Pola Keruangan Desa-Kota
Kalian tentu tahu dong ilmu geografi tak mampu lepas dr konteks keruangan. Keruangan sendiri diartikan sebagai seluruh kepingan permukaan bumi. Nah, salah satu bagiannya disebut dgn desa & kota. Lantas, apa itu desa & kota? Bagaimana contoh keruangannya? Mari simak penjelasan berikut ini!
Pola Keruangan Desa
Desa dengan-cara etimologi berasal dr Bahasa Sanskerta, dhesi yg berarti tanah kelahiran. Sedangkan dengan-cara administratif, desa menjadi wilayah sekelompok penduduk (<2.500 jiwa) yg berkuasa untuk mengadakan pemerintahannya sendiri. Pada biasanya, desa identik dgn lahan yg luas & subur, sektor pertanian, hubungan masyarakat yg erat, serta tradisi adat istiadat. Desa diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
- Desa swadaya (terbelakang) -> membuat produk sendiri untuk menyanggupi kebutuhan
- Desa swakarya (peralihan) -> mampu memasarkan produknya ke kawasan lain
- Desa swasembada (maju) -> mampu saling mensugesti penduduk di desa lain
Adapun acuan keruangan desa adalah sebagai berikut.
Pola Keruangan Kota
Menurut Bintarto, kota didefinisikan selaku bentang budaya & corak kehidupan yg heterogen & materialistik dibandingkan wilayah sekitarnya. Kota identik dgn acara ekonomi selain pertanian, kepadatan penduduk yg tinggi, individualisme, & kurangnya penggunaan tradisi. Melihat dr sejarahnya, kota merupakan hasil perkembangan wilayah perdesaan. Kota berfungsi selaku sentra kegiatan bagi permukiman, sektor ekonomi, sosial-budaya, serta politik (administrasi pemerintahan). Pola keruangan kota meliputi acuan konsentris, contoh sektoral, & acuan inti ganda. Untuk lebih lengkapnya, kalian mampu mempelajarinya di Artikel Teori Konsentris, Sektoral, & Inti Ganda.
Interaksi Desa-Kota
Kalian pasti tahu jikalau desa & kota mempunyai sifat yg dinamis. Hal inilah yg menimbulkan kedua wilayah tersebut dapat saling berinteraksi dlm proses perkembangannya. Lantas, interaksi itu apa sih? Interaksi ialah kekerabatan timbal balik antara dua wilayah (desa-kota) yg dapat menyebabkan tanda-tanda gres. Misalnya Desa A sebagai penghasil kapas, sedangkan Kota B mempunyai industri tekstil. Interaksi yg terjadi yakni Desa A menjualkan hasil panennya ke Kota B. Kok bisa ya? Tentu saja bisa seperti yg dijelaskan Edward Ullman jikalau interaksi terjadi karena tiga faktor utama mirip berikut.
- Komplementaritas (regional complementary) -> perbedaan ketersediaan sumber daya antar wilayah seperti aktivitas undangan & penawaran
- Saling berintervensi (intervening opportunity) -> kemungkinan adanya perantara yg menghambat atau melemahkan interaksi antar wilayah mirip kedatangan wilayah lain ataupun insiden tak terduga (misal musibah)
- Transferabilitas (spatial transfer ability) -> berhubungan dgn pergerakan barang/ide yg dipengaruhi oleh jarak antar wilayah, ongkos, & sarana transportasi
Zona Interaksi Desa-Kota
Salah satu efek interaksi desa-kota yakni terbentuknya kota kecil di perbatasan wilayah desa-kota. Bintarto pun menjelaskan bahwa interaksi tersebut menciptakan zona yg berpola konsentrik mirip berikut.
- City: sentra kota
- Suburban: daerah penglaju -> penduduk dgn mobilitas harian ke kota
- Suburban fringe: daerah peralihan -> jalur tepi suburban
- Urban fringe: batas terluar kota
- Rural urban fringe: jalur batas kota-desa
- Rural: perdesaan
Kekuatan Interaksi
Gimana? Kalian telah pahamkan perihal interaksi desa & kota? Tapi, kalian tahu gak seberapa besar kekuatan interaksi antara kedua wilayah tersebut? Nah, seorang ilmuan berjulukan W .J. Reilly (1929) mengemukakan bahwa kekuatan interaksi dapat diukur dr jumlah penduduk & jarak mutlak antar wilayah. Teori ini merupakan terapan dr Hukum Gravitasi oleh Issac Newton. Adapun formulasi untuk kekuatan interaksi yakni selaku berikut.
Keterangan:
IA,B = Kekuatan interaksi antara wilayah A & B k = konstanta -> biasanya bernilai 1 PA = Jumlah penduduk wilayah A PB = Jumlah penduduk wilayah B dA,B = Jarak mutlak antara wilayah A & B |
Syarat:
- Kondisi penduduk & alamnya antar wilayah relatif sama
- Kondisi sarana transportasi interaksinya relatif sama
Titik Henti
Titik henti (breaking point theory) ditemukan dr penyesuaian teori Reilly (1929). Titik henti dilakukan untuk memperkirakan lokasi strategis selaku garis pembatas antara dua wilayah. Makara, nanti kita mampu menentukan penempatan jual beli, industri, ataupun pelayanan yang lain yg gampang terjangkau oleh penduduk di kedua wilayah. Adapun formulasi untuk titik henti yakni sebagai berikut.
Keterangan:
DA,B = Jarak lokasi titik -> dr wilayah dgn penduduk lebih kecil PA = Jumlah penduduk wilayah yg lebih kecil PB = Jumlah penduduk wilayah yg lebih besar dA,B = Jarak mutlak antara wilayah A & B |
Indeks Konektivitas
Sarana transportasi dapat dibilang selaku faktor yg paling mendukung terjadinya interaksi antara dua wilayah. Kok bisa? Tentu saja karena interaksi berhubungan dgn adanya pergerakan barang/jasa antar wilayah. Sarana transportasi ini mampu berbentukjaringan jalan & alat transportasi. Potensi kekuatan interaksi yg ditinjau dr jaringan jalan dibahas lewat teori indeks konektivitas. K.J. Kansky bilang jika kian banyak jaringan jalan, maka indeks konektivitasnya makin tinggi. Adapun formulasi untuk indeks konektivitas yakni sebagai berikut.
Keterangan:
= Indeks konektivitas e = Jumlah jaringan jalan v = Jumlah kota
|
Artikel: Interaksi Keruangan Desa & Kota
Kontributor: Dema Amalia, S.Si.
Alumni Geografi FMIPA UI
Materi Geografi lainnya di Sosiologiku.com: