Pertanda-mengambarkan yg sama. Persis terjadi di masa kemudian. Di lima kali resesi ekonomi dunia. Selalu menunjukan itulah yg tiba. Sejak resesi tatkala saya gres lahir di tahun 1950-an. Sampai resesi terakhir tahun 2008. Lima kali resesi selalu mirip itu indikasinya.
Beginilah awalnya: Tidak semua pemilik uang mau menabung. Atau deposito.
Atau bikin usaha.
Atau berbelanja saham.
Tabungan & deposito dianggap rendah bunganya.
Membeli saham pun takut. Harga saham bisa jatuh.
Membeli tanah terus-menerus? Takut kena pajak progresif. Atau takut sertifikatnya hilang. Harus pula menjaga tanahnya itu.
Pun bikin perjuangan. Ruwet. Harus perjuangan. Harus bersaing. Belum tentu sukses. Bahkan bisa stres. Apalagi jika alhasil dikhianati.
Tersedia jalan lain.
Banyak yg memilih berbelanja bond. Surat utang.
Hasilnya (yield) memang rendah tapi pasti. Dan kondusif. Apalagi kalau surat utang itu bukan bond yg dikeluarkan perusahaan. Melainkan surat utang oleh suatu negara. Pasti tak ada resiko. Pasti dibayar.
Lebih-lebih kalau pemerintahnya yakni Amerika Serikat. Siapa yg tak yakin.
Biasanya yield untuk bond jangka panjang (10 tahun) lebih rendah dr yield bond jangka pendek (2 tahun).
Sepuluh tahun dianggap terlalu lama. Pemilik uang kadang membutuhkan uangnya lebih cepat. Misalnya tiba-tiba ada potensi beli saham perdana. Dari sebuah IPO perusahaan yg fenomena.
Maka lebih banyak yg berbelanja bond jangka 2 tahun. Meski yieldnya lebih rendah.
Itulah yg terjadi tanggal 14 Agustus lalu. Jam 6 pagi itu.
Biasanya yg membeli bond jangka panjang tak sebanyak itu. Tiba-tiba pembeli bond 10 tahun lebih banyak dibanding yg 2 tahun.
Belum pernah dialami mirip itu selama 10 tahun terakhir.
Orang cari kondusif.
Berarti bidang lain lagi tak aman. Dalam empat tahun ke depan. Mereka memilih mengelak untuk empat tahun ke depan. Dengan cara menentukan berbelanja bond 10 tahun.
Rumusnya: semakin naik yg membeli bond, semakin turun yieldnya.
Rumus berikutnya: kalau pembeli bond dgn jatuh tempo 10 tahun lebih banyak dibanding pembeli bond dgn jatuh tempo 2 tahun mempunyai arti akan terjadi resesi.
Oleh : Dahlan Iskan