Kodok di Kastil Kota Tua

Batavia – Lebih merdu mendengarkan kodok-kodok di Istana. Mungkin ini istilah yg lebih hangat & menyenagkan tatkala harus mendengar kerisuhan bunyi kuda. Kuda….mana kuda? Ini yakni konferensi yg menyenagkan & hangat tatkala disambut dgn sajian makan bareng . Perpolitikan Indonesia, kini berpindah & beredar dgn hindangan yg yummy untuk menanti idul fitri nanti.

Ini moment yg langkah, tatkala kuda-kuda akan berubah sebagai transportasi “pernah gak terbayang hal ini? Biar tak macet juga, & kuda-kuda mampu mandi disungai ciliwung yg kini sudah higienis. Idulfitri ini mungkin akan berpindah menjadi laga sepak bola. Ketika, beberapa monument menjadi bahan dlm menjatuhkan setiap elemen penduduk . Mestinya, hening itu lebih indah.

Nah, apa yg menyenagkan dlm hal ini? Bagi pihak dlm garis keras ini, pastinya bahagia dgn kondisi yg seperti itu. Sedangkan, yg tidak, termenung & memandang sang bulan, dgn membayangkan. 

Kapan orang-orang ini berpindah galaksi saja. Nah, kira-kira begitu sederhananya. Tidak terbayangakan, tatkala daypikir, logika & dr yg waras sampai tak waras pun bercampur aduk disitu.  Tetapi, yg waras ini harus tetap waras yah, supaya bunyi pemilihan harus  jatuh ke tokoh yg pantas untuk memimpin kota tua ini. Siapa…lagi kalau bukan…..”hehehe 2016.

Kota renta yg dahulunya tak terawat “mungkin” & kini ingin dijajah lagi. Yah, ini mungkin salah satu pecahan dlm salah satu pertandingan politik, anggap saja untuk kota yang lain dah. Dari berbagai tempat, patut & mendukung tokoh ini untuk naik. 

Dengan istilah mirip itu, maka apa yg terjadi menjadi kisruh diluar sana, apalagi Pangeran kodok sedang menyandang status untuk berada diluar kastil Batavia. Lebih baik mirip itu, hingga penduduk yg menentukan untuk menetapkan kelayakannya. Mesti siap bertandingtoh, karena ini menjadi acuan untuk pilkada lainnya, mungkin pilpres juga. Tetapi, ingat…yang indah donk demokrasinya.