Sejarah Museum Linggarjati Cirebon Terlengkap

Apa yg terlintas di dlm kepala Anda tatkala mendengar kata “Cirebon”? Wisata kuliner mirip empal gentong & nasi jamblang mungkin ialah yg pertama kali kita pikirkan. Namun bagaimana dgn rekreasi sejarahnya? Cirebon ternyata menyimpan banyak rekreasi sejarah yg tentunya tak boleh Anda lewatkan tatkala sedang berlibur. Misalnya saja wisata peninggalan kerajaan Cirebon berupa keraton Kanoman & keraton Kasepuhan. Anda yg berkunjung ke keraton Kanoman & keraton Kasepuhan akan menemukan keterangan perihal silsilah kerajaan Cirebon dan peninggalan-peninggalan keraton.

Selain keraton, ada satu lokasi wisata sejarah yg terkenal di Cirebon, tepatnya di Kuningan, yakni museum Linggarjati Cirebon. Meskipun bila dilihat dr luar bangunan museum ini nampak seperti rumah tinggal biasa, namun bangunan ini telah menjadi saksi salah satu negosiasi penting yg pernah terjadi antara Indonesia & Belanda. Bagaimana sejarah museum Linggarjati Cirebon ini? Berikut ialah penjelasannya.

Sejarah Museum Linggarjati Cirebon

Sejarah Museum Linggarjati CirebonMuseum Linggarjati yg terletak di Kuningan sebelah selatan Cirebon mulanya yaitu gubuk yg dibangun pada tahun 1918, milik seorang ibu berjulukan Jasitem & menjadi kawasan tinggalnya. Gedung museum sempat mengalami beberapa pergantian fungsi & kepemilikan. Pada masa kolonial, gedung yg memiliki gaya arsitektur kolonial ini sempat menjadi markas tentara. Selanjutnya berubah fungsi lagi menjadi SD & bahkan pernah pula menjadi hotel.

Pasca kemerdekaan, gedung museum Linggarjati dijadikan kawasan negosiasi Linggarjati di tahun 1946. Karena pentingnya kiprah gedung ini dlm usaha memerdekaan bangsa Indonesia sepenuhnya, gedung kemudian diresmikan sebagai museum pada tahun 1976. Museum Linggarjati menjadi saksi akan perjuangan diplomatik yg dikerjakan oleh para pendiri bangsa. Adapun utusan Indonesia yg berunding pada masa itu adalah:

  Sejak mendarat di Banten pada 1596, para pedagang Belanda terlibat persaingan

  • Sutan Syahrir
  • Soesanto
  • Tirtoprodjo
  • Mr. Mohammad Roem
  • Dr. A. K Gani

Selain utusan dr Indonesia, perundingan pula dibarengi oleh delegasi dr Belandan & utusan dr Inggris selaku mediator. Berikut yaitu nama-namanya:

  • Prof. Mr. Schrmerhorn (delegasi Belanda)
  • Dr. F. De Boer (delegasi Belanda)
  • Mr. Van Poll (delegasi Belanda)
  • Dr. Van Mook (utusan Belanda)
  • Lord Killearn (utusan Inggris)

Menurut sumber tertulis, perundingan Linggarjati diadakan pada tanggal 10 sampai 12 November 1946. Langkah ini merupakan salah satu cara dlm mengusur Belanda melalui jalur aturan. Perundingan Linggarjati akhirnya menciptakan tiga isi pokok, yakni:

  1. Belanda mengakui dengan-cara de facto Republik Indonesia dgn wilayah kekuasaan meliputi Sumatera, Jawa & Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat pada 1 Januari 1949.
  2. Republik Indonesia & Belanda akan melakukan pekerjaan sama dlm membentuk negara Indonesia Serikat dgn nama Republik Indonesia Serikat. Salah satu pecahan dr negara ini ialah Republik Indonesia.
  3. Republik Indonesia Serikat & Belanda akan membentuk Indonesia Belanda dgn Ratu Belanda sebagai ketuanya.

Jika Anda kepincut dgn sejarah di Jawa  Barat, pelajari juga: peninggalan bersejarah di Jawa Barat dan sejarah berdirinya Istana Bogor.

Koleksi Museum Linggarjati Cirebon

koleksi museum linggarjati cirebonKetika Anda masuk ke dlm museum, Anda seolah dibawa ke dlm napak tilas diplomatik para pendiri bangsa dlm upaya meraih kemerdekaan sepenuhnya. Berbagai dokumentasi mirip foto, diorama, hasil naskah kesepakatanLinggarjati & benda-benda lainnya bisa disaksikan di museum ini.

