Daftar Nama Silsilah Kerajaan Cirebon Lengkap

Cirebon selaku salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yg biasa dikenal selaku kota wali maupun kota udang mempunyai sejarah yg amat panjang & menawan untuk dimengerti. Nama cirebon sendiri memiliki arti Air Udang yg berasal dr kata dlm bahasa sunda yakni Cai (air) & rebon (Udang). Cirebon pada periode ke 15 merupakan sejarah Kerajaan islam di indonesia yang populer di Jawa Barat. Letak Kerajaan cirebon berada di tempat pantai utara jawa serta menjadi perbatasan antara provinsi jawa tengah dgn jawa barat.

Silsilah Kerajaan Cirebon

Pada waktu itu kerajaan Cirebon  dipimpin oleh seorang sultan sehingga kerap dikenal sebagai kesultanan Cirebon. Awal mula kesultanan ini diresmikan  pada tahun 1479 oleh Cakrabuana beserta Syarif Hidayatullah  yg dikenal pula selaku Sunan Gunungjati. Hal ini terjadi lantaran sebelumnya  pemerintahan Cirebon masuk dlm tata cara  kedudukan Keadipatian dibawah kerajaan Sunda Galuh yg di pimpin oleh Cakrabuana. Banyak juga Peninggalan Kerajaan Cirebon yang menjadi tempat wisata seperti candi. Berikut daftar silsilah kerjaaan cirebon mulai pertama berdiri hingga pemegang pemerintahan kini :

1. Pangeran Cakrabuana

Silsilah Kerajaan Cirebon yg pertama ialah Pangeran cakrabuana atau diketahui selaku Raden walangsungsang merupakan keturunan dr kerjaaan pajajaran. Ia merupakan putera pertama dari Subanglarang (puteri Ki Gedeng Tapa) yg merupakan istri pertama Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi. Pangeran cakrabuana pula mempunyai 2 saudara yg bernama Raden Kian Santang & Nyai Rara santang, meskipun selaku anak laki- laki pertama Pangeran cakrabuana tak mendapatkan hak menjadi putera mahkota Pakuan Pajajaran dikarenakan Ia memeluk Agama islam yg diturunkan oleh ibunya.

Sedangkan waktu itu pada era ke 15 mayoritas penduduk memeluk agama leluhur orang sunda yg disebut Sunda Wiwitan. Selanjutnya posisi putera mahkota digantikan oleh Prabu Surawisesa, anak laki-laki dari  Nyai Cantring Manikmayan yg merupakan istri kedua Prabu Siliwangi. pada tahun 1430 M  Pangeran Cakrabuana kemudian menciptakan pedukuhan di tempat kebon pesisir kemudian membentu pemerintahan di Cirebon, sehingga Pangeran Cakrabuana dianggap selaku pendiri kesultanan cirebon. (Baca Juga : Peninggalan Kerajaan Singasari)

2. Syarif hidayatullah

Pada tahun 1479 hingga 1495 merupakan masa kepemimpinan Syarif Hidayatullah selaku Sultan Pertama di cirebon. Syarif hidayatullah pula termasuk dlm salah satu  anggota Wali songo yg berbagi agama islam. Pada masa kepemimpinannya  kerajaan pajajaran telah ditaklukkan & daerahnya telah dibagi 4 yakni pajajaran timur, pajajaran barat, pajajaran tengah & jaya karta sehingga menjadikan cirebon sebagai kerajaan islam yg bebas. Selain menjadi pemimpin di kerajaan cirebon Syarif hidayatullah pula menyebar fatwa agama islam ke beberapa wilayah di Jawa Barat mirip Majalengka, Kuningan, Sunda Kelapa, Kawali (Galuh), & Banten. Kemajuan yg diperoleh kerjaan Cirebon saat masa kepemimpinan Syarif Hidayatullah yakni Majunya tempat pelabuhan yg saat itu menjadi jalur sutra jual beli, pengembangan tata cara pemerintahan yg bersifat desentralisasi.

  Arti Tut Wuri Handayani Dalam Pendidikan

3. Pangeran Pasarean

Masa pemerintahan Pangeran Pasarean mulai pada tahun 1495 hingga 1555 akan tetapi Pangeran pasarean wafat sebelum penobatan selaku pemimpin sehingga posisinya digantikan oleh pangeran Dipati Anom Carbon 1 (Pangeran Sedang Kemuning), akan tetapi beliau wafat sebelum penobatan sehingga pemerintahan digantikan oleh Fatahillah selaku pejabat pengganti sultan diakibatkan adanya kekosongan jabatan dlm pemerintahan. (Baca Juga : Peninggalan Kerajaan Kutai)

4. Kekosongan Jabatan

Pada tahun 1552 & 1562 terjadi kekosongan jabatan hal ini dikarenakan Pewaris tahta yg berhak memimpin kerajaan meninggal sebelum dinobatkan serta pewaris pengganti yg lain masih bawah umur (belum remaja).

5. Pangeran Agung

Pada tahun 1568 hingga 1649 Kesultanan Cirebon dipimpin oleh Pangeran Agung bergelar Panembahan Ratu yg merupakan anak dr Dipati Anom Carbon 1. Hal ini menjadikan Pangeran Agung selaku Sultan ke II di kerajaan Cirebon. Silsilah kelaurga Pangeran Agung yakni bahwa ia merupakan cicit dr Sultan Syarif Hidayatullah (Sultan Pertama Kerajaan Cirebon). Ditinjau dr Masa pemerintahan Bahwa Pangeran Agung memimpin Kerajaan Cirebon selama lebih dr 80 tahun. Pangeran Agung mempunyai istri yg bernama Ratu Mas Glampok Riris & memiliki 5 orang anak. Dari sumber sejarah Pangeran Agung wafat pada tahun 1649 di usia 140 tahun.

