Pontianak – orang akan taat & patuh terhadap hukum yg mereka terapkan, terutama pada kebijakan Negara, wilayah, & Agama kristiani yg dipercayai utamanya kristiani. Pada tahun sebelum Indonesia bangkit, hukum tak mampu menepis banyak sekali pejabat korup dlm tata cara persundalan & kehidupan moral medis, ekonomi & agama di Indonesia.
Maka, dikenal dgn gundik, pemahaman tampang & bahasa garang, Pontianak di Indonesia guna melayani orang Belanda – Jepang, & Indonesia selaku orang yg menawarkan bisnis kotor tersebut. Jika pada tahun sebelum eropa Barat memperkenalkan hebat filsafat pada penduduk di Indonesia.
Orang yg berani menjamah saya atau melaksanakan kekerasan fisik- ekspresi & seksualitas itu ada anak – anak sekolah negeri di SMU 2 & Santo. Petrus – franshuid dkk (Kab. Landak) – Tionghoa Hakka – Dayak (orang) 1970an – 2002 (kriminal tak terlapor di Kepolisian) Label yg baik buat anda – Jawa non priyayi – Sihombing itu (SMU 1).
Dengan latar belakang Kedudukan orangtua sebagai pekerja bernafsu, & pendidik biasa seperti itu. Lebih tepatnya di gereja MRPD – Pancasila (ideologi) – lawan – kecerdikan, khususnya agama kristiani – filsafat Tiongkok – Barat – ketua kring – lingkungan.
Itu adalah yg mengagas masalah tersebut adalah Orang Tionghoa – Batak – Jawa, kelompok lazimyg pada sistem birokrasi & ekonomi politik hanya numpang hidup pada partai PDI Perjuangan – kejaksaan & dapil. Kalau ilmu barat menyebutnya pada musuh pada tahun 2000.
Tinggal di Pontianak, dgn metode moralitas – ekonomi politik Tionghoa Hakka – Dayak, dgn transportasi, teknologi di impor – & hukum yg diterapkan pada masa belanda & Indonesia. Bagaimana mereka memperolehnya, & mereka bukan siapa – siapa akibatnya, moralitas.
Masyarakat Tionghoa Hakka – Dayak dgn moralitas guna numpang hidup pada budaya Tionghoa – Dayak di Kalimantan, Pontianak. Tidak menyadari tata cara ekonomi – budaya sosial di tengah masyarakat, dapat menerangkan kehidupan mereka.
Pada persimpangan jalan, numpang hidup. Jika di berbagai NEGARA, dapat dikatakan bahwa mereka itu seorang kriminal. Untuk mengadai cara numpang hidup mereka di gereja – gereja, mereka persembahkan dlm hal ini.
Bagaimana kelamin (laki – laki), & wanita alat biologis – kelamin, tanpa malu Tionghoa Hakka disini. Bukan siapa – siapa, sudah menerangkan tata cara konsumsi & kehidupan moralitas sosial di tengah penduduk , & gereja Keuskupan Agung Pontianak – Kesehatan – Cornelis MH 1999 – 2008.
Kab. Landak, selaku pendidik rendah birokrasi, persundalan – (dokter) & pencetak buruh – kelas pekerja, kelas sosial, petani & budaya pada masa walikota Sutarmidji M.Hum (2002 -) Di pontianak. Hal ini dijelaskan dgn adanya penyimpangan, & kesenjangan & kehidupan di lingkungan paroki & Keuskupan Agung Pontianak, dimulai dr pendidikan & bisnis.
Institusi pendidikan, tak memasukan nama tersebut akan baiknya dinamis kemiskinan yg dijadwalkan sebab kesalahan dimasa kemudian pertentangan pada masa 1967 – 1999 Tionghoa – Madura pembunuhan, sebelum & sehabis masuk agama kristiani di Indonesia Mgr. Agustinus Agus.
Dengan dibimbing oleh orang atau tokoh agama – (saya), mengenali moralitas anak didik mereka dengan-cara rohani di pedesaan, agar ada moral & akhlak – Pontianak – (Kab. Landak), oleh Mgr. Heronimus Bumbun. OFM. Cap – Mgr. Agustinus Agus.
Pengadilan pada masa itu, tentu pada kekuasaan tahun 2008 Cornelis MH – PDI Perjuangan, sebagai Gubernur di Kalimantan Barat. Persundalan, & kehidupan moralitas mereka dengan-cara ekonomi politik, & sekolah negeri di SMU Negeri 1 Sihombing – HKBP – GKE, Pontianak.
Tanpa menyadari tata cara ekonomi bisnis mereka terima pada persundalan & kehidupan bejat mereka di masa kemudian 1999 di Jakarta – perbatasan Malaysia. Lai, selaku notaris hidup pada daerah klinik kab. Sambas – mistik, dgn pengobatan tradisional berurbanisasi pedesaan – & perkotaan selaku permulaan dr kehidupan gemerlap & kotor di pedesaan. Urbanisasi ekonomi Kab. Landak.
Jakarta – Dari kehidupan partai Golkar oleh Uskup Isakdoera – Heronimus Bumbun OFM Cap ( 1967 – ) – RI, yg merugikan aneka macam golongan, & ordo atau imam – (Islam), terutama mereka berujung pada kebertahanan & numpang hidup – urbanisasi atas nama agama kristiani – Islam terutama pada pendidikan katolik di Keuskupan Agung Pontianak serta politik & kekuasaan RI.