Kajian tentang kemanusiaan dlm berbagai kebudayaan nusantara akan membuat pemahaman kepada prinsip kemanusiaan dlm sila kedua akan komprehensif & mendalam. Tulisan ini hendak mengungkapkan pemikiran tentang kemanusiaan dlm budaya Batak Toba. Orang Toba mempunyai prinsip kemanusiaan yang bersumber dr pemahaman ihwal insan yg bermartabat rajawi.
Pembangunan perada–ban masyarakat yg lebih bermartabat (Latif, 2011, hal. 257). Kearifan–kearifan ini pula dapat menjadi usulan bagi daerah–daerah lain bahkan penduduk global dalamk perihal nilai–nilai kemanusiaan untuk menangani berbagai konflik sosial serta membuatkan kebijakan pembangunan yg bermartabat (Latif, 2011, hal. 258), sudah ditetapkan sebagai sila kedua Pancasila. Kemanusiaan pada awalnya menggunakan istilah internasionalisme.
Dengan banyak sekali duduk perkara ekonom politik yg terjadi, maka nilai itu tak lagi dipakai dgn baik, sebut saja banyak sekali budaya batak yg diagungkan, dgn aneka macam fakta mengenai nilai agama yg menjadi pelanggaran selama di Kalimantan Barat, Batak Silaban, ( Protestan).
Berbagai paham agama yg dibentuk berdasarkan system ekonomi yg diakses pada system pendidikan & kesehatan ketika ini menjadi persepsi umum kepada moral & nilai-nilai mereka. Berbagai model pembangunan, yg layaknya dikenali dgn prilaku masyarakat Batak, & berbudaya Jawa (orang) yg kerabkali salah artikan dgn aspek budaya Jawa yg dipahami mengenai ganjalan dlm suatu penghasilan yg didapat.
Jika diketahui bahwa apa yg menjadi temuan terhadap pemahaman sosial ekonomi, pada berbagai budaya & agama maka mengenai ekonomi utamanya problem dapur di penduduk , terkadang berbagai hasil asimilasi dgn uang untuk belanja contohnya hendak dipahami dgn aneka macam kebutuhan yg dihasilkan masyarakat dgn demikian banyak sekali faktor kebutuhan dasar acap kali terjadi pada masyarakat kelompok biasa.
Tidak dapat di konfontasi mengenai hal ini, tatkala politik identitas berkembang menjadi pandangan terhadap politik seksualitas yg dipraktekkan di Kalimantan Barat, acap kali hal ini menjadi perbedaan kepada banyak sekali model pembangunan yg diperlukan saat ini. Dengan aneka macam tenaga kesehatan yg melibatkan aneka macam aspek keagamaan yg menjadi penting untuk dicatat mengenai prilaku & karakteristik mereka dikala ini.
Sebelum hal ini terjadi, ternyatam politik seksualitas tak hanya dipakai dlm aspek asimilasi budaya, namun pula dlm pendidikan hal ini mampu diketahui pada pergeseran kebijakan, & pemerintahan daerah, Jabatan publik, Presiden, Gubernur, Bupati & Walikota dlm hal ini mempunyai tugas dlm hal ini.
Sementara, yg menggunakan politik seksualitas dgn mempergunakan keadaan lingkungan, kondisi politik untuk bisa hidup dgn berbagai program yg direncanakan pada Negara Indonesia.
Kecurangan pun muncul diberbagai lingkungan ketika ini, kini dgn aneka macam faktor pangan yg ditemui dgn konsumsi di penduduk , hendaknya dipahami bahwa eksistensi mereka untuk mengakses banyak sekali paham fatwa agama, dgn menerima imbalan maka mampu berganti keyakinan kepada agama asalnya (Batak Silaban, Marpaung, Siregar & Jawa, Tionghoa (Orang).
Dengan pengertian pengenai ajaran ideology dlm sebuah Negara, & Agama, maka mampu dicermati apakah mereka dlm memahami peluangsocial budaya di masyarakat, dgn pandangan negative kepada mereka dgn apa yg dibentuk menurut persepsi agama, yg acap kali menjadi dasar dr dilema mereka. Mensyukuri apa yg dihasilkan, dlm sebuah pemikiran yg di ketahui berasal dr pengajaran sebuah agama.