Tahbisan Paroki MRPD Pancasila, Spritualitas Politik Agama, Dan Medis

Pontianak – Paroki MRPD tempat dilangsungkan tahbisan imam yg dihadiri pastoral bertugas, & umat serta kepentingan politik para politisi. Bertemu dgn orang tak baik sebagai politikus berujung pada kedok agama kristiani dlm pelayanan dirasakan. 

Yang berujung pada aspek ekonomi – bisnis serta bisnis di sini, guna mata pencaharian di Keuskupan Agung di Jakarta pastinya bukan problem privasi lagi, namun sudah public. Kepentingan politik agama & kejahatan medis. 

Pada konsumsi pula terjadi dlm hal ini di paroki MRPD, pada setiap hindangan kuliner di pastoral, atau pengetahuan medis yg rendah. Pada tanggal 16 Februari saya hadir di paroki dlm acara tahbisan imamat tersebut.

Dan tidak heran pula tak begitu mengenakan jamuaannya untuk para tamu seruan, yg dikerjakan seorang oknum politisi bahagia pertentangan & cari masalah & golongan yang lain pendidik & medis.  

Ternyata atau politik tak jadi dilingkungan paroki lagi yakni orang Tionghoa Hakka – Jawa (pendidik) -, yg gres mengenal Tuhan, ragam budaya (orang partai demokrat) pengelola gereja paroki (Bendahara) periode ( 2023 – ). 

Spritualitas politik, Atas nama salib demikian dlm hal ini, khotbah disampaikan, dgn banyak sekali hal tersebut terkait ketidaksempurnaan sebagai insan menjadi imam tak dapat berbuat apa – apa lagi. 

Yang hendak dikenali dgn adanya kepentingan politik, bisnis, & mata pencaharian, yg berujung guna bertahan hidup di sekitar lingkungan Keuskupan Agung Pontianak tepatnya di Paroki. Sementara, setiap kejadian & peliputan serta kelakuan umat tak disampaikan dengan-cara detail.

Dengan berbagai hal terkait pendidikan & kesehatan serta berbagai hal terkait apa yg disampaikan oleh  Mgr. Agustinus Agus, Dihadiri pula pejabat pemerintahan kawasan Kab. Bengkayang (2023 – ), DPD RI, PDI Perjuangan yg berasal dr politisi lokal – birokrasi (budak Jawa) – kolonial Belanda.

  Cara Memasang Iklan KlikSaya.Com Pada Blog

Terkait dgn iman, & politik merupakan spritualitas, konsumsi & lingkungan yg kotor & higienis, guna menerima kasih karunia Tuhan sebagai orang berdosa, hal ini mampu disampaikan untuk kelompok biasa, dr aneka macam aspek masyarakat Jawa – Tionghoa – Batak – Dayak di sini.

Tidak ada kejujuran adalah sebagai bentuk penyadaran diri anda dlm setiap ilmu pengetahuan. Apalagi kekuasaan yg merugikan kalangan yang lain serta mata pencaharian & kemiskinan, pada doa syukur agenda tahunan wartawan Kompas, Ruai TV 2007, & Komsos Keuskupan Agung Pontianak serta biarawan – biarawati  – pastoral. 

Kemudian bagi umat kristiani & non kristiani yg kejam, & tak tahu aib orang – orang tersebut tatkala hadir begitu pula panitia itu, khususnya Tionghoa Hakka, Pontianak,  Indonesia, sudah terjadi pada pengenalan akan Tuhan – imam & moralitas.