Sejarah Peninggalan Majapahit di Jember

Majapahit yaitu kerajaan hindu-buddha terakhir di Jawa, sebelum kehadiran Islam. Berpusat di Trowulan, Mojokerto Jawa Timur, dimana kerajaan ini merupakan urutan terakhir dinasti besar yg mengisi periode Jawa Timur dlm sejarah Jawa sesudah sentra kekuasaan bergeser di Jawa Tengah dr masa Mpu Sindok. Munculnya peradaban Hindu-Buddha yg dibawa kerajaan-kerajaan pasca Mpu Sindok yg menempati keraton di beberapa tempat telah menenteng pergantian baru. Perubahan baru tersebut antara lain sistem pemerintahan, religi, seni, kesusasteraan & sebagainya.
Pada masa kerajaan “Jawa Hindu” istilah tersebut digunakan selama berpuluh-puluh tahun, & gres pada masa belakangan diganti dgn penamaan mirip Jawa zaman klasik atau Jawa zaman purwa. Dalam konteks peradaban baru kala klasik yg dibawa Majapahit, dgn membawa konsep lokal tradisional, terutama untuk pendirian tempat ibadah (candi), petirthaan & sebagainya. Maka, dgn penataan bangunan religi mirip candi, pada abad Majapahit sudah masuk pada rancangan makrokosmos.
Bangunan candi yg didasarkan pada kosmos dewa dlm orientasi mata angin, serta jambudwipa yg dikelilingi oleh samudera. Setelah samudera terdapat beberapa rangkaian pegunungan yg mengitari samudera tersebut, demikianlah berselang-seling, hingga terdapat tujuh samudera & tujuh pegunungan. Bangunan candi Majapahit yg dibuat dr watu bata besar dgn bentuk lebih ramping, atap bertingkat & mengecil ke atas dr candi periode Jawa Tengah.
Bangunan Majapahit yang dibuat dr kerikil bata berskala besar tersebar di Jawa Timur, termasuk Jember dgn cirri khas goresan bermacam-macam. Beberapa bangunan selain candi peninggalan Majapahit pula menggunakan ciri khas kerikil bata besar mirip bekas keraton, benteng, & petirthaan. Sebagian besar diperkirakan bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit berbentukcandi, benteng, tembok, petirthaan.