Cerpen

Pengertian Cerpen

Cerita pendek atau cerpen yaitu salah satu dr bab dlm prosa yg berbentuk kisah fiksi dgn cuma satu pertentangan. Sementara itu, fiksi sendiri memiliki pengertian berupa goresan pena prosa wacana insiden & huruf yg dibayangkan (tidak kasatmata). Berbeda dgn novel ataupun novelet, cerpen lebih pendek dr segi isi.

Pada lazimnya , sebuah dongeng pendek dapat berkisar 1.600 hingga 10.000 kata. Karena panjangnya yg lebih pendek, suatu cerpen biasanya berkonsentrasi pada satu plot, satu huruf utama (dengan beberapa aksara pemanis), & satu tema sentral, sedangkan suatu novel mampu menghidangkan banyak sekali plot & tema, dgn aneka macam huruf yg mencoloksehingga lebih kompleks. Berbeda dgn novel yg satu buku terdiri atas satu judul beserta subjudul, cerpen pada umumnya berupa kumpulan. Kumpulan cerpen yg populer, seperti “Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas”.

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Konjungsi

Kata Pengantar

Ciri-Ciri Cerpen

Cerpen mempunyai ciri-ciri yg berlawanan dr jenis prosa lainnya, antara lain:

  • Terdiri atas 1.600—10.000 kata sehingga membutuhkan 10 – 30 menit saja untuk membacanya.
  • Cerpen biasanya berkonsentrasi pada satu subjek atau tema. Subjek atau tema berupa sesuatu yg biasa mirip peran sehari-hari sehingga mempunyai nilai moral yg tinggi.
  • Cerpen biasanya berlangsung dlm satu latar sehingga berfokus pada satu alur sehingga cuma bersifat satu pertentangan & tak ada pertentangan turunan.
  • Cerpen biasanya fokus hanya pada satu atau beberapa abjad sehingga huruf bersifat datar atau tabiat yg dimiliki tak berubah dengan-cara berangsur-angsur.
  • Diksi yg dipakai bersifat mudah dipahami.

Struktur Cerpen

Dilihat dr isi, cerpen memiliki beberapa bagian, antara lain:

  • Abstrak: selaku bab dr cerpen yg bersifat opsi, abstrak menunjukkan citra awal dongeng. Selain itu, abstrak pula berisi rangkuman atau intisari dr dongeng, & dr abstrak pula pembaca mampu memperkirakan pesan yg ingin disampaikan oleh penulis.
  • Orientasi: Pada bab ini, tokoh & latar diperkenalkan. Latar, yg terdiri atas latar waktu, suasana, & daerah, diceritakan baik pribadi maupun tak eksklusif, begitupun dr tabiat tokoh.
  • Komplikasi: Di bagian tengah, seorang penulis mempunyai tugas yg sukar untuk membuat pembaca tertarik, sebelum meraih simpulan cerita. Tokoh-tokoh akan mendghadapi pertentangan, & acap kali hal-hal menjadi lebih jelek bagi mereka & mereka perlu menemukan cara untuk membereskannya. Bagian inilah disebut dgn komplikasi.
  • Evaluasi: Bagian ini menyajikan perjalanan pertentangan hingga ke titik tertinggi (klimaks) yg setelahnya akan didapatkan pemecahan ataupun peleraian.
  • Resolusi: Bagian ini disebut pula dgn peleraian, yaitu ketika titik tertinggi mulai menurun hingga bertemu pada bagian koda.
  • Koda: Bagian ini yakni bagian selesai dr cerpen. Penulis akan menyampaikan pesan moralnya baik dengan-cara eksplisit maupun implisit.

Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Cerpen

Cerpen dibangun dr unsur-unsur di dalamnya. Secara garis besar, terdapat dua unsur: unsur intrinsic & ekstrinsik.

Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik cerpen terdiri atas tema, tokoh, penokohan, tabiat, latar, alur/plot, sudut pandang, & amanat.

