3 Jenis Gunung Berapi Berdasarkan Hasil Erupsi

Menurut Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral,
Indonesia mempunyai 127 gunung berapi aktif. Dari jumlah itu, baru 69 gunung api
yang terpantau oleh Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi.

Gunung berapi yaitu rongga atau celah di kerak bumi kawasan
magma, gas, atau cairan yang lain menembus permukaan bumi. Aktivitas vulkanik ini
menimbulkan aneka macam bentuk & jenis letusan gunung berapi.

Gunung berapi adalah terbentuknya gunung api lantaran pergerakan magma dr litosfer ke lapisan atas atau permukaan bumi. Pergerakan magma sangat dipengaruhi dgn kedalaman serta ukuran dr dapur magma yg berada di bawah Bumi. Baca juga penyebab eutrofikasi pada sungai.

Secara biasa , dapur magma jauh atau jauh dr permukaan
mempunyai ledakan yg lebih besar lengan berkuasa dibandingkan dengan dapur magma dangkal. Ada dua bentuk
pergerakan magma yg berhubungan dgn acara vulkanik: magma intrusif dan
erupsi.

Instrusi & Ekstrusi Magma

Intrusi magma yakni penetrasi atau ekstrusi magma ke dalam
lapisan litosfer, tetapi tak ke permukaan bumi. Batuan intrusi magmatik
dibagi menjadi lima kalangan.

  • Batholith atau dapur magma.
  • Intrusi datar (threshold or plate overlap):
    Magma yg menembus dengan-cara horizontal & sejajar dgn lapisan batuan
    diantara dua lapisan batuan.
  • Lakolit: Magma yg menembus lapisan atas bumi
    dan terlihat seperti lensa cembung.
  • Ganh (korok) adalah batuan hasil infiltrasi
    magma yg menyusup & membeku pada tepi lipatan (korok).
  • Diatrema: Sebuah lubang silinder memanjang
    (tabung) antara dapur magma & kawah.

Ekstrusi ialah proses keluarnya magma dr dlm ke atas
permukaan bumi. Hasil ekstrusi magma:

  • Lava: Magma yg naik ke permukaan & mengalir ke permukaan.
  • Lahar: Lava ialah adonan air & zat-zat di permukaan bumi yg berupa pasir, kerikil, debu, dll hingga membentuk tanah liat.
  • Eflata & piroklastik: Padatan berupa bom, kerikil, kerikil, bubuk.
  • Ekhalasi atau gas: Zat berupa karbon dioksida seperti fumarol (sumber uap air & ramen), sulfat (sumber gas asam sulfat), mofat (karbon dioksida).
  Karakteristik hutan : 1) Pepohonannya besar dan tinggi.

Letusan gunung berapi eksplosif ialah letusan skala besar atau letusan dgn tekanan sangat tinggi yg menyebabkan letusan. Hal ini karena kandungan gas magma di dasar gunung sungguh tinggi sehingga lazimnya hanya meletus sekali. Baca juga manfaat mempelajari ilmu geografi.

Letusan impulsif yaitu letusan tekanan kecil, tetapi cuma
dalam bentuk lelehan yg muncul dengan-cara bertahap. Letusan ini terjadi lantaran
magma di dalamnya bersifat basa & mengandung sedikit gas. Dengan kata lain,
letusan jenis ini tak menjadikan letusan yg besar tetapi sering terjadi.

Ada tiga daerah keluarnya magma.

  • Letusan linier: Magma keluar lewat retakan dan
    celah yg memanjang membentuk rantai gunung berapi.
  • Letusan berupa sabuk: Letusan di mana ruang
    magma mendekati permukaan bumi & kemudian membakar untuk melelehkan lapisan
    batuan di atasnya, membentuk kawah besar di permukaan bumi.
  • Letusan pusat: Letusan gunung berapi terjadi
    lewat lubang yg membentuk gunung berapi lain.

Kedua jenis letusan ini mengakibatkan gunung berapi muncul di Bumi dlm banyak sekali cara.

Bentuk gunung berapi dapat dibagi menjadi tiga jenis menurut sifat letusan & material yg meletus. Baca pula Perbedaan gunung berapi dgn gunung biasa

  • Stratovolcano atau Kerucut

Gunung api kerucut terbentuk karena material dr letusan
gunung berapi merupakan gabungan dr letusan gunung berapi & akibat dari
letusan gunung berapi eksplosif. Seiring waktu, letusan yg karam dan
tumpukan magma bergantian dr lelehan meningkat.

Inilah sebabnya kenapa dinding kawah gunung jenis ini mengandung batuan beku kerucut berlapis. Contoh gunung tersebut antara lain Gunung Kerinci, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Banglango, & Gunung Semeru. Baca pula jenis gunung berapi menurut bentuknya.

  • Gunung Berapi Maar
  Pada volume udara 1 m³ bersuhu 26°C menampung uap air 26 gr uap air

Kawah gunung berapi Maar pada waktu puncak. Kata Maar memiliki arti
suatu danau tektonik curam. Gunung berapi ini terbentuk dr letusan gunung
berapi yg meninggalkan kawah yg cukup besar.

Saat gunung api maar meletus ada banyak material yg keluar
serempak dgn letusan tersebut seperti material padat atau disebut eflata. Contoh
gunung berapi maar yakni yakni Gunung Gamalama, Gunung Lamongan, Gunung
Dieng, dll

  • Gunung Perisai Vulkanik

Gunung perisai vulkanik mempunyai bentuk dgn dasar yg lebar serta kemiringan yg sangatlah landai & tak curam. Gunung ini terbentuk balasan letusan gunung berapi, & magma yg keluar dr dapur magma menjadi cair & cepat menyebar di sekitarnya.

Bentuk gunung api jenis ini sangat langka & bahkan tak ada di Indonesia. Contoh gunung berapi perisai yaitu Mauna Loa di Hawaii & banyak gunung lain di Amerika Serikat.

Pada tanggal 15 tahun 2011, berdasarkan keputusan Menteri
Sumber Daya Mineral & Energi, tingkat acara vulkanik Indonesia akan
dibagi menjadi empat tingkatan atau level. tingkat 4

Dari rendah ke tinggi adalah Level 1 (normal), Level 2
(berhati-hati), Level 3 (berhati-hati), & Level 4 (perhatian).

Tingkat keaktifan gunung api ini tak hanya karena adanya pegunungan, tetapi pula dimanfaatkan oleh pihak berwenang & penduduk sekitar sebagai penunjuk arah jikalau terjadi kondisi darurat.

Itulah tadi beberapa info perihal jenis gunung berapi berdasarkan bentuk & material yg dikeluarkan. Saat gunung berapi meletus banyak material yg dikeluarkan mulai dr lava sampai material keras. Semoga artikel bisa memperbesar berguna. Baca pula faedah berorganisasi bagi mahasiswa.