Baratayuda ialah puncak dr kisah Mahabharata yg berasal dr India tentang perseteruan dua kubu yg masih bersaudara, yaitu Pandawa & Kurawa. Mahabharata yakni karya sastra kuno hasil goresan pena Begawan Byasa atau yg dikenal pula selaku Vyasa dr India, & terdiri dr delapan belas kitab. Ada pula pihak yg meyakini bahwa Mahabharata sebetulnya yakni kumpulan dr banyak dongeng yg terpisah – pisah & dikumpulkan semenjak era ke 4 sebelum Masehi. Cerita Mahabharata mengenai pertentangan Pandawa yg berjumlah lima orang & sepupunya Kurawa yg berjumlah seratus orang tentang perebutan tahta Astinapura.
Kedua pihak sama – sama merasa memiliki hak untuk menguasai Astinapura. Pertikaian kedua kalangan bersaudara ini sebagai cuilan dr sejarah perang baratayudha sudah terjadi sejak mereka lahir. Kisah ini bahkan diadaptasi ke dlm aneka macam bahasa, tergolong kisah model pewayangan Jawa oleh Mpu Sedah pada tahun 1157 atas perintah Jayabaya, yg tercantum dlm silsilah kerajaan Kediri sebagai salah satu Raja Kediri. Istilah Baratayuda diambil dr judul naskah ini & menjadi penggalan dr sejarah kerajaan Kediri, yakni Bharatayuddha yg berbahasa Jawa kuno. Dalam versi Jawa, kisah perang ini mengalami beberapa pergantian disesuaikan dgn setting yg lebih cocok dgn latar belakang Jawa sehingga dianggap terjadi di pulau Jawa.
Penyebab Perang Baratayuda
Untuk mengenali & mengetahui penyebab perang Baratayuda, kita perlu menelusuri sejarah asal muasal golongan Pandawa & Kurawa terlebih dahulu. Karena banyaknya tokoh & aspek yg terlibat, penyebab perang Baratayuda tak bisa digambarkan dgn satu kalimat sederhana saja. yg Asal ajakan masalah yg menjadi akar & penyebab dr perang ini antara lain:
1. Persyaratan Satyawati
Awal mulanya mesti kita lihat dr kisah Raja Sentanu, yg ingin mempersunting Satyawati , istri keduanya yg memberi syarat biar keturunannya yg memegang hak atas tahta Astinapura. Sentanu tak mampu memenuhi hal tersebut karena ia telah mempunyai Bisma, putranya dgn Dewi Gangga. Bisma kemudian berjanji pada Satyawati bahwa ia tak akan mengklaim tahta bahkan tak akan menikah selamanya asalkan Satyawati mau menikah dgn ayahnya. Maka dr Sentanu & Satyawati lahir dua putra, Citranggada yg mengambil alih Sentanu menjadi Raja Kuru & adiknya Wicitrawirya.
Citranggada tewas dlm pertempuran dgn raja Gendarwa licik yg memiliki nama sama dengannya, yg menantangnya karena tidak ingin tersaingi dgn raja lain berjulukan sama. Wicitrawirya kemudian mengambil alih kakaknya sebagai Raja Kuru alasannya Citranggada tak mempunyai istri atau keturunan. Wicitrawirya kemudian menikah dgn Ambika & Ambalika kemudian mati dlm usia muda alasannya adalah penyakit paru – paru tanpa mempunyai anak. Kedua jandanya kemudian memiliki anak dlm ritual dgn Resi Byasa, yakni Dretarastra putra Ambika & Pandu putra Ambalika.
2. Dendam Gendari
Kisah ini bermula dr Pandu, yg membawa tiga orang perempuan ke Astinapura, yaitu Kunti, Gendari & Madrim. Pandu kemudian mempersilakan kakaknya Dretarastra yg buta untuk memilih salah satu perempuan tersebut. Dretarastra memilih dgn menimbang berat ketiganya, lalu ia menentukan Gendari sebab memiliki bobot paling berat. Menurutnya, wanita yg berbobot berat akan mudah melahitkan banyak anak sesuai keinginannya. Hal ini mengakibatkan Gendari sakit hati pada Pandu sehingga bersumpah bahwa keturunannya akan menjadi lawan bagi anak – anak Pandu kelak.
3. Konflik Di Masa Kanak – Kanak
Anak – anak Pandu dr Kunti & Madri yg berjumlah lima orang disebut Pandawa, & anak – anak Dretarastra & Gendari yg berjumlah seratus orang tepatnya 99 putra & 1 putri disebut Kurawa. Persaingan sudah terjadi sejak mereka semua masih kanak – kanak. Semuanya tinggal bersama – sama di dlm satu kerajaan di Astinapura. Konflik dimulai tatkala Duryudana, putra tertua Kurawa menginginkan tahta Dinasti Kuru untuk dirinya & merasa tak mungkin menerimanya bila masih ada anak – anak Pandawa. Mulailah aneka macam niat jahat muncul dlm diri Duryudana untuk menyingkirkan Pandawa & ibunya, yg ia lakukan bareng Sangkuni, adik dr Gendari.
