Desa Dan Negara

Dari aneka macam disiplin ilmu lain mempunyai pengertian serta pengertian tersendiri yg bisa saja ada kesamaan maupun perbedaannya dgn sosiologi. Misalnya disiplin ilmu geografis misalnya, akan lebih menyaksikan desa dr batas teritorial, morfologis, jenis tanahnya atau pemetaan fisik lainnya. Sedangkan displin ilmu sejarah akan lebih memfokuskan diri pada dinamika penduduk desa dlm rentang waktu tertentu sebagai kepingan dr kehidupan negara dgn system pemerintahannya. 
@copyright google
Kemudian, disiplini ilmu manajemen negara akan cendrung menyaksikan desa sebagai unit administratif paling bawah dr struktur & sistim pemerintahan suatu negara. Kenyataan yg dimengerti tentang desa senantiasa menjadi penggalan dr aneka macam sistem mirip contohnya metode manajemen negara, tata cara ekonomi negara, sistem ekonomi negara & dunia, tata cara politik negara & yang lain.
Sejarah kehidupan insan terdapat penduduk desa yg murni tanpa efek apapun dr luar desa & hidup dr pertanian. Dalam sejarah evolusi kehidupan manusia, memang ada masa-masa tatkala desa dgn masyarakat terbebas dr imbas luar, khususnya dr pengendalian kekuasaan Negara. Elman Service, (dalam Stephen K. Sanderson, 1991, terjemahan) tentang evolusi politik. Ia membedakan empat tahap utama evolusi politik dlm sejarah kehidupan manusia, yakni kumpulan (grup musik), suku (tribe), chiefdom & negara (state). 
Keberadaan desa dgn kehidupannya yg relatif otonom, terbebas dr pengaruh & pengendalian pihak luar yaitu tahap suku, tahap pertama kumpulan, & masyarakat desa boleh dibilang belum lahir, alasannya masyarakatnya masih hidup dr berburu & meramu yg tak menetap disuatu tempat dengan-cara permanen. Dalam tahap chiefdom, desa-desa telah terkoordinasi dengan-cara sentral & diperintah dr atas ke bawah. Dengan demikian, desa tak lagi bersifat bebas, otonom, khususnya dengan-cara politis. Dalam tahap ini ada suatu kekuasaan yg dlm batas tertentu mengintervensi & mengontrol kehidupan desa. Ditahap ini negara, kekuasaan negara mencampuri nyaris semua faktor kehidupan desa. 
Kehidupan desa lewat kekuasaan negara terbaru akan menunjukkan efek & pengendalian yg dijalankan negara terhadap desa-desa bukan sekedar pengaturan demi lancarnya sistem pemerintahan, & didorong harapan ideologis untuk memodernisasikan desa lewat program-program pembangunan & pembaharuan. Akibatnya, masyarakat desa menjadi kian kehilangan identitas, baik dengan-cara sosial-budaya, hemat, maupun politis. Dalam hal ini, cuma ada tahap suku (tribe) jati diri atau identitas masyarakat desa terlihat terperinci & utuh. 
Apa yg dikemukakan oleh S.K. Sanderson (1991) : desa (yang kecil & tak dipersatukan dgn desa yg lain) dengan-cara budaya diidentifikasikan sebagai suku, dengan-cara hemat bersifat swadaya, & dengan-cara budaya diidentifikasikan sebagai suku, & dengan-cara politis yaitu otonom. Sementara, imbas & pengendalian yg dijalankan pemerintah pastinya hingga saat ini di era globalisasi ini pun masih terdapat tempat-tempat yg terisolasi, kurang pandai & penduduk yg menutup diri dr imbas modernisasi hal ini guna mempertahankan identitas masyarakat desa.