Sejarah Museum La Galigo Makasar Terlengkap

Museum La Galigo merupakan salah satu museum yg terdapat di jalan Ujung Pandang No.1 kota Makassar, Sulawesi Selatan. Museum ini pula berisi peninggalan bersejarah di Indonesia khususnya yg berasal dr tempat Sulawesi ini. Dari tanah Sulawesi ini pula terdapat tokoh pahlawan nasional wanita, yakni Opu Daeng Risaju.

Sejarah Museum La Galigo

Sejarah Museum La GaligoAwalnya museum ini didirikan pada tahun 1938 oleh pemerintah Hindia Belanda yg dikepalai oleh Tuan Ness. Pada ketika itu kota Makassar berstatus sebagai Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden (Pemerintahan Sulawesi & Daerah Taklukannya) dgn nama Celebes Museum. Celebes museum ini dulu terletak di benteng Fort Rotterdam yg diketahui selaku benteng Ujung Pandang, tepatnya di gedung bekas kediaman Laksamana Cornelis Speelman yg dikala itu masih memimpin beberapa ekspedisi militer sebelum kembali ke Batavia.

Sebelum ia menduduki jabatan sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1681-1684, ia pula pernah menjabat sebagai Presiden Dewan Kotapraja du tahun 1678 & bersidang tiga kali seminggu di Balai Kota Batavia yg kini ini sudah menjadi Museum Sejarah Jakarta. Pada masa itu museum menempati 3 gedung dr benteng tersebut, yakni gedung No. 2, Gedung No. 5 & gedung No.8. Saat Jepang mulai ke Indonesia, kegiatan di museum ini sempat terhenti untuk beberapa waktu. Namun sehabis pembubaran Negara Indonesia Timur (NIT) museum ini kembali di rintis oleh para budayawan.

Sejarah Penamaan Museum La Galigo

Penamaan La Galigo untuk meseum ini dianjurkan oleh seorang seniman yg diambil dr nama salah satu putra Sawerigading Opunna Ware yg merupakan tokoh masyhur dlm mitologi Bugis. Ia pula dinobatkan menjadi Pajung Lolo atau raja muda di Kerajaan Luwu, pada era ke-14. Nama La Galigo pula merupakan nama suatu karya sastra klasik dlm bentuk naskah tertulis bahasa Bugis yg dikenal sebagai Surek La Galigo yg terdiri dr 9.000 halaman yg bekerjasama dgn peninggalan Kerajaan Sriwijaya.

  Pada 1930 jumlah penduduk Pulau Jawa meningkat menjadi 40 juta jiwa.

Isi dr Surek La Galigo ini mengandung dongeng-cerita, tatanan, & tuntunan hidup orang Sulawesi Selatan dulu, seperti tata cara religi, fatwa kosmos, adab-istiadat, bentuk & tatanan masyarakat atau pemerintahan tradisional, perkembangan kerajaan, sistem ekonomi & jual beli, keadaan geografis, & insiden penting yg pernah terjadi.

  • Museum La Galigo Tahun 1966

Museum ini kembali didirikan dgn status tak resmi & koleksi museum pun kembali bertambah yakni berbentukgelang perak, busana adab pengantin, keris, badik & mata uang kuno yg semua koleksi itu diperoleh dr derma Inspeksi Kebudayaan Daerah Sulawesi Selatan, para budayawan, Yayasan Matthes, & Yayasan Pusat Kebudayaan Indonesia Timur.

  • Museum La Galigo Tahun 1970

Akhirnya museum ini resmi dibuka kembali & didirikan lagi dgn nama Museum La Galigo dgn surat keputusan Gubernur.

  • Museum La Galigo Tahun 1979

Namun bertahun-tahun kemudian, melalui surat keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan nama museum ini kembali berubah menjadi Museum La Galigo Propinsi Sulawesi Selatan.

  • Museum La Galigo Tahun 1988

Direktur Jenderal Kebudayaan mengeluarkan keputusan wacana penyeragaman nama museum negeri tingkat provinsi seluruh Indonesia lewat Direktur Permuseuman Jakarta. Keputusan tersebut mewajibkan mendahulukan nama provinsinya masing-masing kemudian disertai nama setempat daerahnya. Dan kemudian meseum ini berganti nama lagi dgn Museum Negeri Propinsi Sulawesi Selatan La Galigo.

  • Museum La Galigo Tahun 2001

Memasuki era Otonomi, untuk kelima kalinya museum kembali berganti nama dgn nama menjadi UPTD Museum La Galigo Dinas Kebudayaan & Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan sebab adanya surat keputusan Gubernur.

