Sejarah KontrakPangkor Pada Tahun 1874

Pulau Pangkor yaitu pulau ketiga paling besar yg terletak di negeri Perak, Malaysia & di perairan Selat Malaka, 90 kilometer barat daya kota Ipoh. Luas Pulau Pangkor sebesar 2200 hektar dgn jumlah masyarakat25000 orang, & merupakan salah satu tujuan wisata utama di Malaysia. Pulau ini bisa diraih melalui kapal feri di pangkalan Lumut dgn waktu tempuh selama 20 menit. Pada zaman penjajahan Belanda, Pulau Pangkor dijadikan lokasi penambangan bijih timah oleh Belanda.

Pada masa tersebut, Perak yakni penghasil biji timah utama di masa ke 19. Inggris yg sudah menguasai pulau Pinang, Melaka & Singapura menganggap Perak selaku negeri yg sungguh penting. Akan tetapi perdagangan bijih timah tatkala itu terusik oleh kondisi yg tak stabil karena peperangan seperti Perang Larut & pertikaian antara kongsi gelap Cina yg disertai kekerasan pada 1872. Pada ketika itu, Sultan Perak sudah mengkontrakkan hak eksploitasi tambang timah pada kongsi Cina yaitu Go Kuan & Si Kuan.

Latar Belakang Perjanjian Pangkor

Sejarah Perjanjian Pangkor bermula dr mangkatnya Sultan Ali pada tahun 1871 yg sebaiknya digantikan oleh Raja Abdullah selaku Raja Muda. Tetapi sebab Raja Abdullah tak menghadiri upacara penguburan maka sebagai gantinya saudaranya Raja Bendahara Ismail yg dilantik. Hal tersebut berdasarkan peraturan akhlak Raja – Raja Melayu bahwa sultan yg sah mempunyai alat – alat kebesaran kerajaan. Ketidak puasan Raja Abdullah mendorongnya meminta pemberian dr pihak Inggris. Di ketika yg sama pula berkembang permusuhan antara dua kongsi gelap Cina yakni Ghee Hin yg dipimpin oleh Chin Ah Yam & kongsi Hai San yg dipimpin Chung Keng Quee dlm memperebutkan kepemilikan tambang bijih timah.

Kedua masalah tersebut diminta Raja Abdullah agar dibantu diselesaikan oleh Inggris.  Raja Abdullah meminta dukungan dr rekannya Tan Kim Ching di Singapura. Tan & seorang penjualInggris di Singapura kemudian mengirim surat yg ditandatangani oleh Abdullah pada Gubernur Sir Andrew Clarke. Abdullah menyatakan dlm surat tersebut hasratnya untuk menyerahkan Perak di bawah naungan Inggris. Pada tanggal 26 September 1872, Chung Keng Quee mengantar petisi yg ditandatanganinya bersama 44 orang ketua orang Cina untuk meminta campur tangan Inggris setelah mendapat penyerangan oleh 12 ribu orang Chung San. Pihak Inggris kemudian menyaksikan ini sebagai kesempatan emas untuk memperluas pengaruhnya di Asia Tenggara & menguasai perdagangan bijih timah.

  Sejarah Lagu Indonesia Raya Dan Penciptanya (#Paling Lengkap)

Perjanjian Pangkor ditanda tangani pada 20 Januari 1874 di atas kapal HMS Pluto yg berlabuh di selat dinding, kawasan perairan antara Lumut & Pulau Pangkor. Perjanjian ini berlangsung antara Gubernur Sir Andrew Clarke & Raja Muda Abdullah sebagai penguasa Hilir Perak bareng dgn pendukungnya yaitu bendahara, tumenggung, syahbandar, raja mahkota, laksamana, orang kaya menteri & dato’ sagor. Adanya perjanjian ini memberi jalan bagi Inggris untuk mencampuri urusan dlm negeri Perak.

Ini adalah satu kesalahan yg dilakukan oleh Raja Abdullah sehingga dengan-cara resmi memberi izin pada Inggris untuk campur tangan dlm urusan dlm negeri Melayu. Gubernur Clarke dlm sejarah perjanjian pangkor kemudian pula menurunkan Sultan Ismail yg berkuasa di Hulu Perak & mencabut gelarnya tetapi mengizinkannya memakai gelar Sultan Muda jikalau memberi upeti 1000 ringgit setiap bulannya, sementara Che Ngah Ibrahim tak lagi diakui sebagai pemerintah Larut. Ketahui pula tentang bangunan bersejarah di pulau pinang, bangunan bersejarah di sabah, bangunan bersejarah di perak & bangunan bersejarah di johor.

