Busana Masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda – 10/10

Pada 1930-an, laki-laki mengenakan busana gaya Barat di depan biasa sudah diperkenalkan. Banyak wanita, terutama orang dewasa muda yg telah mengenyam pendidikan Belanda, pula lebih suka tampil dgn busana ala Barat di depan biasa .

Salah satu, kostum Kebaya, yg lazimnya disukai oleh perempuan yg sudah menikah atau lebih tua, menjadi makin domestik & tampakpada situasi sosial yg dihadiri oleh orang-orang dr latar belakang budaya yg sama.

Chinese family in various styles of clothing, Kuala Simpang, 1936 (KITLV 90803)


Di sisi lain, busana Shanghai dianggap progresif, bergaya, & “patut”. Versi dlm kain mewah dikenakan di acara formal & gala, khususnya di program sosial yg didatangi oleh orang-orang dr latar belakang budaya yg berlainan.

Pakaian memungkinkan seseorang untuk mengubah “kulit & wajahnya”. Seseorang dapat menentukan dr gaya yg berlawanan tergantung pada keadaan & potensi untuk mengomunikasikan identitas, pangkat, & statusnya.

Adalah biasa bagi anggota keluarga yg sama untuk berpakaian dgn gaya yg berlainan, yg merefleksikan perbedaan norma sosial, keyakinan politik, & afiliasi budaya. Definisi menjadi orang Cina di luar Cina sudah menjadi bertemaunik & eksklusif.

  Contoh Sikap Simpati Masyarakat Yang Dapat Dikembangkan Terhadap ParaPelaku Penyimpangan Sosial Adalah