Tak akan ada habisnya dikala membicarakan sejarah yg terjadi di Indonesia. Mulai dr masa kerajaan Hindu & Buddha, masa masuknya islam, masa penjajahan hingga masa kemerdekaan & setelahnya. Setiap masa tentunya menawarkan banyak peninggalan yg masih membekas hingga dikala ini. Baik itu berupa bangunan maupun kesenian.
Salah satu warisan itu yakni candi singosari. Apa itu candi singosari & bagaimana sejarahnya? Selengkapnya akan dibahas berikut ini.
Pengertian Candi Singosari
Candi Singosari merupakan candi yg berada di antara Gunung Arjuna & Pegunungan Tengger. Lebih tepatnya, Candi Singosari ini berada di Desa Candi Renggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Candi ini merupakan candi tertinggi pada masanya sehingga Candi ini dinamakan dgn Candi Cungkup atau Menara. Candi-candi di sekeliling Candi Singosari sudah lenyap cuma menyisihkan Candi Singosari yg masih berdiri hingga saat ini.
Ciri-Ciri Candi Singosari
Luas Candi
Sejarah candi Singosari memiliki luas sebesar 200 m X 400 m & diterdiri dr beberapa candi. Bangunan candi sendiri terletak pada tengah halaman. Bangunan candi utama ini dibuat dr batu andesit dgn alas buju kandang. Alasnya memiliki ukuran 14 m X 14 m & tinggi candi sekitar 15 m.
Ornamen
Candi ini diisi dgn aneka macam pernak-pernik tabrakan, arca & relief. Di serpihan ruang utama ada lingga & yoni. Sementara di belahan utara dulu ada rca Durga namun sekarang hilang. Di cuilan timur terdapat arca Ganesha & bagoan selatan ada arca Siwa-Guru (Resi Agastya).
Selain itu, di komplek ini pula ada arca Prajnaparamita, dewi kebijaksanaan. Namun, arca tersebut kini berada di Museum Nasional yg ada di Jakarta. Sedangkan arca-arca yang lain terdapat di Institut Tropika Kerajaan yg berada di Leiden, Belanda.
Atap Candi
Candi Singosari memiliki bentuk atap seperti piramida yg tersusun atas beberapa tingkat & pada setiap tingkatnya dihias dgn menara. Pada belahan kanan bawah memiliki ukuran 5 m.
Sedangkan untuk cuilan atas atap candi ini relah runtuh sehingga yg tersisa hanyalah tingkat pertama & sebagian tingkat kedua yg mempunyai tinggi sekitar 2,50 m. Total tinggi pada bangunan candi Singosari yg tersisa saat ini ialah sekitar 14, 10 m.
Tubuh Candi
Candi ini mempunyai tubuh dgn bentuk bujur kandang dgn segi yg berukuran 5,20 m & tingginya 4,85 m. Pada potongan badan candi, tak terdapat ruangan.
Bagian ini dibiarkan kosong. Bagian badan candi yg kosong ini merupakan lambang Parama Sunya yg mempunyai makna selaku konsep tertinggi dlm Agama Buddha yg tak berwujud.
Kaki Candi
Kaki candi mempunyai panjang sisi 8,8 m & tinggi 4,86 m. Pada potongan ini mempunyai keistimewaan alasannya adalah terdapat bilik & penampil pada keempat sisinya. Pada serpihan ini pula terdapat suatu akses kecil menuju teras segi utara. Hal ini membuat candi tersebut seolah menggambarkan suatu lingga
Sejarah Candi Singosari
Sesuai dgn namanya, Candi Singosari merupakan Candi peninggalan Kerajaan Singosari. Candi ini dibangun selaku bentuk penghormatan pada Raja terakhir Kerajaan Singosari yakni Raja Kertanegara.
Hal ini dibuktikan dgn adanya goresan pena dlm kitab Negarakertagama. Selain itu, didapatkan pula beberapa prasasti di pelataran candi yg merupakan Prasasti Gajah Mada.
Raja Negarakertagama sendiri wafat pada tahun 1292 karena penyerangan pasukan Raja Jayakatwang. Menurut beberapa hebat sejarah mereka menyampaikan bahwa pembangunan Candi Singosari belum selesai dibangun.
Hal ini dapat dilihat dr bangunan Candi Singosari yg belum tuntas. Kemudian, candi ini mulai mengalami renovasi dr tahun 1934 hingga tahum 1936. Kegiatan renovasi & pemugaran ini dijalankan pada masa pemerintahan Hindia.
Candi ini dinamakan dgn Candi Cella alasannya candi ini mempunyai 4 buah celah di bagian tubuhnya. Namun, penamaan-penamaan tersebut tak lagi terdengar alasannya adalah Candi ini dikenal & disebut dgn Candi Singosari. Sesuai dgn letak di mana Candi berada.
Pada tahum 1803, Candi disebutkan dlm suatu laporan kepurbakalaan oleh seorang Gubernur Pantai Timur Laut Jawa. ia adalah Nicolaus Engelhard. Ia melaporkan mengenai reruntuhan yg ada di tempat dataran tandus di Malang.
Kemudian, di tahun 1901, dilaksanakan observasi & penggalian oleh Komisi Arkeologi Belanda. Tiga puluh tahun lalu, candi ini dipugar & direnovasi.
Candi Singosari merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Singosari yg masih tersisa. Sebab, peninggalan lain dr Kerajaan yg berkuasa di Jawa Timur pada era ke 13 ini, nyaris tak ada. Hanya candi Singosari yg belum selesai dibangun serta dua buah patung raksasa yg ada di pecahan depan istana.
