Mengenal Ruang-ruang di Perkotaan Dalam Perubahan Sosial-Budaya

Kota-kota terbaru dibangun oleh aturan yg rasional & diasumsikan mengalami suatu perbedaan dlm hal identitas. Kota yg begitu diketahui & berkembang pastinya menjadi besar & berlangsung seolah-olah tanpa identitas & semakin mereduksi perbedaan serta rasionalitas. Dalam suatu kajian kontemporer tentang kota, salah satunya Jakarta bergotong-royong masalah penataan ruang, baik itu lingkungan public maupun privat merupakan permasalahan utama dlm kenaikan kemakmuran masyarakat kota.  
@copyright.images.google.com
Pada penduduk modern prilaku masyarakat hampir sama, namun perbedaan-perbedaan terjadi disebabkan adanya keutamaan profesi yg mengakibatkan keperluan akan ruang yg berlainan. Berkurangnya nilai-nilai bareng dlm mengkonstruksi dunia, & berkurangnya control informal digantikan oleh fungsi birokratis, menghilangnya tradisi yg berfungsi sebagai regulator sehingga menjadi ragam.
Untuk mengenal penduduk terbaru, yg mesti dikenali bahwa mereka memiliki kesanggupan adaptasi lebih banyak berkenan dgn perubahan sosial-budaya. Sesuai dgn pernyataan Mumford yg jago pada (Symbol Making), bahwa insan modern merupakan pencipta sosial (konstruksi ilham) & kebudayaan (material). Bangunan & permukiman merupakan konstruksi sosial insan, dibandingkan dgn reaksi instingtif kepada fenomena alam.
Jika untuk mengenal bangunan, maka dlm penduduk terbaru pula cendrung menentukan kata “kebaruan” untuk mempresentasikan pandangan hidupnya. Kebaruan ini yg menciptakan perbedaan dibuat terlihat aktual dgn acuan primitive & vernakular . Kebudayaan bertempat yg baik pastinya mempunyai kesamaan adalah relasi antara insan & alam.
Dengan demikian, manusia mempunyai sifat  alamiah, aspirasi, organisasi sosial, padangan hidup, jalan hidup, kebutuhan sosial & psikologis, serta keperluan individu & golongan sumber daya ekonomi, serta kepada alam, kepribadian & fesyen. Sedangkan alam, mempunyai faktor fisik, seperti cuaca, kawasan, materi baku rumah, aturan alam & lanskap. Lingkungan terbangun selalu memiliki masalah dgn kedua unsure diatas, yakni manusia & alam. 
Dengan mengenal masyarakat modern yg memiliki kemampuan adaptasi lebih benyak berkenan dgn perubahan sosial-budaya, maka berdasarkan Redfield (1953) sosio-kultural memiliki empat aspek, yakni berikut ini :

1. Kebudayaan :perangkat total dr wangsit & institusi & acara konvensional dr manusia.
2. Etos: Organisasi konsepsi mengenai kebenaran.
3. Pandangan dunia : Cara insan menatap dunia.
4. Karakter kebangsaan : Tipe kpribadian manusia yg hadir dlm kebidupan penduduk .

Keempat hal ini merupakan nilai-nilai yg mensugesti lingkungan terbangun. Pilihan-pilihan yg dianggap reaksi atas alam, oleh insan terbaru dibatalkan. Karena dlm hal ini, manusia memiliki kesanggupan untuk memilih, menghipnotis alam, bukan sebaliknya. Karena manusia memiliki konsep kehidupan, & hal ini salah satu kekerabatan ini merupakan wangsit manusia untuk memilih tempat & lingkungannya, maka yg perlu dipahami yakni :

1. Kebutuhan Dasar
2. Keluarga
3. Posisi perempuan
4. Privasi  dan
5. Hubungan Sosial