12 Kebudayaan Zaman Logam Di Indonesia Dan Fungsinya

Dengan adanya kemajuan tingkat kecerdasan dr manusia purba dahulu kala, maka tak heran bila mereka bukan cuma menciptakan & memakai alat-alat yg yang dibuat dr watu saja dlm melaksanakan aktifitas, namun mereka pula bisa berkarya dgn menggunakan materi dr bahan besi serta perunggu untuk membantu aktifitas mereka dlm kehidupan sehari-hari, baik untuk keperluan berburu binatang liar maupun kebutuhan untuk meracik hasil buruan maupun makanan lainnya.

Untuk ciri-ciri Zaman Logam yakni jika masyarakat prasejarah yg hidup di Nusantara (Saat ini Indonesia) sudah mengenal budaya logam ini semenjak kedatangan Bangsa Proto Melayu & pula Deutro Melayu. Bangsa pertama yg tiba berasal dr Yunan (China Selatan), sesudah itu gelombang kedua datang dr Dongson (kota antik di Tonkin). Untuk Kebudayaan Zaman Logam di Indonesia sendiri ini mulai meningkat setelah kehadiran dr Dongson (Vietnam). Perlu dikenali, jika kebudayaan logam ini sendiri berkembang lebih pesat dibandingkan bangsa yg datang sebelumnya yakni berasal dr Yunan (China).

Tekhnik Meleburkan Logam

Berbeda dgn memakai materi kerikil yg mesti dihaluskan, untuk menggunakan materi logam ini diharuskan untuk melaksanakan peleburan dahulu, maka dr itu pada masa ini pula diketahui dgn zaman Perundagian (piawai dlm meleburkan logam). Dan untuk zaman logam di Indonesia sendiri ada 3 macam, diantaranya yakni zaman logam perunggu, zaman logam tembaga, & juga zaman logam besi. Dalam Kebudayaan Zaman Logam ini, ada dua tekhnik untuk melakukan peleburan logam tersebut, yakni Teknik Bivalve & pula Teknik A Cire Perdue. Untuk mengetahui perbedaannya simak dibawah ini:

  • Teknik Bivalve

Untuk teknik Bivalve ini ialah teknik setangkup dimana untuk menciptakan perunggu dijalankan dgn cara menangkukan dua buah kepingan kerikil setelah diisi dgn cairan logam, berikut ini caranya:

  1. Cetakan yg terbuat dr kerikil ini teridir dr dua pecahan
  2. Cetakan bakal diikat & perunggu cair ini bakal ditungkan kedalam rongga cetakan tadi
  3. Tunggu cetakan ini sampai cuek & membeku
  4. Setelah itu cetakan dilepas, & terbentuklah hasil cetakan tadi

  • Teknik A Cire Pardue

Untuk teknik berikutnya ini  pula bisa disebut dgn teknik cetak lilin, dimana materi dasar yg dipakai berbentuktanah liat & lilin. Berikut cara melakukannya:

  1. Sebelumnya mereka akan membuat mode benda atau cetakan dgn menggunakan lilin atau sejenisnya
  2. Benda yg dicetak ini nantinya dikemas dgn menggunakan tanah liat & diberikan lubang
  3. Setelah itu dibakar, & lilin pun bakal meleleh
  4. Nantinya, rongga bekas lilin tersebut di isi dgn cairan perunggu yg sudah disiapkan
  5. Setelah perunggu tadi dingin & membeku, maka tanah iat yg menutupinya dibuang sehingga menyisihkan logam yg membeku & bentuk yg di inginkan.

Hasil Kebudayaan Zaman Logam

Dalam Kebudayaan dr Zaman Logam ini sendiri terbagi menjadi 3 jenis, yakni Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, & Zaman Besi. Dan pastinya dlm setiap zaman ini insan kala itu memiliki kemampuan masing-masing.

