Berbagai aliran Barat telah menciptakan dgn aneka macam duduk perkara pertentangan sosial, yg dlm hal ini dgn aneka macam problem terkait dgn metode sosial budaya penduduk yg berperan dlm dinamika masyarakat, hal ini dapat disertakan dlm dinamika kebudayaan penduduk yg berlawanan.
Ada suatu pandangan perihal konteks pertentangan sosial pada penduduk kita, bahwa dgn topik-topik yg amat sensitive, mirip SARA merupakan isu-berita yg perlu dikesampingkan alasannya adalah dgn berbagai penyebab pertentangan sosial, padahal dlm hal ini akan ada berbagai fatwa berdasarkan Herbemas, dapat ditemukan bahwa obrolan yg jujur & terbuka, sebentulnya lebih memiliki potensi untuk membangun integrasi sosial.
Masalah tentang proses komunikasi di penduduk Indonesia, yg beragam ialah adanya golongan yg ingin menunjukkan banyak sekali duduk perkara terkait dgn superioritas ditengah ruang publik. Dalam hal ini, dgn berbagai dilema terkait dgn tata cara yg monolog atau bahkan untuk menjadi penyebaran bentuk kekerasaan yg irasional.
Manfaat ruang public dlm hal ini pastinya mengantarkan pesan yg negative dlm menggiring opini public. Biasanya, dlm hal ini lebih riskan pada pesta Demokrasi berjalan. Apalagi dlm hal ini, disokong oleh media umum & industri budaya yg memperkuat pada segregasi sosial.
Maka, dr itu dgn banyak sekali masalah terkait dgn metode budaya yg dapat dipahami dgn kebijakan yg menciptakan dgn berbagai kehidupan sosial yg dapat dibedakan dgn banyak sekali hal berikut yakni sikap sentrifugal yg etis, yaitu untuk mementingkan kalangan lain, & perilaku sentripetal yg politis dgn mementingkan golongan sendiri.
Akan terjadi kesalahpahaman dlm hal ini, terutama persepsi mengenai banyak sekali duduk perkara sosial di masyarakat. Hal ini, tentunya tatkala membaca atribut kelompok lain. Ketika, suatu golongan bergerak pada jadwal sendiri, & kalangan lain akan direduksi menjadi objek.
Itulah yg lalu dikenal dgn sebuah situasi sosial ang diwarnai dgn irasionalitas & manipulasi. Berbagai hal terkait dgn ruang public yaitu ruang yg berdialog dgn jujur & terbuka. Dalam hal ini, dgn banyak sekali persoalan terkait dgn metode rasionalitas atau pemahaman bareng (mutual understanding) hal ini bisa dibangun, bila berkeinginan untuk saling berguru.
Berbagai duduk perkara terkait hal ini dapat dipahami dgn aneka macam persoalan dialog yg dibangun serta aneka macam hal terkait dgn “pesan yg tak etis”, hal ini akan muncul dgn berbagai pemahaman bahwa diskursus yg dapat menciptakan wawasan & pemahaman yg baik.
Proses dialog berjalan, maka akan muncul dgn berbagai hal terkait dgn pengalaman, latar belakang tradisi, & pedoman yg selamanya dapat ditimbulkan dlm perilaku etis, jujur & terbuka karena dlm hal ini orang akan tak merasa takut untuk membagikan perbedaan, condong menghindari penolakkan.