Catatan Perombakan Kurikulum Mengenai Pendidikan Indonesia

Kurikulum sekolah menurutnya tidak perlu diorganisir dlm mata pelajaran seperti sekarang. Ace mengatakan perlu kemasan baru kurikulum dalam bentuk program-program pendidikan. 
Program itu dibagi empat. Pertama acara pendidikan literasi agar siswa berkemampuan belajar sepanjang hayat (lifelong learning skills). “Karena itu ialah tema sentral industri 4.0, setiap orang dituntut memilikinya.”
Program berkomposisi sekitar 25 persen dari kurilukum sekolah itu harus memuat kemampuan membaca supaya siswa mengetahui isi bacaan dgn cepat & tepat.’ Kemudian kesanggupan menulis untuk mengungkapkan gagasan & pendapat dengan-cara jelas, tegas, & santun.
Lalu kemampuan menyimakserta mampu menuturkan secara ekspresi gagasan & usulan yang mudah difahami dengan-cara santun. “Satu lagi ialah matematika dasar, yaitu mengetahui nalar angka, ruang & bidang atau yang disebut numerasi.”
Program kedua yakni pengetahuan dasar (basic learning contentyang kini dipelajari di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengan Atas. “Nantinya  pendidikan wawasan dasar perlu disampaikan dengan-cara tematik,” kata Ace. Tujuannya untuk mengenalkan dan menganalisis tema atau info sosial di lingkungan sekitarnya. Porsi bab program  kurikulum ini cukup 25 persen.
Program kurikulum ketiga yg berporsi 40 persen yaitu kecakapan terpakai (applied skillsatau sebelumnya disebut kecakapan hidup (life skills). Materinya berbasis kebutuhan tempat sehingga perlu dirancang kurikulumnya oleh pemerintah kawasan. Sekolah pula perlu memfasilitasi minat siswa mirip membuka usaha, olahraga, seni, teknologi informatika, & menunya harus disiapkan.
Kemudian acara kurikulum berporsi 10 persen untuk pendidikan perekat NKRI, misalnya pendidikan huruf bangsa, agama, PPKN, sejarah nasional, Bahasa Indonesia. 
Ace yakin Menteri Pendidikan & Kebudayaan Nadiem Makarim bisa mengubah kurikulum seperti itu. “Karena ia punya wewenang, kekuasaan & pengalaman di bidang digital,” kata dia. Adapun aspek teknologi digital menurutnya yaitu alat bukan isi dari kurikulum. Teknologi itu mampu diaplikasikan untuk pembelajaran semua isi acara kurikulum. 

Di Kutip : https://tekno.tempo.co/read/1269186/4-anjuran-pakar-upi-terhadap-nadiem-dalam-membongkar-kurikulum