1. Zaman Tembaga

Zaman tembaga ini menjadi awal mula manusia mengenal logam dlm kehidupannya, dimana mereka menggunakan tembaga selaku bahan dasar untuk pengerjaan perlengkapan sehari-hari. Para mahir menuturkan, kalau di Indonesia tak termakan oleh zaman tembaga ini, serta mereka tak pula mengalami masa tersebut hingga dikala ini. Belum pernah didapatkan peninggalan bersejarah dr zaman tembaga di Indonesia. Namun sejumlah negara tetangga Indonesia seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, serta Kamboja sudah terpengaruh oleh zaman ini.

2. Zaman Perunggu

Kebudayaan Zaman Logam berikutnya merupakan hadirnya Zaman Perunggu, dimana banyak manusia ketika itu menggunakan perunggu sebagai materi dasar untuk membuat perlengkapan mereka. Di Indonesia sendiri telah ditemukan peninggalan bersejarah dr zaman perunggu, diantaranya:

Kebudayaan Zaman Logam

  • Candrasa

Benda ini merupakan sejenis kapak yg ibarat senjata namun tak bisa dipakai atau kurang pas selaku perlengkapan perang maupun pertanian. Pasalnya alat ini memang tak kuat & kuat, alat ini pernah ditemukan di Bandung.

  • Kapak Corong

Kapak Corong atau bisa disebut selaku kapak sepatu adalah alat kebesaran yg sering digunakan dlm upacara budpekerti yg bentuknya ibarat corong. Kapak Corong ini pernah ditemukan di wilayah Bali,  Sulawesi Tengah, & Sulawesi Selatan.

  • Nekara

Nekara adalah suatu gendering besar yg biasa dipakai untuk upacara spiritual, utamanya upacara pengiring kematian, memanggil hujan, atau bahkan dipakai selaku genderang perang. Nekara terbesar di Indonesia berjulukan The Moon of Pejeng berada di Bali.

  • Moko

Benda ini mirip Nekara namun memiliki ukuran yg lebih kecil. Fungsi dr benda ini selaku benda pusaka dr seorang kepala suku, dimana benda ini terkadang diwariskan pada anak pria kepala suku maupun mas kawin. Moko ini banyak didapatkan di Pulau Alor serta Manggarai (Pulau Flores).

  • Bejana Perunggu

Bejana Perunggu ini bentuknya gepeng & langsing mirip Periuk. Di Indonesia benda ini sudah berhasil didapatkan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) serta Madura. Kedua baskom yg berhasil ditemukan ini memiliki dekorasi yg serupa & sangat indah.

  • Arca Perunggu

Benda ini mempunyai bentuk mirip insan, ada pula bentuknya yg menyerupai binatang. Biasanya, Arca Perunggu ini mempunyai bentuk kecil serta terdapat cincin dibagian atasnya. Cincin ini fungsinya ialah untuk menggantung arca tersebut alasannya lazimnya dipakai selaku liontin. Di Indonesia sendiri, benda ini sudah ditemukan di Palembang (Sumatera Selatan), Bangkinang (RIau), & Limbangan (Bogor).

3. Zaman Besi

Dan kebudayaan Zaman Logam terakhir kali ini ialah Zaman Besi. Dimana pada zaman ini manusia sudah mengenal besi & menciptakan bahan ini selaku alat kesehariannya. Cara menjadikannya pun dgn melebur besi & bijinya pun dituangkan kedalam cetaka yg sudah disiapkan.

Untuk peninggalan Zaman Besi di Indonesia sendiri didapatkan berupa mata kapak, mata pisau, mata sabit, mata pedang, cangkul & lain sebagainya. Di Indonesia, benda-benda ini telah didapatkan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki, & Punung (Jawa Timur). Sedangkan untuk alat zaman batu pula ada beberapa peninggalan yg tersimpan di beberapa museum di Indonesia. Dan usianya terperinci lebih renta yg niscaya.

  Pada masa pemerintahannya, Sultan Agung berupaya memasukkan nilai-nilai Islam