Keuskupan Agung Jakarta – Pada tahun 1980an pemerintah Pontianak, memiliki peran penting dlm tata cara pembangunan manusia berdasarkan pendidikan Tionghoa Indonesia, & dimusnahkan pada masa Orde Baru alasannya adalah pemerintahan & metode ekonomi pulih. Kegiatan pastoral yg dipersembahkan & diperoleh dr hasil tunjangan pada misa setiap minggu & harian.
Kesopanan pakaian di amati oleh kaum muda menjelaskan politik badan & seksualitas yg buruk dikalangan masyarakat menegah. Pada tahun itu juga, kepentingan ekonomi & kemiskinan di Indonesia tak berlainan jauh dgn masyarakat Tionghoa Indonesia selaku bentuk persoalan manusia & kebuasannya di tengah penduduk .
Hal ini menjelaskan bahwa kebuasaan Orang Tionghoa pada sistem ekonomi di Pontianak, & bekerja serta pendidikan dapatkan sandang, pangan yg berdampak pada manusia dengan-cara moral & ekonomi pada keperluan agama & budaya Orang Tionghoa Hokkien yg mengerti sebagai orang & Negara.
Jelas saja jangan berpura baik kepada ekonomi, & agama Kristiani & non di Indonesia, atau membuat teroris menatasnamakan agama & institusi di lingkungan gereja anda berasal. Politik seksualitas menjadi musuh bagi Filsafat Barat di Keuskupan Agung Pontianak.
Tepatnya, dlm hal ini terlibat dlm agresi, ekonomi & pertanahan dgn pemerasan dlm metode rumah tangga. Politik pada pembelajaran bahasa menerangkan bagaimana mereka hidup pada lisan kotor & tidak, dlm kehidupan sosial & agama di lingkungan Keuskupan Agung Pontianak.
Ingin berkuasa tetapi numpang hidup, & menjelaskan kriminalitas agama akan sering terjadi, Untuk tak ikut campur pada pemerintahan & sistem ekonomi berdasarkan kekerasaan agama, etnik & suku. Tidak memiliki malu ialah bagi mereka hidup berurbanisasi & bermigrasi pada tata cara politik seksualitas di gereja – gereja.
Kebuasan anda pada tata cara ekonomi terlihat pada perumahan, sandang, pangan & papan yg menjelaskan ekonomi – bisnis Tionghoa Hakka – Dayak di Kalimantan. Sedangkan Dayak dlm hal ini menjelaskan numpang hidup mereka di sekolah katolik pada masa Orde Baru.
Perusakaan pembangunan insan & kesehatan dgn kondisi depresi atau tak harus berlawanan, khususnya orang Tionghoa – Islam, Timur tak jauh dr rumah, tepatnya seorang guru di lingkungan & dosen sebagai awal.
Kehidupan masyarakat Tionghoa yg miskin pada 1990an ilmu pengetahuan & medis di rumah sakit Antonius & pekerjaan mereka selaku orang Pribumi – Dayak – Ambon bermula. Terutama yg merugikan berbagai golongan, Ordo, & Negara. Menjelaskan hal tersebut dgn kebijakan & ekonomi politik serta kepentingan konsumsi.