Kerajaan Samudra Pasai atau Kesultanan Pasai yakni kerajaan Islam pertama di Nusantara. Belum banyak yg dimengerti dr kerajaan ini, tetapi Hikayat Raja-Raja Pasai dan catatan perjalanan Ibnu Batutah menjadi rujukan mengenai eksistensi dr Kesultanan Pasai. Beberapa makam raja & koin-koin ditemukan dlm kaitannya dgn kedua catatan ini.
Kerajaan Samudra Pasai berdiri tatkala dampak Majapahit sedang tinggi-tingginya, sehingga mampu dimaklumi apabila inovasi yg menggambarkan kegiatan Kerajaan Samudra Pasai tak banyak ditemukan. Kerajaan ini diduga berdiri sungguh lama sampai diserbu oleh Portugis pada 1521 sebagai rangkaian upaya mengamankan perdagangan Selat Malaka.
Letak & Pendiri Kerajaan
Kerajaan Samudra Pasai terletak di wilayah utara Provinsi Aceh sekarang, tepatnya di sekitar kota Lhokseumawe. Posisi kerajaan ini sungguh strategis mengenang Selat Malaka yakni jalur perdagangan internasional antara Cina & India, sehingga Samudra Pasai berusaha untuk meningkatkan pengaruhnya dlm bidang perdagangan. Jatuhnya Malaka pada 1511 menjadi berkah bagi Pasai yg disinggahi penjualIslam, meskipun Pasai pula balasannya jatuh ke tangan Portugis sepuluh tahun kemudian.
Pendiri Kerajaan Samudra Pasai ialah Marah Silu yg bergelar Sultan Malik as-Saleh pada tahun 1267. Marah Silu dicatat menggantikan penguasa yg sebelumnya sudah ada. Namun Hikayat Raja-Raja Pasai & Ibnu Batutah mencatat bahwa merupakan raja pertama Kerajaan Samudra Pasai.
Raja-Raja Kerajaan Samudra Pasai
Menurut Hikayat Raja-Raja Pasai, selama kurang lebih 250 tahun berdiri terdapat 20 orang raja yg pernah berkuasa. Tepatnya sembilan belas orang sultan & satu orang ratu. Selain nama-namanya, tak banyak yg bisa diketahui tentang raja-raja Kerajaan Samudra Pasai dikarenakan inovasi yg ada tak menerangkan lebih detil.
- Sultan Malik as-Saleh (1267-1297)
Malik as-Saleh memiliki nama orisinil Marah Silu disangka oleh para mahir selaku penguasa beragama Islam yg pertama di Nusantara. Mengingat letak Pasai sebagai titik permulaan kehadiran penjualdr Arab.
- Sultan Muhammad Malik az-Zahir (1297-1326)
Muhammad ialah putra dr Malik as-Saleh yg pada masa kekuasannya memperkenalkan koine mas selaku mata uang jual beli masyarakat.
- Sultan Mahmud Malik az-Zahir (1326-1349)
Mahmud ialah Putra dr Muhammad Malik as-Zahir yg berkuasa selaku raja ketiga. Pada masa kekuasaannya ia mendapatkan kunjungan Ibnu Batutah selama dua pekan di Samudra Pasai.
- Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir (1349-1406)
- Ratu Nahrasyiyah (1406-1428)
Nahrasyiyah adalah satu-satunya ratu yg pernah memimpin Samudra Pasai. Tidak dikenali argumentasi kenapa kesultanan ini tak dipimpin oleh sultan sebagaimana sebelum & setelahnya. Pada masa ini Laksamana Cheng Ho mendatangi Pasai sebanyak tiga kalu pada tahun 1405,1408, & 1412.
- Sultan Zainal Abidin II (1428-1438)
- Sultan Shalahuddin (1438-1462)
- Sultan Ahmad II (1462-1464)
- Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)
- Sultan Ahmad IV (1466)
- Sultan Mahmud (1466-1468)
- Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)
- Sultan Muhammad Syah II (1474-1495)
- Sultan Al Kamil (1495)
- Sultan Adlullah (1495-1506)
- Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)
- Sultan Abdullah (1507-1509)
- Sultan Ahmad V (1509-1514)
- Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)
Kekuasaan Sultan Zainal Abidin IV memang berakhir pada 1517 meskipun Pasai baru runtuh tatkala diserbu oleh Portugis pada 1521. Di antara kedua tahun tersebut terjadi perang kerabat yg mengacaukan kedamaian dlm negeri di Pasai.
