Selain Banjir Dan Meletus Disana, Kabut Asap Juga Tak Kalah Tenar

Setiap menjelang esok pagi, siang, sore, malam, maupun subuh, mungkin hampir seluruh penduduk Kalimantan Barat, khususnya Pontianak menanti hujan. Iklim yg tak menentu panas & hambar ini acap kali meresahkan masyarakat akan harap yg tak kunjung tiba.
Menjelang pergantian tahun hingga 2014, tetesan hujan pun tak kunjung membasahi kota ku adalah kota Pontianak. Sehingga membuat kata-kata untuk berkata “Jakarta, hujan loh, kenapa kota ku tidak?…” meskipun senang dgn hadirnya hujan & air berlimpahan, namun tak menciptakan kondusif kota ini, & jikalau kota ku hujan pasti banyak orang-orang berkata Hujannnnnn sudah datangggg, horeeee. Kemudian sehabis beberapa pekan impian pun datang, mudah-mudahan tahun depan banjirnya lebih surut” & “agar turun hujan, & ada yg berkata pula nasibbb hujan turun.
Ntah, apa yg ingin dibutuhkan jika segala sesuatunya tak sesuai planning. Karena bila dilihat dr beberapa media, kota disana belum selesai dgn bencananya, begitu pula di Kota yang lain yg diperkirakan akan meletus, maka kota ku ini pula mengalami hal yg sama, hampir setiap waktu tertentu kabut asap melanda kota ku. Lah, ini memang nasib atau nasib yg dibentuk?? maaff, kata orang-orang sekitar belum tahu pula mesti berkata. Yang ku pahami, kabut asap yg terjadi ada beberapa lokasi terjadi kebakaran lahan gambut.
Kondisi yg begitu memprihatinkan yg melanda kota Pontianak pun terjadi beberapa waktu kemudian sampai kini. Pontianak, mengalami kebakaran gambut yg menyebabkan kabut asap yg begitu pekat pada subuh sampai pagi hari, begitu juga pada malam hari. Keluhan pun bertambah di masyarakat dgn kesesakan, & mata pedih yg terjadi didalam maupun diluar rumah yg menimbulkan udara yg dihirup & pandangan yg rawan akan mempengaruhi kesehatan & pengendara.
Tak lama kemudian, intruksi pun datang bahwa hari ini sekolah diliburkan, & pringatan menggunakan masker pun terus digalakan. Kemudian, bagaimana dgn lahan gambutnya???