Kata Ulang

Pengertian Kata Ulang

Kata ulang atau reduplikasi yakni salah satu proses pembentukan kata (morfologi) melalui pengulangan kata dasar baik dengan-cara pengubahan, sebagaian, maupun keseluruhan. Sementara itu. Berdasarkan KBBI, kata ulang berdefinisi selaku istilah dlm linguistik yg merujuk pada proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, mirip kata rumah-rumah, tetamu, bolak-balik, dsb. Perlu dipahami di sini bahwa tak cuma kata dasar, pengulangan mampu terjadi baik pada kata berimbuhan, maupun kata gabung.

Pada umumnya, kata ulang diidentikan dgn makna jamak, mirip kata dasar rumah menjadi rumah-rumah. Akan tetapi, tak senantiasa demikian, selain mampu memberi makna gramatikal jamak, kata ulang pula mampu memberi makna gramatikal resiprokal (balas-membalas), mirip kata dasar tarik menjadi tarikmempesona. Oleh karena itu, dlm mengerti kata ulang diharapkan pengetahuan akan jenis-jenis kata ulang.

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Makna Leksikal & Gramatikal

Kutipan

Konjungsi Temporal

Jenis-Jenis Kata Ulang.

Jika dilihat dr fisiknya & makna yg dikandungnya, kata ulang dapat dibedakan menjadi kata ulang yg mengalami perubahan bentuk & kata ulang yg mengalami perubahan makna.

A. Kata Ulang yg Mengalami Perubahan Bentuk

Berdasarkan pola bentukan dasarnya, kata ulang jenis ini digolongkan menjadi empat golongan, antara lain

  1. Dwilingga (Utuh)

Dwilingga yakni jenis dr kata ulang yg berbentuk utuh, tanpa ada variasi fonem ataupun imbuhan. Contohnya,

  • Rumah menjadi rumah-rumah
  • Anak menjadi bawah umur
  • Ibu menjadi ibu-ibu
  • Bapak menjadi bapak-bapak
  • Hari menjadi hari-hari
  • Teman menjadi sobat-sobat

  1. Dwipurwa (sebagian)

Dwipurwa ialah jenis dr kata ulang myang mengulang kata dasar dengan-cara sebagian. Kata ulang jenis ini dapat dibagi lagi menjadi.

    1. Kata Ulang Sebagian dgn Kata Dasar selaku Bentuk Tunggal. Contohnya,

    • Laki menjadi lelaki, bukan pria
    • Sama menjadi sesame, bukan sama-sama
    • Tamu menjadi tetamu, bukan tamu-tamu
    • Pohon menjadi pepohonan, bukan pohon-pohon

    1. Kata Ulang sebagian dgn Kata Dasar sebagai Bentuk Berimbuhan atau Bentuk Kompleks, misalnya

    • Menari menjadi menari-nari
    • Berlari menjadi berlari-lari
    • Mendorong menjadi mendorong-dorong
    • Dikecilkan menjadi dikecil-kecilkan

B. Kata Ulang Afiksasi atau Berimbuhan

Pengulangan kata dasar yg telah mengalami proses morfologi berupa imbuhan bukan merupakan  dua proses yg saling urut, melainkan proses yg terjadi dengan-cara berbarengan antara pengulangan & pengimbuhan, serta berbarengan mengisi satu fungsi sintaksis. Contohnya,

  1. Kata dasar motor mengalami pengulangan menjadi motormotoran. Perlu dimengerti bahwa kata motor ditambah imbuhan –an bukanlah terjadi dengan-cara berurutan, melainkan dengan-cara bersamaan. Bentuk makna dr proses morfologis tersebut mengubah makna motor, yg dengan-cara harfiah, menjadi ibarat atau seperti pada kata motor-motoran.
  2. Orang-orangan merupakan kata ulang (orang à orang + –an), bukan kata dasar.
  3. Kuda-kudaan merupakan kata ulang (kuda à kuda + –an), bukan kata dasar.
  4. Kemerah-merahan merupakan kata ulang ( merah à merah + kean), bukan kata dasar.

