10 Peninggalan Zaman Neolitikum

Zaman neolitikum mampu disebut selaku zaman batu muda. Hal ini disebabkan pada masa itu, umat manusia sudah mempergunakan peralatan bebatuan lebih halus. Di antara seluruh pembagian zaman pra-aksara & zaman kerikil, periode ini paling terakhir sebelum manusia memasuki zaman besi & perunggu. 

Periode ini tergolong maju, dikarenakan insan telah mulai mampu mengembangkan teknologi dlm pengolahan watu serta sistem pertanian atau peternakan. Tidak seperti masa sebelumnya dimana insan hidup nomaden, karena ketika tersebut insan telah memiliki tempat tinggalnya dengan-cara tetap.

Ciri utama dr zaman neolitikum ialah terdapatnya beberapa peninggalan
mirip perlengkapan watu dgn permukaannya cukup halus seperti perlengkapan kapak
persegi & lonjong. Selain itu, insan di periode ini sudah mahir dalam
membuat suatu hasil kerajinan bernilai seni tinggi.

Seperti pada periode bersejarah lazimnya , zaman neolitikum pula memiliki peninggalan dr peradaban manusianya. Seperti yg bisa didapatkan di situs peninggalan prasejarah di Indonesia yang lain.

10 Peninggalan Zaman Neolitikum yg Dapat Dipelajari

  • Kapak Lonjong

Disebut selaku kapak lonjong lantaran wujudnya ibarat bentuk lonjong
telur. Meskipun bentuknya demikian, tetapi pada belahan ujungnya cukup runcing
lantaran teknik pengasahaan pada saat itu. Jenis kapak lonjong terdapat dua.

Kapak lonjong ukuran kecil disebut Kleinbeil. Sedangkan, kapak lonjong besar
dinamakan Walzenbeil. Materi yg sering digunakan ketika pembuatan kapak lonjong
berupa watu kali hitam atau watu nefrit hijau bau tanah. 

Indonesia merupakan salah satu negara dgn situs peninggalan kapak lonjong terbanyak dimana mencangkup Flores, Papua, Maluku serta Sulawesi. Selain itu, beberapa negara yang lain yg memiliki situs kapak lonjong ialah Filipina, India, Tiongkok & Jepang.

  • Kapak Persegi
  Sejarah dan Latar Belakang Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis Pada Pertengahan Abad 16

Sama mirip kapak lonjong, lantaran peninggalan ini pula suatu peralatan
berbasis bahan watu. Perbedaan mencoloknya adalah peralatan ini berbentuk
persegi. Fungsi penggunannya bermacam-macam mulai untuk mengejar-ngejar , mencangkul, sampai
memahat suatu benda.

Kapak persegi pula mempunyai beragam jenis berlawanan. Kapak pundak sederhana
memiliki tangkai cenderung lebih agresif. Kapak tangga berupa mengerucut ke
atas. Kapak penarah dgn ukuran paling besar. Kapak atap berupa trapesium
serta kapak biola dgn rupa ibarat alat musik biola.

Terdapat dua kalangan masyarakat di mana berperan pada penciptaan kapak persegi. Pertama, kalangan Austronesia di mana menetap di wilayah mirip Filipina, Jepang, & sebagian wilayah Malaysia. Sedangkan, golongan Austro-Asia tersebar seperti di India & Bangladesh.

  • Perhiasan

Karena kerajinan kesenian pada abad ini sudah meningkat , maka di periode ini
telah didapatkan bermacam-macam hasil karya seni perhiasan. Bahkan, menurut hasil
temuan peneliti bahwa pertama kali manusia mengenal perhiasan pada masa
neolitikum.

Ragam bentuk perhiasaan saat itu bervariasi seperti batu akik, perhiasan
kulit kerang, serta aksesoris bebatuan indah yang lain. Salah satu situs
ditemukannya perhiasan neolitikum di Indonesia terdapat pada tempat Jawa. 

  • Punden Berundak

Punden berundak merupakan peninggalan zaman purba ditemukan baik di kurun neolitikum maupun megalitikum, mirip yg bisa ditemukan di situs megalitikum di Indonesia.