Koleksi Sejarah Museum La Galigo

Koleksi Museum La GaligoKoleksi yg ada di dlm museum ini tersebar di beberapa gedung dgn pembagian koleksi yg berlainan di tiap gedung serta ruangannya. Berikut adalah beberapa gedung yg terdapat di museum La Galigo beserta koleksinya.

  1. Koleksi Gedung No.2

Koleksi-koleksi yg terdapat di gedung No.2 dr museum ini di dapat dr hasil bantuan & hasil dr penggalian dimana benda-benda koleksi tersebut berbentukmata uang, berbagai macam jenis keramik, piring emas & beberapa buah destar tradisional Sulawesi Selatan. Berikut yakni ruang festival Museum La Galigo yg terdiri dr 12 ruang dgn koleksinya masing-masing.

  • Ruang 1, terdiri dr koleksi benda-benda atau materi bangunan benteng, peta lokasi benteng Kerajaan Gowa, maket Benteng Ujung Pandang & foto-foto gedung yg dipugar.
  • Ruang 2, terdapat koleksi alat watu prasejarah, koleksi arkeologi & lukisan prasejarah.
  • Ruang 3, ada koleksi lukisan, metode penguburan megalitik & koleksi benda dr masa prasejarah.
  • Ruang 4, merupakan gudang Museum La galigo.
  • Ruang 5, tempat koleksi dr numismatika & arkeologi.
  • Ruang 6, memamerkan aneka macam koleksi etnografi.
  • Ruang 7, terdapat foto-foto pendekar nasional & Sulawei Selatan, serta koleksi Kerajaan Sawitto, Kerajaan Wajo, Mandar, & Tana Toraja.
  • Ruang 8, berisi koleksi kerajaan di Indonesia, yakni Kerajaan Luwu.
  • Ruang 9, khusus untuk koleksi benda dr Kerajaan Bone.
  • Ruang 10, tempat koleksi Kerajaan Gowa yg tergolong dlm sejarah kerajaan Islam di Indonesia.
  • Ruang 11 & 12, terdapat peta lokasi inovasi keramik ajaib di Sulawesi Selatan & koleksi keramik aneh.

  1. Koleksi Gedung No. 5

Sementara ada gedung No. 5 memiliki koleksi berupa banyak sekali jenis bahtera, alat-alat pertanian, alat-alat pertukangan kayu, & koleksi etnografi dr emas.

  1. Koleksi Gedung No. 10

Berikutnya bintang film museum ini pula terdapat di gedung no.10 ini yg memiliki 6 ruang untuk menunjukkan koleksi dgn penataan & koleksi selaku berikut.

  • Ruang 1, berisi koleksi Kebaharian seperti miniatur bahtera pinisi, patorani, palari, bahan pengerjaan bahtera, peta topografi, & suku bangsa Sulawesi Selatan.
  • Ruang 2, menunjukkan benda koleksi berupa alat penangkap ikan, bahtera lambo, palari, bendi, bagang, & roppong.
  • Ruang 3, memamerkan koleksi tradisional seperti lesung dr Raja Tolo Jeneponto, alat pengolahan sagu, alat pengolahan gula merah, alat rumah tangga, musik tradisional anjong bola, & alat pertanian tradisional.
  • Ruang 4, khusus untuk koleksi tenun tradisional mirip alat proses pengerjaan benang, lungsi, perangkat tenun tradisional, aneka macam hasil tenunan, pakaian adab Sulawesi & alat penempaan besi beserta hasil-hasilnya.
  • Ruang 5, khusus untuk menunjukkan pakaian pengantin & pelaminan berupa busana pengantin etika suku bangsa di Sulawesi Selatan beserta pelaminannnya.
  • Ruang 6, Koleksi ini memamerkan koleksi yg bersifat pengetahuan nusantara mirip pakaian budbahasa Jawa & Bali, lukisan Syekh Yusuf, tasbih, pakaian akhlak Sulawesi Utara, busana budbahasa Sulawesi Tengah, busana etika Kalimantan Timur, Sumatera Barat, & pakaian adab tempat yang lain, panah & pula patung dr Papua.

  1. Koleksi Gedung No.8

Dan pada gedung No. 8 terdapat koleksi dr aneka macam jenis tombak, alat musik, alat-alat permainan tradisional periuk, belanga, & aneka macam alat dapur yang lain.

Demikianlah informasi mengenai sejarah museum La Galigo dr Sulawesi Selatan. Ada pula sejarah museum Balla Lompoa yg pula terdapat dikota Makassar yg sayang untuk dilewatkan.