Apa yg dibentuk paling simpati, & ilmu kesehatan. Orang Batak, pelajari kesehatan dlm wawasan untuk hidup ditengah masyarakat, & dgn banyak sekali dilema budaya mereka dikala ini, bagaimana sistem ekonomi politik diterapkan mampu digambarkan dgn baik keberadaan mereka ketika ini.
Yang paling baik dlm mengetahui konflik yg mereka buat, hingga ingin berkompetisi, namun masih sulit untuk dicapai. Apa yg digunakan dlm hal ini, pada tata cara ekonomi politik pada faktor kesehatan, yaitu dgn seksualitas, Sihombing (Silaban), sepuh menurut budaya Batak.
Bagaimana mereka ingin mendekati perempuan contohnya, terus ingin memegangnya, namun tak menyadari akan politik seksualitas pada tubuh mereka, & kelas sosial yg mereka capai. Itu yaitu planning belum dewasa MRPD Pancasila, tepatnya guna membuat pertentangan, bagaimana drama & sinetron seksualitas, hasil dr pekerjaan orang tuanya, dgn mengkondisikan ekonomi politik, & ingin berkompetisi.
Dengan di kondisikan pada aspek agama & filsafat. Nama-nama itu bisa disebutkan satu persatu dgn apa yg mereka lakukan, & pembullyan apa yg mereka perbuat dlm hal ini, menawan berteman & interaksi.
Konsep Ke Tuhanan menjadi pengujian kepada aturan yg mesti mereka terima setidaknya, tetapi dgn dasar agama yg mereka terapkan, sangat nyata pada kehidupan mereka, hingga berubah agama pula demikian, & bersembunyi pada faktor rumah penduduk, & keberadaan rumah yg mereka tempati, takjub & hebat Indonesia.
Pergaulan anak sekarang tentunya tak mencerminkan nilai agama yg sesuai dgn pembangunan manusia saat ini. Tepatnya, bagaimana mereka hidup & hukum menjadikan mereka desain yg baik dlm setiap duduk perkara hidup mereka dikala ini.
Pola itu terlihat dimengerti dikarenakan kepentingan ekonomi, seksualitas & ingin bersaing namun disadar dgn budaya & agama yg mereka terapkan. Berbagai kemungkinan yg dimengerti pada faktor itu, demikian bagaimana orangtua pula hal yg sama seperti anak-anaknya, pada metode keluarga (kelas menegah).
Tanpa disadari hal itu menjadi kepingan dr aspek kehidupan mereka dikala ini berada. Nama-nama itu yg membuat mereka bertahan pada aspek kesehatan, terperinci bagaimana mereka tak mestinya diketahui pada nurani mereka terima saat ini. Apakah mereka baik, & tidaknya itu. Lagi hal ini menjadi otak dr dongeng seksualitas yg di buat oleh Arizona (kader PDI Perjuangan, Pontianak, Kalimantan Barat).
Konflik seksualitas yg tanpa disadari tetapi hilang budaya aib mereka kepada individu, & kalangan dgn demikian bagaimana mereka hidup tampak dgn kebudayaan & agama yg meyimpang pada rancangan yg tak sesuai dgn kehidupan beragama.
Ini menjadi catatan pada pendidikan & pembangunan di Kota Pontianak, hendaknya menjadi baik kalau orang tersebut menunjukkan efek pendidikan yg lebih baik kembali pada Negara, khususnya budaya yg harus dipahami dgn sebuah kesadaran yg hakiki, & berkehidupan yg dimulai dr orang bau tanah mereka.
Strategi kemudian dilangsungkan, dgn budaya meminang misalnya, untuk menerima pekerjaan yg baik, sandang, pangan & papan, serta ekonomi politik (mengeluh dgn upah), guna menerima simpati.
Hal ini diterima di penduduk , mempunyai kelas sosial, tampak dapat digambarkan dgn apik suatu kondisi seksualitas, yg terlihat tidak ingin sukar tetapi ingin enak hidupnya, Protestan – Islam – Nasrani (pendidikan). begitu kejahatan kesehatan misalnya, Silaban (Menurut Adat, sepuh, katanya), Pontianak, Kalimantan Barat.