Penjelasan

Kuda-kuda mampu memiliki arti ‘banyak kuda’ atau ‘gerakan dasar pada bela diri’

Kuda-kudaan berarti ‘ibarat kuda atau bukan kuda bantu-membantu’

Dari kasus tersbeut dapat ditarik kesimpulan bahwa antara kuda-kuda & kuda-kudaan tak berhubungan sama sekali. Kuda-kudaan bukan terbentuk dr kuda-kuda yg kemudian dibubuhi akhiran –an, melainkan bentuk tersebut mengalami pengulangan & afiksasi dengan-cara serentak.

C. Kata Ulang dgn Variasi Fonem atau Pengubahan Bunyi

Kata ulang dgn kombinasi fonem atau pengubahan bunyi adalah kata dasar yg mengalami pengulangan diikuti dgn pengubahan suara pada salah satu suku kata, mampu berupa ekasuku, dwisuku, dsb. Kata ulang ini dapat dibagi-bagi, antara lain

  1. Pengulangan dgn kombinasi vokal.

  • Mondar-mandir
  • Gerak-gerik
  • Serba-serbi

  1. Pengulangan dgn variasi konsonan

  • Sayur-mayur
  • Lauk-pauk
  • Ramah-tamah
  • Kacau- Balau

D. Kata Ulang Semu

Pada lazimnya , setiap kata ulang akan memiliki kata dasar. Namun, terdapat bentuk kata ulang yg tak mempunyai bentuk kata dasar atau mampu dibilang tak terang bentuk kata dasarnya atau yg pada umumnya disebut sebagai kata ulang semu. Contohnya,

  • Gara-gara
  • Kupu-kupu
  • Kunang-kunang
  • Ubur-ubur
  • Sia-sia
  • Biri-biri

E. Kata Ulang Mengubah Makna

Jika dilihat dr kelas kata dasarnya, kata ulang dapat dibagi menjadi beberapa hal menurut makna gramtikalnya, antara lain

  1. Jika kata dasarnya elegan kata benda, makna kata ulangnya memiliki arti

  • Menyatakan walaupun. Contohnya,

    • Biji-biji dimakannya berarti ‘walaupun biji ia makan’.
    • Batu-batu dipakai memiliki arti ‘meskipun watu ia pakai’.
    • Sumpit-sumpit dicuri bermkan ‘walaupun sumpit ia curi’.

  • Menyatakan mirip. Contohnya,

    • Kuda-kuda
    • Ular-ular
    • Lidah-pengecap

  • Menyatakan kombinasi. Contohnya,

    • Murid-muird
    • Buah-buahan
    • Keputusan-keputusan

  1. Jika kata dasarnya berupa kata kerja, maka kata ulangnya bermakna

  • Mengungkapkan makna berafiliasi. Contohnya,

    • Tulis-menulis
    • Jahit-menjahit
    • Potong-memotong

  • Menyatakan pekerjaan yg repetitif. Contohnya,

    • Memanggil-manggil
    • Merobek-robek
    • Memukul-mukul

  • Menyatakan resiprokal (kegiatan yg berbalas-tanggapan)

    • Dorong-mendorong
    • Bantu-membantu
    • Salam-bersalaman

  1. Jika kata dasarnya berupa kata sifat, maka kata ulangnya memiliki arti

  • Menyatakan nyaris. Contohnya,

    • Malu-malu
    • Ragu-ragu
    • Kekuning-kuningan

  • Menyatakan yg paling atau superlatif. Contohnya,

    • Selama-lamanya
    • Sejauh-jauhnya
    • Secepat-cepatnya

Kontributor: Adip Prasetyo, S.Hum.

Alumni Sastra Indonesia FIB UI

Materi Bahasa Indonesia yang lain di Sosiologiku.com:

  Ragam bahasa resmi yang benar terdapat pada kalimat