4. Percobaan Pembunuhan Pandawa
Duryudana & pamannya berupaya menyingkirkan Yudhistira yg berhak menjadi Raja & pula semua Pandawa yang lain dgn aneka macam cara, termasuk lewat percobaan pembunuhan. Duryudana menciptakan alat pesta yg gampang terbakar & memanggil Pandawa serta Kunti untuk berpesta. Disana mereka akan diminta untuk mengonsumsi minuman yg sudah diaduk obat tidur. Walaupun demikian, Pandawa dilindungi oleh pamannya Widura & Kresna, sepupu mereka sehingga selalu selamat dr upaya pembunuhan tersebut. Widura membocorkan rencana Duryudana. Pandawa & ibunya kemudian melarikan diri ke hutan & mengembara.
5. Keberadaan Drupadi & Kesalahan Yudistira
Kedatangan Drupadi pula turut menjadi salah satu penyebab perang Baratayuda. Dalam pelariannya, Pandawa mendengar akan diadakannya sayembara di Kerajaan Panchala, & siapapun pemenangnya akan menikahi putri Raja Panchala yaitu Drupadi. Sayembara berupa pertandingan memanah tersebut diikuti oleh Arjuna yg kemudian memenangkannya. Tatkala Arjuna & Bima menenteng Drupadi pulang, mereka berkata sudah menerima kado yg terbaik. Kunti yg tak mengenali apa yg dibawa pulang lalu menyuruh mereka membagi rata sehingga Drupadi menjadi istri dr kelima Pandawa.
Setelah ijab kabul dgn Drupadi, Pandawa kembali ke kerajaan. Agar tak terjadi lagi pertikaian maka kerajaan Kuru dibagi menjadi dua. Kurawa mendapatkan kerajaan utama di Astinapura sedangkan Pandawa mendapatkan Kurujanggala yg beribukota Indraprastha. Duryudana yg berkunjung ke istana Indraprastha yg megah tercebur ke kolam yg dikiranya lantai, lalu ditertawakan oleh Drupadi.
Duryudana yg dendam pada Drupadi menjajal membalas dgn mengajak Yudistira yg sangat suka bermain dadu. Ia menyusun siasat licik supaya Yudistira kalah dgn aneka macam taruhan yg dimulai dr hal kecil hingga menciptakan Pandawa kehilangan harta & kerajaannya. Pada risikonya, Drupadi pula menjadi materi taruhan. Kekalahan Pandawa menciptakan Duryudana bebas untuk mempermalukan Drupadi dgn mencoba menelanjanginya di depan biasa . Namun berkat perlindungan Kresna, senantiasa ada lapisan busana dibawah busana Drupadi yg dibuka oleh Dursasana, adik Duryudana. Bima yg murka bersumpah akan membunuh Dursasana & meminum darahnya.
6. Pengasingan Pandawa
Setelah semua perjuangan yg gagal, maka Kurawa menjajal membohongi para Pandawa dgn permainan dadu lagi. Syaratnya siapapun yg kalah harus meninggalkan istana selama 13 tahun. Yudistira kembali terkecoh. Kelicikan permainan mengakibatkan Pandawa kalah sehingga mereka mesti angkat kaki dr istana ke hutan. Dretarastra berjanji bahwa ia akan menyerahkan tahta pada Yudistira sesudah ia kembali kelak. Namun sesudah masa pengasingan rampung, Duryudana tidak ingin menyerahkan tahtanya.
Maka Pandawa yg masih bersabar hanya meminta penggalan sebanyak lima buah desa, tetapi itu pun ditolak mentah – mentah oleh Duryudana. Perilaku Duryudana tersebut alhasil menciptakan Pandawa tak bisa lagi menahan diri untuk berperang & menjadi penyebab perang Baratayuda. Perang yg terjadi di Padang Kurusetra tersebut amat dahsyat & luar biasa pula mengakibatkan banyak sekali korban jiwa. Penyebab perang Baratayuda tersebut rampung dgn sepuluh ksatria yg bertahan hidup, yaitu kelima Pandawa, Yuyutsu, Satyaki, Aswatama, Krepa & Kertawarma. Yudhistira pada karenanya dinobatkan selaku Raja Kuru, & menyerahkan tahta sesudah beberapa usang pada Parikesit, cucu Arjuna.
Kelima Pandawa & Drupadi kemudian mendaki gunung Himalaya untuk menjadi tujuan tamat perjalanan hidup mereka. Keempat Pandawa & Drupadi meninggal di perjalanan, tinggal Yudistira sendiri yg berhasil meraih puncak Himalaya & diizinkan oleh Dewa Dharma untuk masuk nirwana selaku insan. Kisah Mahabharata ini memiliki unsur – unsur agama Hindu, sebagaimana sejarah candi arjuna, sejarah candi dieng, & beberapa candi Hindu di Indonesia serta Candi peninggalan agama Hindu yg pula ada di negara kita.