Pola Perubahan Struktur Petani Dan Distribusi

Perubahan struktur & distribusi masyarakat petani paling tak disebabkan karena adanya perubahan dlm 2 hal, yakni teknologi & struktur modal. Kedua hal yg telah menimbulkan perubahan pada tata cara kelembagaan, struktur tenaga kerja, distribusi pemasukan & penguasaan tanah. Perubahan teknologi dengan-cara keseluruhan sudah memajukan produksi padi, namun bagaimana dampak teknologi tersebut dihadapkan pada pemasukan petani, peluang kerja & distribusi pemasukan masih tetap menjadi pertanyaan sejak pengalihan “teknologi”dimulai. 
Teknologi yg dimaksud mirip penggunaan sector traktor dimaksud untuk menangani kelemahan tenaga kerja, utamanya di tempat yg tempat agenda pengairan dikontrol dgn ketat. Beberapa literature menyebutkan bahwa teknologi baru mampu memperburuk distribusi pemasukan, karena dlm hal ini petani mudah meraih sumber-sumber gosip dr penerapan teknologi baru.
Akan tetapi, yg perlu diamati dlm masyarakat petani, seperti yg ungkapkan oleh Hayami & Kikuchi (1981) berpendapat bahwa ketimpangan distribusi pendapatan lebih banyak disebabkan oleh tekanan penduduk atas sumber daya lahan yg terbatas, sedangkan teknologi baru justru menghalangi proses penyebaran pemasukan yg kian timpang.
Faktor efek lain yg penting dlm pergantian struktur petani & distribusi yakni pergantian struktur modal dipedesaan dgn masukkan sistem perkreditan dr forum keuangan diluar Desa. Secara umu, telah dikenali bahwa sebagian masyarakat dipedesaan berada dlm posisi ekonomi lemah.Oleh Karena itu, terjadilah keterbatasan & menimbulkan pergeseran dlm buatan pertanian rendah sehingga mempunyai efek terhadap kesempatan kerja & pemasukan masyarakat. 
Pengaruh, pertumbuhan teknologi & pertambahan penduduk yg pesat ternyata menimbulkan perubahan perekonomian pedesaan sehingga struktur pemilikan & penguasaan sumber daya yg terbatas menjadi tak sepadan. Hal ini, tanpa disadari terjadi petani di pedesaan yg memang, mengalami sebuah perubahan dlm memproduksi hasil pertaniannya.