Selain dinamakan dgn Candi Singosari, candi ini dinamakan pula dgn candi Cungkup. Bahkan pada saat permulaan penemuannya, candi ini dinamakan dgn Candi Renggo, Candi Menara & Candi Cella.
Fungsi Candi Singosari
Banyak asumsi tentang fungsi dr Candi Singosari. Salah satu anggapannya asalah candi ini digunakan sebagai maka dr raja terakhir kerajaan Singosari yakni Kertanegara. Namun, tak terdapat bukti yg memperkuat akan hal itu. Sebab, tak didapatkan tempat menyimpan abu jenazah.
Biasanya pada zaman Hindu saat seorang raja meninggal, mereka akan dibakar & abunya dibuang ke maritim. Kemudian, akan dibuatkan bangunan untuk memuja arwahnya.
Namun, di dlm candi Singosari tak terdapat tempat tersebut. Maka, dapat diberikan kesimpulan bahwa Candi bukan difungsikan sebagai makam raja.
Menurut Soekmono, Candi Singosari mempunyai fungsi selaku pengubah air lazimmenjadi air suci. Hal ini dapat terlihat dr adanya akses air pada lantai dasar di ruangan utama.
Saluran itu umumnya akan digunakan untuk membasuh arca. Selain untuk mengganti air suci, candi ini pula mempunyai fungsi sebagai tempat pemujaan. Hal ini dilihat dr adanya arca-arca di dalamnya.
Fakta Candi Singosari
- Merupakan Peninggalan Kerajaan Singosari
Candi Singosari merupakan salah satu peninggalan yg tersisa dr Kerajaan Singosari. Kerajaan ini memiliki kisah yg cukup terkenal yakni kutukan Mpu Gandring.
Kutukan itu bermuara dr kemarahan Ken Arok alasannya Mpu Gandring yg tak kunjung menuntaskan pekerjaannya. Kemudian ia membunuh Mpu Gandring dgn keris tersebut & terjadilah kutukan itu. Isi kutukan itu ialah Ken Arok akan terbunuh dgn keris itu & hal itu benar terjadi.
Selepas membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok dibunuh oleh Anusapati yg merupakan anak Tunggul Ametung. Anusapati dibunuh oleh anak Ken Arok yg berjulukan Tohjaya. Begitupun dgn Tohjaya yg dibunuh dgn Ranggawuni.
Hingga jadinya kutukan itu berhenti & anak Ranggawuni naik tahta menjadi raja terakhir Singosari. Raja tersebut yaitu Joko Dolog atau Kertanegara.
2. Memiliki Arca Raksasa
Sebagaimana candi lainnya, di dlm Candi Singosari terdapat arca-arca. Salah satu arca yg mempesona merupakan arca raksasa dgn tinggi nyaris 4 m. Arca ini dinamakan dgn Dwarapala. Arca ini mempunyai gada di mana posisi gada menghadap ke bawah.
Posisi menghadap ke bawah ini mempunyai arti bahwa walaupun arca ini berupa raksasa tetapi hal itu tak lantas membuat arca ini angkuh. Posisi ini memperlihatkan sebetulnya arca ini masih mempunyai rasa kasih sayang kepada semua makhluk yg berkunjung & pula sebagai ucapan selamat datang.
Uniknya, posisi arca ini hanya ada di candi singosari saja. Di candi atau di peninggalan lain tak akan didapatkan posisi yg demikian
3. Candi yg Belum Selesai
Fakta berikutnya dr candi ini ialah bahu-membahu candi merupakan bangunan yg belum selesai. Hal ini mampu dilihat dr pahatan pada relief candi yg masih sederhana.
Penyebab belum selesainya pembangunan dikarenakan terjadi penyerangan dr Kerajaan Gelang-Gelang pada tahun 1292. Kejadian ini pula yg mengakibatkan kerajaan Singosari mengalami masa kehancuran.
Kesimpulan
Candi Singosari merupakan candi yg berada di Kota Malang. Candi ini yakni salah satu peninggalan sejarah dr Kerajaan Singosari yg masih bertahan. Keberadaam candi ini berawal dr laporan seorang gubernur bernama Nicholas Engelhard. ia melaporkam bahwa telah terjadi reruntuham di tempat Tandus Malang.
Kemudian, dr laporan tersebut ditindaklanjuti dgn adanya penelitian yg diadakan oleh Komisi Arkeologi Belanda. Sebagai langkah-langkah positif dr observasi ini, tiga puluh tahun lalu, candi ini direnovasi & dilakukan pemugaran.
Candi yg yang dibuat dr kerikil andesit ini, awalnya disangka selaku makam raja terakhir dr Kerajaan Singosari. Namun, alasannya tak didapatkan bukti yg memgarah ke sana, maka fikiran ini dinilai salah. Candi ini justru berfungsi selaku tempat mengubah air menjadi air suci.
Hal ini dapat dilihat dr adanya susukan air pada lantai dasar yg biasa dipakai untuk membasuh arca. Selain untuk mengubah air, candi ini pula memiliki fungsi selaku tempat ibadah & pemujaan kepada arca-arca yg ada di dalamnya.
Setelah menyimak pembahasan mengenai candi Singosari, jangan lupa untuk mengunjunginya. Dengan mengunjunginya kita dapat belajar sejarah dr sana & pastinya untuk mengingat perjalanan Kerajaan Singosari.