  • Tema: Tema berlainan dgn judul. Tema bersifat lebih biasa dr permasalahan yg diangkat & pada umumnya disampaikan dlm bentuk kata benda (nomina), seperti kesetiakawanan, persahabatan, percintaan, usaha kelas, peperangan, dsb. Tema emansipasi perempuan misalnya cerpen berjudul “Dua Dunia” karya N.H Dini; tema kemiskinan misalnya cerpen berjudul “Hari Pertama di Bulan Ini” karya Surya Gemilang; tema percinta misalnya cerpen berjudul “Cintaku Setahun Jagung” karya Ramlis Harman; dsb.
  • Tokoh: Tokoh yaitu sosok rekaan yg diciptakan penulis, yg setelahnya akan diberikan watak & penempatan. Tokoh-tokoh ini tentunya ada yg diberikan nama ataupun terjadi dengan-cara biasa , seperti ayah, ibu, nenek, kakek, dsb. Pada beberapa cerpen, derma nama tokoh menjadi hal yg penting, & beberapa di antaranya menggunakan desain etimologi.
  • Penokohan: Tokoh yg sudah diberi tabiat & kapan ia akan muncul disebut dgn penkohan.
  • Watak: Watak atau sifat diberikan pada tokoh sehingga dapat diklasifikasi menjadi tiga: tokoh protagonis (baik), tokoh antagonis (jahat), & tokoh tirtagonis (penengah). Berdasarkan pergantian wataknya, tokoh terbagi menjadi dua: tokoh datar & tokoh bundar. Tokoh datar yaitu tokoh yg tak mengalami pergantian watak, & tokoh bundar ialah kebalikannya.
  • Latar: Latar atau setting terbagi menjadi tiga: latar suasana, latar daerah, & latar waktu. Latar situasi diharapkan pada setiap momen cerita: apakah suasana haru, menegangkan, murung, dsb. Latar daerah dibutuhkan untuk mengetahui budaya dr cerita yg diangkat. Latar waktu dipakai selaku penunjuk untuk membangun situasi yg diciptakan.
  • Alur & plot: Alur atau plot terbagi menjadi dua: linier & kilas balik. Alur liner terjadi jikalau cerita bersambung ke depan. Cerpen yg isi ceritanya terdapat bab mengisahkan masa kemudian disebut dgn alur kilas balik.
  • Sudut pandang: Sudut pandang atau point of view terbagi menjadi dua: sudut pandang orang pertama & sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama terbagi menjadi dua: sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama & sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan. Jika di dlm cerita, tokoh utama memakai kata ganti Aku atau saya atau gue & tak disebutkan nama tokoh lain, sudut pandang ini disebut sudut pandang orang pertama selaku pelaku utama. Jika terdapat nama tokoh lain, artinya kisah memakai sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan. Sementara itu, sudut pandang orang ketiga artinya di dlm cerita memakai kata ganti orang ketiga atau nama langung. Jika tokoh dapat mengetahui hal-hal yg tak kasat mata, seperti perasaan tokoh, sudut pandang yg dibukanan berupa sudut pandang orang ketiga serba tahu, jikalau sebaliknya, artinya sudut pandang orang ketiga selaku pelaku sampingan.
  • Pesan atau amanat: Pada dasarnya, seorrang penulis menyiapkan amanatnya terlebih dulu kemudian dituangkan ke dlm dongeng. Amanat disampaikan baik dengan-cara eksplisit maupun implisit. Selain itu, amanat dr sebuah cerpen akan bermanfaat dlm kehidupan sehari-hari.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen digunakan biar mampu mengetahui lebih dlm perihal isi cerita. Unsur-unsur tersebut terdiri atas:

  • Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang penduduk dapat dikenali dgn cara dilihat dr sisi kondisi ekonomi, sosial budaya, politik, & ideologi. Hal-hal ini diperlukan semata-mata demi mengerti dengan-cara kompleks maksud & tujuan, serta motif kenapa dongeng tersebut diciptakan.

  • Kepengarangan

Sejarah hidup penulis mulai dr kondisi sosial, psikologis, bahkan pemikiran sastra yg dianut menawarkan gambaran lebih dlm tatkala menganalisis cerpen.

Kaidah Kebahasaan Cerpen

Dilihat dr gaya bahasa & diksi yg digunakan, cerpen mempunyai ciri-ciri kebahasaan, antara lain:

  • Menggunakan pendeskripsian yg berpengaruh. Dalam mendeskripsikan fisik tokoh penulis memakai kata-kata sifat atau[un perbandingan. Hal ini pula yg dibutuhkan untuk menggambarkan suasana, seperti suasana di sawah ataupun di sebuah gua. Kepiawaian penulis sungguh diperlukan semoga semakin membuat pembaca menyelam ke dlm cerita.
  • Menggunakan frasa adverbial (kata informasi) untuk menunjukkan latar kawasan atau pun waktu, mirip pada pagi hari, di suatu desa, pada dinihari, dsb.
  • Menggunakan kalimat pribadi & ada pula yg tak pribadi, ataupun berupa obrolan.
  • Menggunakan kata-kata kiasan atau konotatif, seperti dewi pagi yg memiliki arti matahari, surga dunia yg memiliki arti merujuk pada kawasan-kawasan hiburan atau pariwisata.
  • Menggunakan bahasa yg informal ataupun semiformal. Meskipun demikian, tanda baca digunakan dengan-cara sempurna berdasarkan hukum PUEBI.

Contoh Cerpen-Cerpen Terbaik

  1. “Bersiap Kecewa Bersedih Tanpa Kata-Kata” karya Putu Wijaya.
  2. “Tanah Air” karya Martin Aleida.
  3. “ Inem” karya Pramoedya Ananta Toer.
  4. “ Malam” karya Leila S. Chudori.
  5. “Sepasang Sepatu Tua” karya Sapardi Joko Damono.
  6. “Lelaki yg Membelah Bulan”
  7. “Manusia Kamar” karya Senon Gumira Ajidarma.
  8. “Malaikat Juga Tahu” karya Dee Lestari.
  9. “Waktu Nayla” karya Djenar Mahesa Ayu.
  10. “Terbang” karya Dee Lestari.

Kontributor: Adip Prasetyo, S.Hum.

Alumni Sastra Indonesia FIB UI

Materi Sosiologiku.com yang lain:

  1. Teks Prosedur
  2. Pantun
  3. Majas

  Teks Ulasan