Sosialisasi

Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi merujuk pada proses dimana seseorang mempelajari nilai, norma & kebudayaan kelompoknya guna menjadi kepingan dr anggota masyarakat. Secara garis besar, hal-hal yg dipelajari oleh seseorang dlm proses sosialisasi mencakup nilai & norma kelompok, etika, kebiasaan & tata kelakuan serta pola berpikir.

Seorang individu merupakan makhluk sosial yg diekspektasikan untuk bersikap & bertingkah sebagaimana orang-orang disekitarnya sehingga sosialisasi turut berperan besar dlm membentuk pola sikap individu sebagaimana yg dibutuhkan oleh penduduk . Sosialisasi merupakan pengalaman sosial jangka panjang yg dilalui seseorang seumur hidupnya, mulai dr belum dewasa, sampaumur hingga tua.

Sosialisasi merupakan elemen penting dlm pembentukan kepribadian & huruf seorang individu. Interaksi sosial yg terjalin antara seorang individu dgn orang-orang disekitarnya merupakan faktor penting yg membentuk kepribadian & aksara individu tersebut.

contoh proses sosialisasi

Sumber gambar: wikimedia.org

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Integrasi Sosial

Diferensiasi Sosial

Fungsi Sosialisasi

Sebagai sebuah proses yg dialami oleh setiap individu, sosialisasi mempunyai fungsi penting, terutama yakni sebagai berikut:

  • Sebagai alat pembentuk kepribadian individu;
  • Sebagai pedoman individu dlm bertindak sesuai harapan masyarakat (konformitas) & diakui sebagai anggota penduduk ;
  • Sebagai alat untuk melestarikan nilai, norma & kebudayaan yg telah ada dengan-cara turun-temurun.

Agen Sosialisasi

Terdapa empat distributor sosialisasi dlm masyarakat, yakni sebagai berikut:

  1. Keluarga \rightarrow pola asuh & interaksi keluarga merupakan aspek yg sungguh berpengaruh dlm pembentukan abjad serta kepribadian individu. Keluarga merupakan agen sosialisasi utama yg mendidik & menyiapkan individu agar dapat diterima sebagai anggota masyarakat. Terdapat dua macam sifat sosialisasi yg dilakukan keluarga, yaitu:

    • Sosialisasi Represif: mempunyai ciri-ciri berupa pemberlakuan hukuman tegas kepada sikap anak yg dianggap melanggar, adanya dominasi orang bau tanah dlm interaksi pola asuh, & terjalinnya komunikasi satu arah antara orang renta – anak.
    • Sosialisasi Partisipasi: mempunyai ciri-ciri berbentuktak adanya dominasi orang tua dlm interaksi pola asuh, anak menjadi pusat dr proses sosialisasi, & terjalinnya komunikasi dua arah antara orang bau tanah – anak.

  2. Teman Sepermainan (peer group) \rightarrow seiring bertambahnya usia individu, tugas keluarga selaku agen sosialisasi utama dapat tergantikan dgn peran sahabat sepermainan. Teman sepermainan mampu menghipnotis langkah-langkah sosial individu yg mengarah pada hal positif tetapi pula ada yg mengarah pada hal negatif.
  3. Sekolah \rightarrow institusi sekolah berperan besar dlm menjalankan fungsi penanaman pengetahuan (akademik), keagamaan & sosial budaya. Norma berupa tata tertib yg ada di sekolah menjadi acuan dasar individu untuk menjalankan perannya selaku murid beserta hak & kewajibannya. Guru memiliki tugas besar dlm proses sosialisasi yg terjadi di sekolah.

    sekolah sebagai agen sosialisasi

    Sumber gambar: flickr

  4. Media Massa \rightarrow media massa berupa TV, radio, koran, & lain sebagainya merupakan alat komunikasi yg berperan dlm mensugesti sikap individu. Meskipun demikian, tak semua hal-hal yg tergambarkan pada media massa mampu memberikan bantuan kasatmata terhadap sikap individu melainkan pula mampu menjinjing pengaruh negatif.

Lihat pula materi Sosiologiku.com yang lain:

Puisi Lama

Kerajaan Mataram Kuno

Litosfer

Cara-Cara Sosialisasi beserta Contohnya

Sosialisasi mampu dilakukan lewat empat cara, yaitu selaku berikut:

