Manusia Hewan : Persunggihan & Kedok Tuhan (Filsuf)

Jakarta – Hidup pada masa lalu & agama Islam  di Jawa Indonesia, pastinya berperan kepada persunggihan & kekayaan dlm hal ini masyarakat yg berurbanisasi di Indonesia, dgn surat tugas kepada pekerjaan yg mereka langsungkan.

Atau bahkan tak bahagia dengan-cara kolektif persunggihan ada di setiap gereja Katolik & Islam (orang) di Indonesia, & berubah menjadi pada orang Jawa – Dayak – Melayu dgn agama Islam sebelumnya di Indonesia. 

Lihat saja kekayaan & bagaimana mereka hidup pada moralitas ekonomi & manusia binatang di Indonesia, & berkedok agama Kristiani di Indonesia, khususnya di Kalimantan. Hal ini sudah menerangkan berbagai acara. 

Bagaimana mereka mencari kekayaan, & bikin kejahatan dlm birokrasi pada tahun 1980an – 2000 di Kalimantan, terlebih di Pontianak, untuk sok baik bahkan berpura – pura kepada misi pelayanannnya di Pontianak (ordo) persunggihan. Itulah permulaan kehidupan mereka di Kalimantan.

Dengan hal ini menerangkan konflik direncanakan yaitu kebusukan, fitnah & kehidupan penduduk Jawa – Tionghoa Hakka, & Melayu utamanya ideologi Pancasila & kudus, lihat saja hasil di (notaris) – dkk & persunggihannya merupakan permulaan kehidupan sejarah mereka di Pontianak, dgn pekerjaan mereka mengatasnamakan agama di Pontianak begitu juga sekolah kok merugikan orang?.

Tidak heran jikalau tokoh agama katolik – Islam paham soal Pontianak, akan menjelaskan bagaimana kunjungan mereka dirumah – rumah & transportasi mereka gunakan, dgn berkedok agama katolik & Islam di Indonesia, dgn membuat pertentangan & bekerja pada topeng spritualitas di Pontianak, Kalimantan.

Persunggihan para gunung – gunung di Jawa 1980an menerangkan adanya kehidupan seksualitas & kejahatan kriminalitas, cabul & lainnya atau anak st. petrus (laki-laki – perempuan) siapa orangtua mu ? berarti pendidikan disini anda masih rendah ? “berani banget lu nyentuh saya”, kolektif menyerang. HAHAHA, coba diperhatikan siapa mengajar ?. 

Dinamis dasar persunggihan Jawa – Tionghoa Hakka (lai) Dayak daerah hilir – hulu  miskin, malas bekerja tetapi numpang hidup & sekolah disitu hasil dr penyingkiran terhadap insan & merugikan orang lain & agama (orang) terlebih dagangan (ngotot) anda Islam – Tionghoa orang jail mirip itu. 

Lihat orang Anak Kab. Landak, tak mempunyai budpekerti & hidup pada persunggihan untuk kekayaan, mereka pun beramai – ramai kegereja Kristen tepatnya di MRPD (ideologi), & kadang keluarga kudus, tokoh agama pula bisa jahat sepertinya (filsuf) mengatasnama agama ialah oknum binatang atau binatang yg tinggal di Pontianak berawal.

Itulah anak disini, dgn moralitas & binatang kehidupan mereka di daerah hutan yg menerangkan adanya persunggihan – (medis) & tempat mereka yg berasal dr kemiskinan yg dijadwalkan atau kejahatan yg dibuat di sini karena miskin & Negara di Indonesia, & di hutan pada tahun 1990an urbansiasi di Indonesia para sultan 1920an disini.

Oh tak hanya itu saja, mereka pastinya melalukan kekerasan bahkan ditempat rumah ibadah, tepatnya di Katedral bahkan memaki itu sudah lazimmendengarnya, & berkedok ilmu wawasan ada pula tuh, terkejut biasanya berurbansiasi 2008 alasannya miskin ditempat asalnya di tanah Jawa & pedesaan Kalimantan, tentunya tata cara kerja dilaksanakan dengan-cara kolektif atau beramai – ramai.

Perubahan, bila anda tak bahagia, tutup saja dagangan anda, & yang lain tergolong kendaraan & teknologi yg dipakai gampangkan? & ingat jangan melakukan pekerjaan disitu balik saja ke kampung jangan ke kota. begitu juga dgn bank yg anda buat atasnama Tuhan atau binatang itu.

Menyerang orang dgn berbagai program pemerintah, mirip kemiskinan (subsidi), & tak pendidikan, serta agama katolik di Indonesia, tak layaknya mereka hidup sebagai hamba kolektif, & selaku permulaan balas dendam mereka kepada persunggihan (kelas sosial)  mereka di tanah Kalimantan – Melayu.

  Benda-benda berikut memiliki massa dan jari-jari yang sama r.

Bagaimana mesti makan, dgn pikiran jahat, pembunuhan, & sumpah imitasi  namun makan dgn yg tak dibasuh, tak menajiskan orang. Itu yakni orang dlm persunggihan, & planning kejahatan dlm asimilasi budaya & agama, biasa jikalau untuk berkunjung dirumah amat tak baik bagi saya.