Pontianak – budaya setempat, Akan terlihat dgn kriminalisasi penduduk budbahasa yg hidup dgn tolok ukur wawasan yg mereka buat kepada budaya malu mereka sebagai orang Tionghoa Hakka & pribumi. Rasa malu adalah dgn kelas sosial yg dicapai, ekonomi di punyai, serta wawasan yg mereka terima di kebudayaan setempat sebagai orang Tionghoa Hakka – Pribumi disini, dimasa lalu.
Kalau dikenali mirip wilayah di Pontianak, contohnya mereka tak menyadari darimana metode ekonomi mereka terima, & peroleh atau bahkan sebagai kriminalitas terhadap kekerasan agama mirip di keluarga kudus paroki, & MRPD Pancasila, & dgn kelas sosial mereka sebelumnya.
Hal ini menerangkan bahwa mereka guna bertahan hidup di Pontianak dgn kericuhan massal, & ekonomi yg diperoleh, utamanya pada pembangunan insan, pendidikan & kesehatan terlebih yg ingin menjajal – coba dgn adanya kriminalisasi, disekolah, atau menyetuh aku pada seksualitas, itu terjadi pada masa usia mereka di masa lalu.
Budaya mirip ini mampu dijumpai di Pontianak, utamanya mahasiswa rendahan di UNTAN dgn bobot mereka study, dapat diketahui dgn baik kriminal mereka, & orangtua, itu sudah terjadi begitu pula duduk perkara masalah dinamika para imam atau yg mendukung duduk perkara tersebut, tanpa mereka ketahui bagaimana numpang hidup, bertahan hidup, pada misi gereja di Pontianak awalnya 1930an.
Hal ini, menerangkan acuan bahwa sebelumnya mereka beragama Islam – Budha – Nasrani & Kristen di Indonesia, berpindah agama Islam menurut keperluan pangan, sandang & papan yg ketika ini mereka dapatkan begitu juga dgn pendidikan mereka (Lai), caranya sederhana, sebagai frame atau kerangka riwayat hidup mereka di misi Kristen Pontianak, yg begitu menyedihkan.
Pada kelompok itu, tak memiliki malu menggunakan kasih & kehidupan sosial budaya mereka sebagai kriminalitas ekonomi menjadi cap bagi mereka menyadangnnya, atau anak santo petrus & SMU 1 & 2 yg ingin mencoba – coba, dgn kelas sosial rendahan & pekerjaan mereka di masyarakat Jelaskan.
Itu menjadi permulaan dr kriminalitas orang bau tanah, paroki & imam yg bertugas disitu, begitu pula para guru sekolah SD, & Sekolah Menengah Pertama di Pontianak. Dengan pertentangan etnik & agama 1967 – 1999 kerusuhan Dayak – Madura, di Pontianak tatkala itu, terperinci sekali, siapa mereka disini? pula melibatkan Tionghoa Hakka – Dayak – Jawa (orang).
Bagaimana mereka hidup, disebut dgn kriminal pada medis MRPD Pancasila – Keluarga Kudus (pedesaan), sehabis bau tanah baru menyadari ekonomi seksualitas & urbanisasi, & utang mereka selama hidup, sudah baik atau tak 2000 – 2008, sampai bersembunyi dibalik rumah militer 003 untuk menciptakan pertentangan terjadi, pada sistem itu menjadi pengadilan yg adil menurut aturan Tuhan di pedesaan hilir.