Gambaran perihal penduduk Desa masih sangat diwarnai oleh ciri-ciri masa pertama. Yang dikemukakan oleh J.H. Boeke dlm Desa yg masih mewarnai di abad pertama, hal ini dapat dilihat tatkala penduduk desa pra-kapitalistik. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa penundukan acara ekonomi dibawah aktivitas sosial. Artinya dlm masyarakat Desa pra-kapitalistik ini kegiatan sosial lebih penting dibandingkan dengan kegiatan ekonomi. Yang perlu dimengerti bahwa penundukan ekonomi misalnya umumnya dipandang rendah, & terkandang dipandang selaku kejahatan.
Kemudian, keluarga penduduk Desa abad ini merupakan unit swasembada dengan-cara hemat. Sehingga, masyarakat desa hakikatnya bukan merupakan unit ekonomi, melainkan lebih merupakan unit sosial dgn keluarga sebagai untuk kecil terpenting. Dengan kata lain, keterpaduan penduduk Desa bukanlah keterpaduan hemat, melainkan keterpaduan sosial. Kemudian, tradisi dapat dipertahankan berkat swasembada ekonomi ini.
Dalam hal ini, pengelompokkan yg kecil-kecil ini dengan-cara sosiologis justru mampu menjelaskan kenapa orang-orang desa itu saling mengenail dgn bersahabat satu sama lain. Situasi relasi yg bersifat personal inilah tradisi bisa lestari. Dengan tradisi yg dianut sebuah Desa pastinya cendrung menatap ke belakang (the past) tidak ke depan (the future) , sehingga yg dimiliki semacam dgn sendiri memperkuat kelestarian tradisi yg mereka anut.
Dengan mengenal Desa pastinya yg perlu diperhatikan ciri dr sebuah Desa yg boleh dibilang merupakan gambaran masyarakat Desa orisinil, yakni tatkala Desa belum berinteraksi dengan-cara intensif & ekstensif dgn dunia luar, & oleh akhirnya belum mendapatkan dampak yg besar & mendalam dr luar . Sehingga, yg dikenal penduduk semacam ini ialah gambaran tatkala insan mulai bercocok tanam dgn tata cara pertanian yg sederhana sebagai cara hidup mereka & belum menerima efek-pengaruh eksternal.