. Undang Undang No. 30 Tahun 2002 wacana Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
  6. Undang Undang No. 7 Tahun 2006 sebagai akreditasi atas Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi (United Nations Convention Against Corruption)
  7. Instruksi Presiden no. 9 tahun 2011 ihwal Rencana Aksi Pencegahan & Pemberantasan Korupsi

Dengan mengerti landasan yuridis tersebut, maka kita bisa mengerti jikalau pendidikan anti korupsi harus diberikan sejak dini & dimasukkan dlm proses pembelajaran mulia dr tingkat pendidikan teredah dulu, sebagai upaya membentuk prilaku akseptor didik yg anti korupsi. pendidikan anti korupsi yg dilakukan untuk tingkatan teredah biasanya lebih pada penanaman nilai-nilai kebaikan & pentingnya kejujuran melalui pesan dengan-cara tak langsung, salah satunya adalah mengajaknya untuk bernyanyi.

Memahami pentingnya penanaman Karakter Dan Moral Anti Korupsi Pada Anak lewat gagasan yg diajukan

Hanani Silfia (2013) memaknai pendidikan selaku proses civilization yg berlangsung dengan-cara terjadwal & gradualistik. dgn kata lain proses pendidikan tak berjalan begitu saja, tetapi terdapat penetasan sistem atau perangkat untuk mengoprasionalkan dengan-cara holistik & integral, karena pendidikan terkait dgn perubahan mental manusia.

Dari kutipan di atas sangat terperinci bahwa dlm memperbaiki mental manusia peranan pendidikan sangatlah penting, yg nantinya akan mengenalkan moral, ahlak, agama, abjad & banyak lagi jikalau diperbincangkan. Hingga pada pada dasarnya tujuan ketimbang pendidikan tersebuat yakni memperbaiki segala penyimpangan tindakan-langkah-langkah yg telah ada, hingga nantinya akan terwujud masyarakat sejehtera seutuhnya.

Salah satu penyimpangan yg kini telah marak terjadi di negara kita yaitu langkah-langkah korupsi, hingga pada intinya forum pendidikan perlu menanamkan nilai-nilai moral yg dapat menangkal korupsi. Menurut Yulita TS (2010) yg mengambil dr tabel Nucci, 2001, menyampaikan bahwa usia anak & remaja merupakan usia yg cukup kritis dlm pembentukan sikap, sehingga dapat dibilang bahwa untuk memperbaiki negara ini (mungkin butuh waktu 20 tahunan) pendidikan anti korupsi di tingkat Sekolah Dasar

Dari citra di atas terlihat adanya korelasi antara usia dgn pola penangan terhadap anak, serta imbas bagi perkembanganya. Maka sebuah langkah-langkah mengajarkan moral memakai media visual yaitu cara yg sempurna untuk mengajarkan anak, yg diusia tersebuat lebih mengetahui & mengerti pesan yg disiratkan.

Pihak-pihak yg dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan ide & uraian peran atau kontribusi masing-masing

Pemerintah

Pemerintah dlm hal ini adalah pengatur kebijakan pendidikan, yaitu selaku forum independen yg selalu menindak penyimpangan & merehabilitasi para pelaku penyimpangan, selain itu kiprah pemerintah ialah mengontrol serta mengamati fenomena pada seorang anak untuk terus mengajarkanya moral, karena sesungguhnya merakalah yg menertibkan segala kebijakan, seperti mengatur kurikulum & lain sebagainya.

Dengan menyikapi maraknya langkah-langkah korupsi. Lembaga ini dipilih karena memang pada dasarnya forum ini dibuat untuk menghilangkan korupsi yg sekarang lebih dispesifikan menjadi sebuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain itu, forum itu eksistensi forum yg independen mirip ini akan menjadikannya sedikit adanya campur tangan pihak-pihak yg berkepentingan tertentu.

Dengan demikian, forum inipun mesti menciptakan pemikiran yg solutif didalam menamkan nilai moral, salah satunya yakni mebuat proses mencar ilmu yg menggembirakan, dgn cara bikin lagu-lagu kreatif yg kini kadang-kadang tergerus dgn kemajuan jaman.

Lembaga Pendidikan

Peranan forum pendidikan didalam hal ini yaitu memilih suasana & lingkungan untuk membentuk kepribadian anak, menjadi penyokong yg aktual didalam menamkan tidakan postif sehingga nanti, proses anak dlm mencar ilmu akan lebih menyingkir dari terhadap hal-hal yg tak baik, mirip penipun, perkelahian & kekerasan.

Maka sudah sepantasnya, bila nanti, lembaga pendidikan pula akan berperan aktif didalam berpartisipasi memebngun pendidikan anti korupsi lewat LAGUSI (Lagu Anti Korupsi) selaku asupan pendidikan reperentif, mengenalakn moral.

Guru

Langkah-langkah strategis yg harus dilakukan untuk mengimplementasikan ide sehingga tujuan atau perbaikan yg diperlukan mampu tercapai. Belajar dr pengalaman negara lain untuk melaksanakan pemberantasan   korupsi ternyata tak cukup hanya dgn penegakan hukum, tetapi harus dibarengi oleh pendidikan anti korupsi. Salah satu contoh pendidikan anti korupsi yg sudah dipraktekkan oleh negara lain adalah Republik Rakyat China (RRC).