Syarat Dalam Perjanjian Pangkor

Kesepakatan yg dilaksanakan oleh Raja Muda Abdullah & Sir Andrew Clarke serta beberapa pejabat Perak tanpa didatangi Sultan Ismail & Raja Yusuf, menghasilkan sejarah perjanjian pangkor yg memiliki beberapa syarat  bahwa Raja Muda Abdullah diangkat selaku Sultan Perak, menawarkan gelar Sultan Muda pada raja bendahara, Sultan Perak harus menyediakan tempat bagi Residen & mengikuti isyarat Residen Inggris kecuali mengenai kasus agama & akhlak Melayu, mempertahankan & memungut cukai dr seluruh negeri, begitu juga menetapkan aturan pemerintahan dgn kode Residen Inggris. Syarat sarat dlm sejarah perjanjian pangkor yakni:

  Penyebab Terjadinya Perlawanan Rakyat Mataram Terhadap VOC Dan Akhir Kesudahannya

  • Mengakui Raja Muda Abdullah sebagai Sultan Perak
  • Raja Bendahara Ismail yg menjadi Pemangku Sultan kemudian diberikan gelar Sultan Muda & wilayah kecil selaku hak pensiunnya.
  • Semua pelantikan pegawai besar lain pada masa Raja Bendahara Ismail memegang kekuasaan hendaknya disahkan.
  • Kekuasaan yg diberikan pada Orang Kaya Menteri atas wilayah Larut oleh almarhum Sultan hendaknya disahkan pula.
  • Semua hasil negeri dikenakan paja & semua peresmian harus dibuat atas nama Sultan.
  • Sultan menerima & menyediakan kediaman yg sesuai untuk Residen Inggris yg akan diperintahkan di Istana Sultan, & mesti meminta nasihatnya untuk mengambil langkah-langkah atas semua persoalan selain agama & etika melayu.
  • Menempatkan seorang Pembantu Residen di Istana Gubernur Larut yg bertindak di bawah Residen Perak mempunyai kuasa yg sama & cuma mendapatkan perintah Residen.
  • Biaya untuk Residen & jabatannya diputuskan oleh Kerajaan Negeri – negeri Selat & menjadi tanggung jawab utama Negeri Perak.
  • Bahwa Daftar Sipil yg menertibkan pemasukan yg diterima oleh Sultan, Bendahara, Menteri & perugas yang lain mesti menjadi belahan dr peraturan pajak selanjutnya.
  • Pengumpulan & kendali akan pajak & manajemen lazim dr negara dikelola dibawah isyarat Residen.
  • Perjanjian dibawah Pulo Dinding & pulau Pangkor diserahkan pada Great Britain sudah disalahartikan & perlu diluruskan kembali .
  • Menyatakan bahwa Daerah Aliran Sungai Selatan dr Sungai Krean yg mengalir ke sungai dr Selatan sebagai wilayah Inggris selaku perbaikan dr Batas Selatan Propinsi Wellesley & harus ditandai oleh Komisaris, satu diberi nama oleh Pemerintah Pemukiman Selat & lainnya dinamai oleh Sultan Perak.
  • Menetapkan pemulihan kepemilikan tambang sebagaimana sebelumnya & penggantian kompensasi atas kerusakan dgn keputusan petugas yg bersifat selesai tatkala kondisi sudah pulih kembali.
  • Menteri Larut terlibat pada pengesahan utang pada pemerintah pemukiman selat begitu juga untuk biaya & pengeluaran oleh pengusutan dlm upaya mengamankan ketenangan & jual beli perak.

Raja Ismail tak mengakui perjanjian tersebut tetapi Raja Abdullah telah diakui oleh Inggris sebagai Sultan & Sir James W.W. Birch selaku Residen Inggris pertama di Perak. Adanya campur tangan Inggris kemudian memunculkan rasa tak bahagia di kelompok orang Melayu terutama golongan istana yg merasa kekuasaannya sudah hilang. Orang Melayu di Perak kemudian bersepakat untuk membunuh Residen Birch, yg dijalankan pada tahun 1875 di Pasir Salak. Kejadian tersebut menimbulkan beberapa ketegangan antara rakyat Melayu Perak & pihak Inggris sampai tahun 1876.

Pihak – pihak yg semuanya terlibat dlm pembunuhan Birch seluruhnya orang Perak ditangkap & dieksekusi mati. Orang – orang tersebut yaitu Dato Maharaja Lela, Datuk Sagor, Si Puntum, Pandak Endut, Laksamana Mohammad Amin, Ngah Ibrahim & lainnya. Sultan Abdullah dibuang ke Pulau Seychelles. Keberhasilan Inggris mengehentikan perlawanan Melayu menciptakan kedudukan Inggris di Perak semakin berjaya & membuka lebih banyak lagi tambang bijih timah & ladang – ladang getah. Ketahui pula perihal sejarah kemerdekaan sabah, sejarah perjanjian tordesillas & perjanjian linggarjati.