Kehidupan Masyarakat
Kehidupan Sosial
Islam merupakan agama yg dianut oleh masyarakat Kerajaan Samudra Pasai, meski begitu agama Hindu & Buddha pula masih ada. Mengingat tahun-tahun berdirinya Samudra Pasai hampir bersamaan dgn kejayaan kerajaan Hindu Singasari & Majapahit di Jawa. Di sisi lain, dengan-cara kultural penduduk Pasai mirip dgn Malaka. Baik dr sisi agama, ritual, & kebudayaan. Kesamaan ini menciptakan Kerajaan Samudra Pasai gampang menjalin relasi dgn Perlak & Malaka. Diketahui bahwa Kerajaan Samudra Pasai memagari sekeliling kotanya memakai kayu, serta membangun masjid & pasar di tengah-tengah kota.
Kehidupan Politik
Secara politik, Kerajaan Samudra Pasai berdiri di antara masa jaya kerajaan Hindu di Jawa sampai dgn masuknya imperialisme barat. Posisinya yg sungguh strategis di jalur jual beli menjadikannya menjadi target perluasan dampak kekuasaaan lainnya di Nusantara. Samudra Pasai pernah dikunjungi oleh Ibnu Batutah & Laksmana Cheng Ho, Diserbu oleh Majapahit pada pertengahan era ke-14, & terakhir diserang oleh Portugis pada 1521. Kerajaan Samudra Pasai tak diketahui mempunyai armada perang yg begitu besar. Pasai memiliki pejabat-pejabat mirip Menteri, Syahbandar atau penguasa pelabuhan, & Kadi atau hakim yg bertugas menyelesaikan permasalahan-permasalahan hukum. Kerajaan Samudra Pasai menjalin korelasi dgn Perlak, Pedir, & Malaka dlm banyak sekali urusan jualan & politik.
Kehidupan Ekonomi
Inti dr perekonomian masyarakat Samudra Pasai ialah perdagangan. Pasai sebagai kota jualan di jalur internasional, menjadi bandar bagi pedagang-penjualIslam. Kesultanan Pasai mempunyai lada selaku komoditas utama yg laku di seluruh dunia. Kerajaan mengeluarkan koine mas selaku mata duit penduduk Pasai. Selain itu, masyarakat Pasai yg tinggal di wilayah lebih dlm pula menanam padi & beternak untuk kebutuhan konsumsi negara.
Runtuhnya Samudra Pasai
Keruntuhan Kerajaan Samudra Pasai disebabkan oleh serbuan Portugis pada tahin 1521. Serangan ini melengkapi penguasaan Portugis atas Selat Malaka selaku jalur utama perdagangan internasional. Serbuan Portugis itu terjadi lantaran perebutan kekuasaan yg terjadi pada simpulan masa kekuasaan Sultan Zainal Abidin IV sekitar tahun 1517. Kekacauan ini menyebabkan lemahnya kekuatan dlm negeri sehingga mempermudah Pasai dikalahkan oleh Portugis. Wilayah Pasai sendiri kemudian masuk kedalam daerah kekuasaan Kesultanan Aceh bertahun-tahun setelahnya.
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai
Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai antara lain yg cukup populer yakni Makam Sultan Malik as-Saleh. Makam ini dirujuk sebagai bukti masuknya Islam ke Nusantara pada masa ke-13. Makam ini ditulis dgn huruf arab & berciri-ciri mirip makam orang Islam. Peninggalan lainnya yaitu Hikayat Raja-Raja Pasai, yg memunculkan nama-nama raja mirip yg disampaikan di atas. Koin-koin emas bertuliskan karakter arab pula didapatkan, disangka sebagai peninggalan dr Kerajaan Samudra Pasai.
Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.
Alumni Sejarah FIB UI
Materi Sejarah yang lain di Sosiologiku.com: