Pemahaman mengenai budaya & konsumsi pastinya menjadi suatu persepsi yg dapat dilihat perbedaannya. Dimaksud dlm hal ini, pastinya menawarkan suatu pandangan ajaran yg dikemukakan oleh DiMaggio dgn “ekonomi mensugesti budaya”dan “budaya mempangaruhi ekonomi”? Dalam hal ini, makan perbandingan ajaran dlm pandangan Marx juga, menegaskan bahwa budaya yg didalamnya terkandung kognisi, nilai-nilai, norma, symbol, preferensi, sikap & opini, dibangun diatas fundamen infrastruktur ekonomi.
@copyright.images.google.com |
Dengan demikian, perubahan dlm kognisi, nilai-nilai, norma, symbol, preferensi, opini & sikap disebabkan oleh adanya pergeseran dlm basis infrastruktur ekonomi . Seperti halnya, infrastruktur ekonomi masyarakat dr pertanian ke industry menimbulkan terjadinya pergeseran superstruktur sosial budaya, misalnya mengenai pergeseran dlm cara busana, ritma kerja, korelasi sosial yg mulanya dikerjakan dengan-cara intens menjadi menyusut karena digunakan untuk kerja & istirahat. Kira-kira pandangan Karl Marx dlm melihat bagaimana” ekonomi mensugesti budaya” mampu dimengerti dengan-cara sederhana.
Kemudian, dlm hal ini apa yg dikemukakan DiMaggio (1994:28), sudah diterangkan bahwa budaya mempengaruhi ekonomi dlm 2 cara : pertama, budaya menghipnotis ekonomi dengan-cara konstitutif, artinya budaya dlm bentuk kategori, skrip/naskah, konsepsi, perihal agensi atau ide wacana teknik mampu menghipnotis sikap ekonomi dgn mempangaruhi bagaimana actor mendefinisikan kepentingan mereka. Budaya dlm hal ini, memperlihatkan kategori-klasifikasi & pengertian-pengertian yg memampukan actor untuk terlibat dlm langkah-langkah ekonomi. Misalkan dlm hal ini, seperti perusahaan yg sama dgn jumlah personil, struktur, bidang garapan dlm dinamika.
Budaya organisasi dlm suatu perusahaan misalnya mampu menjadikan tumbuh kembangnya entrepreneurship, kreatifitas & penemuan yg pada agensi (individu atau golongan orang) dlm perusahaan tersebut. Dalam hal ini, DiMaggio (1990) mengajukan 4 pendekatan untuk memahaminya, bagaimana budaya organisasi pada suatu perusahaan, yakni pendekatan kognitif, pendekatan simbolisme ekspresif, pendekatan norma-norma organisasional serta pendekatan legitimasi & keefektifan.
Pendekatan seperti itu mampu dibilang selaku sebuah pendekatan kognitif dgn memusatkan perhatian bagaimana peranan kebiasaan, berkala , & persyaratan mekanisme pelaksanaan (SOP) dlm kehidupan organisasi. Kesemua hal tersebut merupakan budaya organisasi yg dapat memperlancar & mengefisiensikan dlm proses pengambilan keputusan & pemecahaan masalah yg terjadi. Kemudian, pendekatan budaya produksi & manajemen memfokuskan perhatian pada perbandingan antara budaya antara orang-orang yg terlibat dlm bikinan administrasi.