5 Peninggalan Portugis di Indonesia

Meskipun Belanda menjajah Indonesia selama ratusan tahun, namun Belanda bukan bangsa Eropa pertama yg datang & memberi pengaruh di Nusantara. Portugis yakni bangsa Eropa yg pertama kali datang ke Indonesia. Menjadikannya salah satu negara yg pernah menjajah Indonesia.

Bangsa Portugis diketahui mempunyai kemampuan maritim & armada maritim yg berpengaruh, semenjak masa ke-15 mereka sudah menjelajahi lautan untuk melaksanakan ekspedisi. Vasco da Gama yaitu pelaut Portugis yg memulai perjalanan bahari ke wilayah Asia.

Bangsa Portugis tiba ke Indonesia pada tahun 1511, dipimpin oleh Afonso De Albuquerque, mereka bersandar pertama kali di wilayah Malaka. Sama seperti tujuan VOC diresmikan di Indonesia, tujuan utama Portugis di Malaka yaitu mencari rempah-rempah.

Namun tak cuma berjualan rempah-rempah, Portugis yg pula berlayar ke wilayah Maluku hasilnya mengatur jalur rempah-rempah dgn cara menguasai Kesultanan Malaka.

Portugis berusaha untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah yg memang sangat prospektif. Pulau Banda yakni lokasi pertama yg dikuasai Portugis, pulau Banda merupakan penghasil pala & fuli.

Portugis pula memperluas kekuasaannya hingga ke Selat Sunda & membuat perjanjian koordinasi dgn Raja Sunda Sang Hyang Prabu Surawisesa untuk melindungi kerajaannya dr serangan kerajaan Islam.

Penjajahan Portugis ke beberapa wilayah di Indonesia meninggalkan jejak sejarah berupa bangunan yg pada umumnya berupa benteng. Berikut peninggalan sejarah dr masa penjajahan Portugis di Indonesia.

  • Benteng Tolukko

Benteng Tolukko ialah salah satu benteng peninggalan Portugis, dibangun pada tahun 1540 oleh Fransisco Sereo yg merupakan panglima perang Portugis. Salah satu keunikan benteng ini yakni terowongan bawah tanah yg langsung terhubung ke maritim.

Benteng Tolukko terletak di Ternate, Maluku, tepatnya di Sangaji Utara. Pada awalnya benteng ini berjulukan benteng Hollandia, kemudian diganti dgn nama Tolukko yg diambil dr nama penguasa dr Kesultanan Ternate.

  Prinsip Dan Seni Manajemen Pembangunan Pada Periode Orde Gres

Di masa Portugis, benteng ini berfungsi sebagai pertahanan Portugis & pula tempat untuk menyimpan rempah-rempah. Di sekitar tahun 1990, benteng ini telah diperbaiki, tetapi sayangnya tak banyak menyisihkan ciri khas bangunan orisinil sebab sudah rusak.

  • Benteng Oranje

Benteng Oranje adalah salah satu peninggalan Portugis yg ketika ini menjadi tujuan wisata di Kota Ternate, Maluku Utara. Benteng ini dibangun oleh bangsa Portugis, namun digunakan oleh bangsa Melayu.

Di masa penjajahan Belanda, Benteng Oranje dipugar & menjadi sentra pemerintahan tertinggi Hindia Belanda. Di masa itu pemerintahan tertinggi dipimipin oleh salah satu pemimpin VOC di Indonesia Pieter Both.

  • Benteng Kalamata

Benteng Kalamata merupakan benteng peninggalan Portugis yg saat ini menjadi destinasi wisata yg menyuguhkan keindahan pemandangan laut, benteng ini terletak di ujung pulau Ternate Selatan & menghadap pribadi ke pulau Tidore & Maitara.

Benteng Kalamata pula diketahui dgn nama Benteng Santa Lucia & Benteng Kayu Merah. Keunikan benteng dgn keunikan asrtitekturnya serta materi bangunan yg terbuat dr batu kapur, bebatuan sungai & watu karang.

Portugis mendirikan benteng Santa Lucia di tahun 1540, & ketika ini benteng ini berjulukan benteng Kalamata yg diambil dr nama salah satu Sultan Ternate.

Benteng Kalamata dulu dipakai oleh bangsa Portugis untuk menghadapi serangan Spanyol dr arah Tidore. Di tahun 1609 benteng ini diperbaiki oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Pieter Both. Di tahun 1625, benteng ini dikuasai oleh Spanyol untuk sementara waktu sampai alhasil kembali digunakan oleh Belanda.

  • Penjara Tua Kema

Selain benteng, ada pula peninggalan berupa penjara bau tanah berjulukan Penjara Tua Kema. Terletak di Kecamatan Kema, Minahasa Utara. Penjara ini terletak di tengah pemukiman penduduk.

  12 Nama Pahlawan Nasional Dari Sumatera Utara

Dahulu penjara ini digunakan bangsa Portugis untuk menghukum penduduk & serdadu yg melakukan kesalahan. Bangunan penjara Tua Kema ini memiliki bangunan yg seluruhnya berwarna putih, tergolong pula pintu & jendela.

Bentuk penjara Tua Kema ini sampai saat ini masih asli, dgn bentuk ibarat gudang yg berskala cuma 10 X 7,5 meter & memiliki atap cuma 4 meter. Letak penjara ini berada di 6 meter di atas permukaan maritim.

Penjara ini mempunyai ruangan yg terdiri dr 3 bilik yg ukurannya sedang. Masing-masing bilik, selain memiliki pintu pula mempunyai kisi-kisi besi di kepingan atapnya.

  • Gereja Tugu

Peninggalan Portugis ternyata pula dapat didapatkan di Pulau Jawa, yakni di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Ada yg beranggapan bahawa Gereja Tugu merupakan salah satu gereja tertua di Jakarta, gereja ini didirikan oleh Pendeta Melchior Leydecker.

Awal mula berdirinya gereja Tugu ini tatkala Belanda menenteng tahanan Portugis dr Malaka, kemudian para tahanan ini diberi keleluasaan untuk beribadah di Gereja Sion.

Tahanan yg berbangsa Portugis tersebut kemudian melarikan diri ke Kampung Tugu, yg di masa itu masih berupa rawa & hutan. Pembangunan gereja Tugu diawali oleh undangan Pendeta Melchior Leydecker, lalu di tahun 1678 gereja Tugu dibangun.

Di tahun 1738, dibangun gereja Tugu ke dua lantaran gereja Tugu pertama telah rusak. Peninggalan yg tersisa saat ini yaitu replika lonceng gereja & beberapa makam bangsa Portugis di sekeliling lokasi gereja Tugu.