Istilah punden berasal dr Bahasa Jawa “pundèn” dgn makna “objek pemujaan”. Karenanya, punden berundak berfungsi selaku lokasi sembahyang masyarakat setempat pada roh nenek moyang.

Bentuk dr punden berundak neolitikum di abad ini cukup sederhana, karena
biasanya terdiri dr tumpukan beberapa kerikil yg dihaluskan. Peninggalannya di
Indonesia tersebar mulai dr Lebak Sibedug di Banten hingga Kuningan Jawa
Barat.

  • Baju dr Kulit Kayu
  Sejarah Perang Ambarawa Setelah Kemerdekaan

Era neolitikum merupakan salah satu yg sudah terdapat adanya cara berpakaian
insan, dimana dibuktikan dgn pakaian berbahan kulit kayu. Pada masa ini,
manusia telah mampu menciptakan baju berbahan dasar kulit kayu dengan
menggunakan alat pemukul kulit kayu.

Sulawesi Tengah merupakan salah satu situs yg terdapat peninggalan
pakaian kulit kayu, dimana tepatnya di kabupaten Donggala & Poso. Beberapa
teladan busana kulit kayu yaitu kemeja, rok Topi Nunu, celana Vevo serta kain
Kumpe.

  • Dolmen

Dolmen yaitu peninggalan era neolitikum dimana wujudnya ibarat meja
batu. Bentuknya sedemikian rupa lantaran dolmen dipakai untuk lokasi sembahyang
serta peletakkan sesajian sebagai bentuk penghormatan pada arwah leluhur.

Biasanya, sebuah permukaan dolmen mempunyai ukuran panjang 300 cm serta
lebar 100 cm. Sementara, untuk batu penyangganya tingginya sekitar 115 cm.
Penyangga permukaan terdiri dr kombinasi kerikil besar & kecil.

  • Menhir

Menhir yakni suatu kerikil berskala tinggi seperti sebuah tugu dimana
bangun sendiri. Tetapi, ada pula lokasi situs dimana terdapat sekumpulan
menhir. Menhir diresmikan agar memberikan suatu peringatan pada arwah
leluhur. 

Selain itu, tujuan dr diciptakannya menhir selaku suatu perayaan terhadap lambang kesuburan pada dikala itu, phallus. Menhir umumnya ditemukan di negara Benua Eropa seperti Inggris, Spanyol & Perancis yg merupakan hasil peninggalan manusia purba di Eropa. Tetapi, menhir pula mampu ditemukan di Indonesia contohnya di Pasemah, Sumatera Selatan.

  • Tembikar

Tembikar yakni suatu periuk dimana digunakan dlm serangkaian aktivitas
sehari-hari mirip penyimpanan hasil panen. Tembikar pada dikala tersebut juga
dipakai selaku alat memasak.

Di Indonesia, tembikar masa neolitikum umumnya didapatkan di wilayah pesisir.
Contoh wilayah di Indonesia dimana ditemukannya peninggalan tembikar yakni di
pantai selatan Jawa. Hingga sekarang, peninggalan tembikar neolitikum tersebut
cuma berupa pecahan serpihan kecil.

  • Sarkofagus
  Sejarah Pembentukan Uupa (Undang-Undang Pokok Agraria)

Sarkofagus merupakan peti mayit dgn berbentuk lingkaran. Hal ini
disebabkan pada setiap tutup peti sarkofagus terdiri dr tempat serta tutupnya
dengan sebuah tonjolan. Sarkofagus mempunyai ciri tersendiri seperti lokasinya
kerap diposisikan menghadap ke sebuah gunung.

Di Indonesia pula terdapat peninggalan sarkofagus dimana tersebar di beberapa daerah seperti di Bali, Jawa Timur (tepatnya di Kabupaten Bondowoso), Sumba & Tapanuli. 

  • Arca

Keberadaan arca telah mampu didapatkan semenjak abad neolitikum. Arca yakni
patung kerikil dimana biasanya berupa mirip rupa binatang atau manusia. Arca
menggambarkan leluhur selaku tokoh pemujaan ketika itu.

Kera, gajah, serta kerbau adalah beberapa pola dr bentuk arca dikala itu.
Disamping itu, terbentuknya arca merupakan menunjukan adanya transisi dr zaman
neolitikum pada masa perunggu.