Ruang perundingan dipenuhi oleh perabotan-perabotan replika yg ibarat dgn kondisi sebenarnya. Meskipun replika, perabotan-piranti ini mampu membuat hadirin merasakan situasi negosiasi yg terjadi pada masa itu. Deretan dingklik yg ada di sebelah kiri ditempati oleh delegasi dr Indonesia yg dipimpin oleh Sutan Syahrir sebagai perdana mentri pertama Indonesia. Delegasi Belanda menempati deretan dingklik di sebelah kanan. Lord Killearn seorang diplomat Inggris yg diutus untuk Asia Tenggara bertugas selaku perantara negosiasi ini.

Selama negosiasi, Lord Killearn & beberapa delegasi Belanda mirip Schermerhorn, Ivo Samkalden, P. Sanders bermalam di Linggarjati. Kamar-kamar yg ditempati oleh tokoh-tokoh penting tersebut dilabeli dgn baik oleh pihak museum. Sedangkan delegasi Belanda yg lain mirip Letnan Gubernur Van Mook & yg yang lain menginap di kapal perang Bankcert. Delegasi Indonesia menginap di rumah Bung Syahrir di Linggasana, desa tetangga Linggarjati, sekitar 20 sampai 25 menit jalan kaki dr museum.

Foto-foto seputar perundingan dipajang di dinding ruang negosiasi Linggarjati. Adapun beberapa foto yg dipajang salah satunya adalah foto wartawan luar negeri mengetik naskah gosip di pagar tangga kediaman Bung  Syahrir di Linggasana. Menurut keterangan dr pemandu museum, foto-foto tersebut diperoleh dr Kedutaan Belanda.

Di penggalan belakang bangunan museum terdapat halaman luas yg dihiasi dgn pepohonan rindang & tangga yg mengarah ke bawah halaman. Pada area ini terdapat monumen yg isinya yaitu pokok hasil perundingan Linggarjati. Selain monumen, di museum Llinggarjati Cirebon ini pula terdapat kerikil hitam dgn ukiran lima pilar masyarakat Indonesia yg dibangun di atas monumen. Kelima pilar tersebut antara lain:

  1. Petani
  2. Pemuka Agama
  3. Wanita
  4. Tentara
  5. Pemuda

Hal ini merupakan wujud dr kekuatan utama bangsa Indonesia yg senantiasa teguh membela kepentingan bangsa & negara di atas kepentingan pribadi.

Berkunjung Ke Museum Linggarjati Cirebon

Museum Linggarjati Cirebon terletak di Jalan Gedung Perundingan Linggarjati, Desa Linggarjati, Kecamatan Cimulus, Kabupaten Kuningan (sekitar 23 km di selatan Cirebon). Jika Anda kesengsem untuk mendatangi museum ini dr Cirebon, Anda mampu naik bis jurusan Kuningan dr terminal bis Cirebon. Ongkos yg perlu dibayarkan cukup murah, yaitu cuma Rp 8.000 saja. Selanjutnya Anda turun di Cilimus, & dilanjutkan dgn transportasi desa Cilimus-Linggarjati. Ongkos yg perlu dibayarkan adalah sekitar Rp 3.000.

Anda dapat mengunjungi museum pada hari apapun, sebab museum buka setiap hari. Jam buka museum pada hari kerja berbeda dgn hari libur. Pada hari Senin hingga Jum’at museum buka mulai jam 07.00 sampai 15.00. Sedangkan pada hari Sabtu & Minggu, museum buka di jam 08.00 hingga 17.00. Tidak ada patokan khusus untuk harga tiket masuknya. Harga tiket dibayarkan sukarela. Jika Anda ingin berkunjung dengan-cara rombongan, ada baiknya untuk terlebih dahulu menguhubungi pihak museum. Setelah berkunjung dr museum, Anda dapat mampir ke pusat buah tangan khas Kuningan yg ada di sekeliling museum.

Demikianlah penjelasan mengenai Sejarah Museum Linggarjati Cirebon. Jika Anda berkunjung ke Cirebon, jangan lupa untuk mampir ke museum ini. Selain lokasinya yg sejuk di kaki gunung Ciremai, museum Linggarjati Cirebon pula banyak menawarkan keterangan tentang sejarah masa kemudian, terutama negosiasi Linggarjati. Di museum ini Anda mampu menyaksikan ruangan-ruangan kawasan negosiasi Linggarjati berlangsung. Selain itu, ada pula ruangan-ruangan daerah bermalam para utusan dr Belanda & Inggris serta foto-foto usang terkait perundingan Linggarjati yg pasti tak boleh Anda lewatkan. Lokasi yg akrab dgn kota Cirebon & harga tiket yg murah (sukarela) pula dapat menjadi argumentasi yg sempurna bagi Anda untuk berkunjung ke museum ini. Bagi Anda yg terpesona dgn museum, pelajari juga: sejarah museum Ambarawa.