  1. Pelaziman / Conditioning \rightarrow merupakan cara sosialisasi dgn mempergunakan imbalan (reward) atau hukuman (punishment) sebagai pembentuk sikap individu. Sebagai contoh, suatu hari seorang anak mencuri mainan saudaranya & mendapat eksekusi dr kedua orang tuanya, eksekusi yg didapat oleh sang anak menjadi pelajaran baginya untuk tak lagi melakukan tindakan mencuri.
  2. Imitasi \rightarrow merupakan cara sosialisasi dgn memalsukan perilaku yg dilakukan oleh orang lain. Sebagai contoh, seorang anak akan gemar membaca buku dgn memalsukan kebiasaan keseharian orang tuanya yg senantiasa membaca buku.
  3. Identifikasi \rightarrow merupakan cara sosialisasi dgn meniru dengan-cara mendalam sikap individu lain yg dianggap selaku role model. Sebagai contoh, seorang remaja sangat mengagumi salah satu anggota girlband K-pop sehingga hal tersebut memotivasinya untuk mempelajari kebudayaan Korea dengan-cara lebih mendalam.
  4. Internalisasi \rightarrow pada cara sosialisasi ini, individu telah dengan-cara sadar menaati nilai & norma karena nilai & norma tersebut sudah menjadi serpihan dr dirinya. Sebagai contoh, seseorang akan bersikap sopan santun pada orang yg lebih renta bukan alasannya adalah takut menerima eksekusi ataupun menggandakan role versi, namun karena ia menyadari bahwa sikapnya tersebut dibutuhkan oleh penduduk .

Jenis Sosialisasi

Terdapat dua jenis sosialisasi, yaitu sebagai berikut:

  • Sosialisasi Primer \rightarrow merupakan sosialisasi pertama yg berlangsung semenjak seseorang masih bawah umur.
  • Sosialisasi Sekunder \rightarrow merupakan sosialisasi lanjutan yg berjalan pada dikala masa peralihan dr anak menuju sampaumur dimana.

Proses/Tahapan Sosialisasi

Tahap ke-1: Prepatory Stage

Tahapan sosialisasi yg pertama yakni persiapan (prepatory). Pada proses ini seorang individu mulai belajar untuk mengetahui lingkungan sekitarnya.  Agen sosialisasi yg berperan besar dlm tahapan ini yakni keluarga. Dimulai sejak anak memasuki usia batita, orang bau tanah akan memperkenalkan anaknya dgn bahasa sehari-hari & mengajarkannya kemampuan untuk berkomunikasi dgn orang sekitar. Pada tahapan ini seorang anak cuma akan memalsukan perkataan orang tuanya tanpa tahu makna dibalik kata-kata yg diucapkannya tersebut.

Lihat pula materi Sosiologiku.com yang lain:

Fungsi Komposisi

Rumus Past Tense

Faktor Produksi

Tahap ke-2: Play Stage

Pada tahap ke-dua dr sosialisasi, seorang anak mencar ilmu sudah mulai memahami tugas/status dirinya serta mulai mempelajari & menjiplak peran-peran orang lain disekitarnya. Pada tahapan ini anak pula mulai mempelajari sikap & tindakan sebagaimana yg diharapkan orang lain kepada dirinya. Tatkala berada di rumah, anak mulai gemar meniru sikap & kebiasaan sehar-hari orangtuanya, adapun tatkala berada diluar rumah anak telah bisa melaksanakan interaksi sosial dgn teman-sobat sebayanya.

Tahap ke-3: Game Stage

Tahap ke-tiga dr sosialisasi diketahui pula dgn tahapan dimana seorang anak sudah siap bertindak (game stage). Pada tahap ini, intensitas interaksi yg dijalankan oleh seorang anak kian berkembangsehingga ia semakin andal dlm menjalannya kiprahnya sebagai anggota masyarakat. Anak sudah kian sadar dgn nilai & norma yg diekspektasikan oleh penduduk terhadap dirinya serta mencoba untuk tak melanggar nilai & norma yg telah ada. Pada ketika berada di lingkungan sekolah, anak menyadari bahwa terdapat norma berbentuktata tertib yg harus dipatuhi sehingga ia akan cenderung waspada dlm bertindak.

Tahap 4: Generalized Other

Pada tahapan terakhir sosialisasi, seorang individu mampu dikategorikan telah memasuki fase cukup umur. Peningkatan intensitas interaksi membuat individu semakin sadar akan peran, hak serta kewajibannya sebagai anggota masyarakat dlm konteks yg lebih luas. Munculnya sikap empati & toleransi terhadap sesama menjadi ciri khas tahapan ini.

Referensi

Elisanti & Rostini Tintin. 2009. Sosiologi 1: Untuk Sekolah Menengan Atas/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Macionis, John J. 2008. Sociology 12th Edition. Amerika Serikat: Pearson Prentice Hall

The Role of Socialization. Diakses dr lumenlearning.com

Kontributor: Sabrina Burhanudin, S.Sos.

Alumni Sosiologi FISIP UI

Materi Sosiologi lainnya di Sosiologiku.com:

  8 Bentuk-Bentuk Akomodasi, Pengertiannya, dan Beserta Contohnya