Pendekatan pertentangan dapat dilihat sebab penyebab masalah sosial yg bersumber pada pengendalian sosial yg tak sah & eksploitasi. Perbedaannya dgn pedekatan struktural fungsional mampu ditemukan disini.
Sudah disampaikan bahwa duduk perkara terdahulu yg memang dikarenakan masalah sosial alasannya adalah ketidakmampuan mengerjakan fungsi sosialnya. Ketidakmampuan melaksanakan fungsi sosialnya. Sehingga dlm hal ini, menyebab adanya konflik karena ada suatu kepentingan dlm setiap hal ditingkat masyarakat.
Wright Mills menggunakan terminology personal trouble dan public issue untuk masing-masing disfungsi. Hal ini, sudah diuraikan tadi karena dlm hal ini kasus sosial terutama yaitu yg disebut public issue.
Dari suatu persepsi seperti yg diketahui bahwa dgn adanya penganguran , tempat kumuh, korupsi, ditafsirkan selaku akibat adanya ketidakfungsian salah satu bagian atau beberapa unsur dlm metode masyarakat, & bukan karena distorsi masyarakat sebagai suatu tata cara itu.
Hal ini membedakan pandangakn konflik, alasannya adalah pandangan konflik melihat tanda-tanda yg disebut tadi selaku akibat adanya, pengendalian terselumbung, yg menghipnotis penduduk & bahkan mampu mengubah arah kehidupan seluruh penduduk .
Pengaruh terselubung yg dikendalikan sejumlah kepentingan di masyarakat, maka pertentangan sosial berjalan dgn masing-masing persoalannya. Pandangan ini, akan berakibat pada pembangunan yg mempunyai efek pada pemilikan lazim.
Misalnya, dlm hal ini kepemilikan tanah untuk kebutuhan pasar swalayan & lapangan golf. Maka, dgn demikian aneka macam hal terkait dgn menanamkan masalah pertentangan dlm struktur masyarakat, sehingga bukan cuma disfungsi sosial.
Tata pemerintahan, yg dikenali dgn faktor budaya penduduk akan saling mensugesti dgn kondisi yg menyebabkan penduduk untuk berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk menanggulangi hal ini, maka perlu perombakan dengan-cara mendasar terhadap seluruh penduduk .