Melalui China on line, yg dimengerti bahwa seluruh siswa di jenjang pendidikan dasar diberikan mata pelajaran pendidikan anti korupsi. maksudnya ialah untuk menawarkan “vaksin” pada pelajar dr ancaman korupsi. Adapun harapan jangka panjangnya adalah generasi muda China bisa melindungi diri di tengah gempuran efek kejahatan korupsi. (Jawa Pos, 30/7/2005)

Hasil dibandingkan dengan suatu evaluasi dr perkara observasi tersebut mampu diambil kesumpulan bahwa betapa petingnya dunia pendidikan didalam membetuk karakter kepribadian seoarang anak, sehingga ahirnya mampu menjadi laporan penelitian yg berfaedah generasi penerus bagi bangsa & negara.

Kesimpulan Penelitian

Penelitan yg dituliskan ini ialah “LAGUASI (lagu anti korupsi): sebagai media penanaman karakter & moral anti korupsi pada anak”. Hal ini berkaiatan dgn pendidikan karakter dasar selaku lahan pembentuk kepribadian & benteng anti korupsi terhadap kepribadian anak, dgn cara yg referentif, menghibur akan tetapi tak menghilangi esensi arti daripada pencegahan korupsi.

Dengan demikian, hasil penelitian inidi atas sungguh penting & berguna bagi Negara ini dlm rangka memutus serta memberantas bandit korupsi semenjak dini. Sebab, selama ini kiprah ketimbang beberapa forum pendidikan dlm menangkal korupsi sudah optimal tetapi belum memperoleh cara yg tepat dlm melaksanakan pencegahan pada anak didik.

Teknik implementasi yg akan dilakukan

Adapun prosedur untuk mengimplementasikan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut;

Pertama, untuk pemerintah ialah menambah gagasan dlm pencegahan korupsi yg dapat dijadikan sebagai bahan pendapatatau contoh untuk hal pemberantasan korupsi lewat penanaman nilai moralitas dasar pada seoarang anak sejak dini, sehingga langkah seperti ini adalah membuat pendidikan pada anak lebih mengasyikan karena memiliki nuasa hiburan.

Kedua, pengajar (guru) memperlihatkan edukasi (pengajaran) yg menanamkan moralitas dgn media hiburan, karya & seni sebgai tindak lanjut daripada keputusan yg telah dikembangkan oleh pemerintah. Anggapanya anak didik lebih berkesan dlm membentengi dirinya dr tindakan korupsi, selain itu harus menjadi pengganti orang bau tanah menjadi guru pula memeliki kiprah sentral dlm penggajaran, maka mulai dr gaya, atau pendekatan seoarang guru pada anak mesti bisa pandai dlm membiana serta mengarahkanya.

Ketiga, bagi masyarakat ialah memperbesar pengetahuan terhadap cara pengoptimalkan pencegahan tindakan korupsi lewat penanaman moral terhadap anak yg didapatnya dr forum pendidikan, sehingga dgn demikian antara penduduk & anak dengan-cara tindak eksklusif memiliki hubungan batin lebih & kesemuanya berperan aktif didalam mencengah korupsi melalu cara reperensif terhadap anak.

Prediksi hasil yg akan diperoleh

Peran dunia pendidikan remaja ini bukan cuma menhasilakan anak didik yg cerdas namun tak memiliki abjad baik didalam membangun bangsa & negara, akibatdari tak mempunyai aksara yg baik ternyata akan menjadi boomerang dlm kehidupan selanjutnya, salah satunya tindakan berbohong pada orang tua, & langkah-langkah melawan, tatkala nanti usia seseoarang bertambah akil balig cukup akal, & tak mempunyai akhlak bisalah jadi akan memperbesar hancurnya negara dgn mengkorupsi duit rakyat dengan-cara berlebihan.

Dengan demikian, pemikiran ini dinilai memiliki harapan yg sungguh elok untuk menangani & memutus mata rantai korupsi di negeri ini, karena hal ini tak lagi memberantas, tetapi menangkal terjadinya korupsi. Sebab, koruptor di negeri ini seolah mirip hilang satu tumbuh seribu, karena sungguh sistematisnya, & yg paling fundamental ialah pemerintah masih dlm upaya memberantas, dimana aktivitas ini dilakukan sesudah menemukan indikator adanya korupsi. Namun, solusi yg disediakan dlm ide ini yaitu mencegah, artinya sebelum terjadi korupsi sudah diprotek terlebih dahulu. Akhirnya, gagasan ini bisa dijadikan contoh untuk menciptakan generasi penerus yg higienis & bermoral baik.

Daftar Pustaka

Goode William 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara

Budiningsih Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta

Ciciek Farha. 1999. Iktiar Mengatasi Kekerasan dlm Rumah Tangga. Jakarta : Kajian Agama & Gender.

Karsidi Ravik. 2006. Sosiologi Pendidikan. Surakarta : CakraBoks Solo

Bahri Djamarah Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Demikianlah goresan pena mengenai contoh observasi sosial yg baik & cara membuatnya. Semoga dgn adanya tulisan ini bisa memperlihatkan pengetahuan serta pengetahuan bagi pembaca sekalian yg sedang membutuhkan materi-materi “observasi sosial“, baik untuk kebutuhan peran kuliah ataupun untuk keperluan tugas sekolah. Trimakasih,

  Rusia Bilang Tidak ?