Sertifikat Bank Indonesia : Pengertian serta Tujuan

Pengertian Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berguna yg dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai legalisasi utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dgn metode diskonto/bunga.

SBI yaitu malu satu prosedur yg dipakai Bank Indonesia untuk menertibkan kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia mampu menyerap keunggulan duit primer yg beredar.

Tingkat suku bunga yg berjalan pada setiap penjualan SBI diputuskan oleh prosedur pasar berlandaskan tata cara lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme “BI rate” (suku bunga BI), yaitu BI memberitahukan target suku bunga SBI yg diminta BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu.

BI rate ini kemudian yg digunakan selaku teladan para pelaku pasar dlm mengikuti pelelangan.

Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia

SBI memiliki beberapa karakteristik, antara lain :

  • Jangka waktu optimal 12 bulan & beberapa waktu hanya diterbitkan untuk rentang waktu 1 bulan & 3 bulan.
  • Denominasi dr yg paling rendah Rp. 50 juta sampai dgn yg tertinggi Rp. 100 miliar.
  • Pembelian SBI oleh masyarakat sekurang-kurangnyaRp. 100 juta dgn kenaikan kelipatan Rp. 50 juta.
  • Pembelian SBI didasarkan pada jangka waktu optimal diperoleh dr rumus: 360 360 min tempo jatuh hari Jumlah x diskonto Tingkat x al No Nilai +
  • Pembeli SBI memperoleh hasil berupa tingkat diskonto yg dibayar di paras . Besarnya diskonto ialah nilai nominal dikurangi nilai tunai.
  • Pajak Penghasilan PPh atas diskonto dikenakan sebesar 15.
  Koperasi Makmur Abadi bergerak di bidang produksi kecap.

Tujuan Diterbitkannya Sertifikat Bank Indonesia

Bank Indonesia mempunyai peran untuk mempertahankan kestabilan mata duit rupiah atas barang, jasa, & nilai mata duit asing. Untuk menjaga kestabilan tersebut, BI mempunyai berhak menetapkan & menjalankan kebijakan moneter. 

Salah satu kebijakan moneter yaitu mempesona peredaran mata uang rupiah yg beredar di masyarakat. Bagaimana cara menariknya? Salah satu caranya yaitu dgn memasarkan Sertifikat Bank Indonesia. 

Penjualan ini dilaksanakan dgn tujuan agar penduduk membelinya. Dengan begitu, jumlah duit yg beredar akan berkurang. Laju inflasi pun bisa ditekan & dikendalikan sehingga nilai mata duit rupiah menjadi stabil. 

Manfaat Sertifikat Bank Indonesia

1. Manfaat bagi negara, inflasi terkendali

SBI ini merupakan alat Operasi Pasar Terbuka yg dilakukan Bank Indonesia. Tujuannya yakni untuk menyerap keunggulan duit yg beredar di masyarakat, terutama di dunia perbankan. 

2. Manfaat bagi penduduk , menerima bunga

Sementara dr sisi penduduk atau perusahaan yg membeli SBI, mereka akan menerima laba dlm bentuk bunga atau diskonto. Bunga tersebut akan dibayarkan di awal ketika berbelanja SBI. 

Kaprikornus, ketika batas waktu pencairan SBI tersebut, BI akan mengembalikan uang pokok saja. Misalnya, membeli sebesar Rp100 juta maka dikala jatuh tempo. Pembeli akan menerima duit pokok Rp100 juta, alasannya adalah bunganya sudah dibayarkan di awal. 

Dasar Hukum Sertifikat Bank Indonesia

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 ihwal Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3843) sebagaimana sudah diubah terakhir dgn Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 ihwal Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Menjadi UndangUndang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 7; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4962)

  Biaya Implisit : Pengertian-Karakteristik dan Manfaat

Jenis Sertifikat Bank Indonesia

Untuk jenisnya, SBI dibagi menjadi dua, yaitu sertifikat berguna yg umum & ada pula yg syariah. Sertifikat Bank Indonesia Syariah merupakan surat berharga yg dikeluarkan berdasarkan prinsip syariah. Mengenai jangka waktunya sama mirip yg lazim, berkisar antara 1-12 bulan.

BI menerbitkan sertifikat ini guna mewadahi perusahaan-perusahaan perbankan syariah yang ingin berbelanja instrumen SBI tapi berbasis syariah. Sebab selama ini SBI yg biasa hanya diborong perbankan umum konvensional saja.

Cara Membeli Sertifikat Bank Indonesia

Transaksi SBI dikerjakan dgn tata cara perdagangan sebagai berikut:

  1. Penjualan SBI dilaksanakan melalui lelang.
  2. Jumlah SBI yg akan dilelang diumumkan setiap hari Selasa.
  3. Lelang SBI dilakukan setiap hari Rabu & mampu dibarengi oleh seluruh bank biasa , pialang pasar uang & pialang pasar modal dgn penyelesaian transaksi hari Kamis.
  4. Dalam pelaksanaan lelang SBI, masing-masing peserta mengajukan penawaran tingkat diskonto yg paling rendah sampai dgn jumlah SBI lelang yg diumumkan tercapai.
  5. Untuk menjaga keamanan dr kehilangan atau pencurian serta menghindari pemalsuan, maka pihak pembeli SBI memperoleh Bilyet Depot Simpanan selaku bukti atas penyimpanan fisik warkat atas SBI pada BI tanpa dipungut biaya penyimpanan.

Tingkat suku bunga SBI merupakan tingkat suku bunga dlm bentuk persen yg diputuskan oleh BI sebagai pemegang otoritas moneter dlm upaya pengendalian jumlah uang beredar.

Perbedaan Sertifikat Bank Indonesia & Surat Utang Negara

Aspek  Sertifikat Bank Indonesia Surat Utang Negara
Penjual Bank Indonesia Pemerintah Indonesia
Pembeli Umum, tapi diprioritaskan untuk perusahaan perbankan Masyarakat umum
Tujuan diterbitkan Mengendalikan peredaran duit & menstabilkan nilai rupiah Suntikan dana demi pembangunan negara
Sistem penjualan Lelang lewat pialang atau bank yg ditunjuk  Lelang & penjualan eksklusif lewat pialang atau bank. 

Kesimpulan

Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharag yg dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku akreditasi utang berjangka pendek (1-3 Bulan) dgn metode bunga.

  Bank Umum : Pengertian-Sejarah dan Tujuan

Tingkat suku bunga yg berlaku pada setiap pemasaran SBI diputuskan olehmekanisme pasar menurut tata cara lelang. Sejak permulaan Juli 2005, BI menggunakan mekanisme “BI rate” (suku bunga BI), yakni BI memberitahukan target suku bunga SBI yg diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu.

BI rate ini kemudian yg dipakai selaku pola para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.