Menuju Negara Pedalaman Kepulauan Indonesia

Tatkala itu, penguasa-penguasa di pedalaman & para darah biru terus hidup mengikuti tradisi kuno & tak ada tempat memiliki arti bagi para saudagar di dunia kesatriaan itu. Pada duta-duta Belanda pertama yg tiba di istananya, seorang keturunan penguasan Mataram menyatakan : “Kalian boleh berdagang dgn bebas di negeriku tanpa membayar pajak, alasannya gue bukan pedagang seperti raja-raja Banten & Surabaya, yg berkompetisi.
Pada tahun-tahun yg sama, dimana Jawa menjadi Negara pedalaman, hal yg menarik dimengerti tatkala itu kepulauan Indonesia yg sebelumnya tak begitu penting : di pantai baray daya Sulawesi. Disini kota Makasar & tempat di dekatnya, Gowa sudah aktif dlm pelayaran & peedagangan paling tak dr awal kurun ke-16. Tawarikh kerajaan Gowa mencatat kehadiran pedagang di Makasar, pada tahun 1540. Melalui, jual beli, agama pun masuk ke kepulauan Makasar & Gowa.
Sementara, pedagang-pedagang portugis memperoleh jalan ke tempat perdagangan yg gres tumbuh ini. Tak lama kemudian, diikuti Belanda pada sekitar 1600. Raja Gowa pastilah sadar bahwa, tatkala September 1605 dengan-cara resmi menyatakan penerimaannya kepada aliran-aliran Nabi. Secara persis tanggal tersebut dicatat dlm catatan kerajaan yg menunjukan bahwa itu bukan keputusan religious tetapi pula politis. Rakyat pun mengikuti & begitu Makasar menjadi Benteng di Indonesia.
  Sejarah Candi Cetho Karanganyar – Asal Mula Dan Arsitektur Candi