Pada awalnya posisi wanita memiliki proses terhadap usaha panjang yg mampu mempunyai pengaruh pada perubahan sosial di masyarakat, termasuk konter hegemoni & konter discourse terhadap ideology Gender yg mengakar pada kepercayaan baik kaum perempuan maupun kaum wanita.
Usaha (empowerment) & perubahan struktur gender inilah yg diketahui dgn pendekatan gender and development (GAD) Julia mosse (1994) dgn analisisnya perihal perbedaan persepsi antara women in development (GAD) yg berdasar pada analisis gender. Uraiannya merupakan saksi atas pergeseran paradigm dr proyek wanita menuju pada paradigma gender and development.
Kaum wanita tak cuma pada paradigm gender and development. Meskipun akan paham betul perihal dilema gender tentang pederitaan yg mempunyai dilema terhadap dilema kelas yg dibuat di masyarakat, teladan yg menjadi duduk perkara tatkala penting melihat persoalan hutan misalnya untuk bagaimana mempertahankan Kalimantan tetap memiliki pengaruh pada nafas kehidupan insan & berbagai Negara.
Berbagai masalah pada masa kolonialisme & tetap berlanjut pada zaman paska kolonialisme yakni pada zaman pembangunan, yg merujuk pada pembangunan yg mempunyai pengaruh dgn perbedaan terhadap lelaki & perempuan, sehingga analisis gender menjadi sangat penting bagi kaum perempuan, & bagi insan.
Ketika lewat proses perdebatan panjang antar penganut paham pembangunan, yakni women specific versus intergrated & kritik atas proyek peningkatan tugas wanita pada pemerintahan Nasional, kemajuan taktik kaum feminis, utamanya sehabis pertemuan Dunia di Beijing tahun 1994, sudah memasuki yg paling krusial dr usaha panjang untuk membuat perubahan sosial & transformasi sosial kearah dunia yg berkeadilan gender.
Upaya ini tentunya guna mencapai target yg terpenting dr segi kebijakan yakni dimanfaatkan perspektif gender dlm kebijakan pembangunan & kebijakan publik Negara.
Pada praktiknya masalah gender ketika ini, terlebih dgn praktik keseharian masyarakat untuk melindungi berbagai kegiatan buatan yg dilangsungkan hendaknya menjadi penting kepada faktor budaya sosial di masyarakat, pastinya merujuk pada dilema kebijakan yg harus diposisikan pada masyarakat luas.
Pada masa ini, perubahan aneka macam kebijakan di penduduk dgn melibatkan kaum wanita untuk bisa setara dgn kaum laki-laki diberbagai bidang, termasuk dgn faktor sosial politik di masyarakat, yg berperan dgn paham ideology yg disampaikan dengan-cara terbuka. Pemahaman yg penting terhadap masalah yg memang ialah tentang tata cara & struktur yg tak adil.
Temuan, yg mampu dikenali tatkala memahami peran gender yg ditempatkan cuma di urusan domestic, dgn perjuangan kelas penduduk yg berada pada dehumanisasi tata cara keadilan gender, sedangkan dlm hal ini menjadi dehumanisasi karena melanggengkan penindasan gender.