Moralitas, Budaya Barat & Liberal Ilmu Pengetahuan

Jakarta, Liberal wawasan Barat sudah menerapkan metode teknologi & kebijakan yg dirancang sesuai dgn kriteria liberal, tergolong upah pekerja, & kenyamana  kantor yg diterapkan. Liberal ekonomi lebih banyak dikonsumsi oleh orang yg memiliki persepsi politik berlainan semenjak tahun 1980an Jakarta,  Indonesia.

Di tengah kemiskinan suatu Negara salah satunya Indonesia, dgn sistem pemerintahan diterapkan dgn kondisi ekonomi masyarakat lokal. Hal ini menerangkan bagaimana alat tukar memiliki nilai terhadap karakteristik penduduk serta budaya kerja, & konsumsi yg berbeda diterapkan pada golongan menegah di Jakarta.

Pada tahun itu juga, banyak sekali kalangan sistem ekonomi dapat diterima dgn pandangan politik demokrasi, & hasil pajak dr perusahaan aneh telah di menetapkan. Sistem birokrasi yg hendak mempesona pajak, & lainnya.

Tionghoa Hokkien di Jakarta, akan memahami bagaimana tata cara ekonomi melakukan pekerjaan , & hendaknya tokoh agama mengerti kemiskinan & pengangguran yg dipraktekkan hukum agama, & Negara telah menjadi terang bagaimana kebutuhan penduduk setempat peroleh.

Hal ini untuk dikenali bahwa Tionghoa – pribumi yg mempunyai kepentingan politik, untuk tetap mempertahankan akhlak & mora, serta kebutuhan konsumsi yg diterapkan diberbagai wilayah yg ada Indonesia, untuk memiliki moralitas sistem ekonomi liberal, politik, & Agama Kristiani, & mengetahui posisi ekonomi & pandangan politik mereka di hadapan masyarakat & Negara.

Begitu pula pada kalangan ekonomi liberal yg ditelah diterapkan berdasarkan  kitab suci, akan berasal dr kebaikan, & setiap hal yg mempunyai kepentingan itu untuk tahu diri & mempertahankan sikap mereka di penduduk , & sosial media tentunya  2019 – 2022.

Maka, dapat di mulai dr kalangan kaum muda & orang renta, di aneka macam keuskupan agung di Indonesia, & diberbagai wilayah tempat & paroki dengan-cara khusus dlm ruang lingkup terkecil dlm suatu penduduk hingga ketika ini.

  Konflik Dan Integrasi Dalam Kehidupan Sosial​

Sejak mula masuknya agama di pedalaman pada tahun 1890an atau sebelum Indonesia bangkit, sejak itu berbagai kepentingan ekonomi politik, & kebinasaan telah tercatat pada birokrasi pada tahun 1967. 

Hendak menjadi sebuah kesadaran pada manusia dr teknologi (universitas) dipakai, sampai transportasi, untuk mempunyai rasa & budaya malu selaku orang beragama kristiani – non kristiani pada masalah mempergunakan.