6. Pangeran Sedang Gayam

Pada tahun 1649 sesudah wafatnya Pangeran Agung terjadi pemindahan kepemimpinan Silsilah Kerajaan Cirebon yg di lanjutkan oleh Pangeran Sedang Gayam  yg pula di kenal sebagai Pangeran Dipati Anom Carbon II, tetapi sayangnya dia wafat sebelum dinobatkan. (Baca Juga : Sejarah Kerajaan Tidore)

7. Panembahan Girilaya

Setelah wafatnya pangeran sedang gayam digantikan  oleh Sultan Ke III yaitu Panembahan Girilaya (nama orisinil Pangeran Putera) yg merupakan anak Pangeran Dipati Sedang Gayam. hal ini menciptakan pangeran Girilaya menjadi Sultan Ketiga di Kerajaan Cirebon. Sultan Panembahan girilaya memerintah kerajaan selama 13 tahun dimulai dr tahun 1649 hingga tahun 1662.Kehidupan keluarga Panembahan Girilaya berdasarkan naskah Mertasinga, Beliau mempunyai dua istri (Permaisuri) yg bernama Rara Kerta yg kemudian melahirkan Pangeran Sepuh, serta istri kedua bernama Ratu Mas Kirani yang  melahirkan dua orang putra yaitu Pangeran Anomsada & Pangeran Emas Pakungwati.

Disisi lain Panembahan Girilaya mempunyai beberapa selir yg salah satu selirnya merupakan anak dr Raja Mataram (amangkamurat I).Pada pemerintahan Panembahan Girilaya terdapat gejolak politik. Panembahan Girilaya yg memerintah Kerajaan Cirebon dgn bijaksana serta Cirebon ketika itu bukan daerah jajahan (independen), namun kunjungan Panembahan girilaya ke Kerajaan Mataram yg sejatinya hanya dianggap kunjungan antar keluarga nyatanya kerajaan mataram menciptakan seolah cirebon merupakan daerah jajahan mataram. Hal ini terjadi walaupun Cirebon amat dihormati oleh Kerajaan Mataram sewaktu kepemimpinan Sultan Agung, sehabis Kerajaan mataram berganti kepemimpinan terjadi gejolak politik yaitu Kerjaan Mataram ingin Kerajaan Cirebon tunduk dibawah pemerintah Mataram tetapi ditolak. Hal ini menyebabkan sakit hati raja Amangkamurat I. Kemudian Panembahan Girilaya ditahan di Mataram hingga Beliau wafat dlm kondisi selaku tahanan Politik. (Baca Juga : Peninggalan Kerajaan Demak)

8. Kekosongan jabatan

Pada periode ini sekitar tahun 1662 hingga tahun 1678 terjadi kekosongan jabatan di Kesultanan Cirebon yg berlangsung selama 16 tahun.  hal ini disebabkan karena Cirebon dlm keadaan kontrol tarik ulur antara kerajaan Mataram & kerajaan Banten. Pada tahun  1678 terjadi perpecahan wilayah di Kesultanan Cirebon menjadi 2 daerah Kerajaan yakni Kasepuhan & Kanoman. Pembagian Kedua Kesultanan menyebabkan keadaan saling bersekutu 1 pihak bersekutu dgn mataram serta satu lagi bersekutu dgn Banten. Setelah wilayah yg terbagi dua maka Kesultanan Kasepuhan & Kesultanan Kanoman mempunyai pemimpin sendiri di tiap wilayah berikut silsilah setiap wilayah.

9. Silsilah Kesultanan Kasepuhan

Pendirian kesultanan Kesepuhan berbarengan dgn kesultanan Kanooman, tujuan pembagian wilayah kerajaan cirebon di cetuskan oleh  Sultan Ageng Tirtayasa hal ini ditujukan untuk menghindarkan perpecahan dlm kerajaan cirebon, karena ketika itu terjadi perbedaan pertimbangan dikalangan keluarga Dalem kerajaan Cirebon. Pemimpin kesultanan kasepuhan pertama yaitu  Raja syamsudin. Lebih lengkapnya  berikut daftar silsilah pemimpin kesultanan Kasepuhan. (Baca Juga : Peninggalan Kerajaan Majapahit)

[table]

[tr][th]No[/th] [th]Nama[/th] [th]Masa Pemerintahan[/th][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh I [/td] [td]Raja Syamsudin Martawidjaja[/td] [td]1679-1697[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh II[/td] [td]Sultan Raja Tajularipin Djamaludin[/td] [td]1697 – 1723[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh III[/td] [td]Sultan Raja Djaenudin [/td] [td]1723 – 1753[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh I V[/td] [td]ultan Raja Amir Sena Muhammad Jaenuddin[/td] [td]1753 – 1773[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh  V[/td] [td]Sultan Sepuh Sjafiudin Matangaji[/td] [td]1773 – 1786[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh VI [/td] [td]Sultan Sepuh Hasanuddin[/td] [td]1786 – 1791[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh VII [/td] [td]Sultan Sepuh Djoharudin[/td] [td]1791 – 1815[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh VIII [/td] [td]Sultan Sepuh Radja Udaka[/td] [td]1815 – 1845[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh IX [/td] [td]Sultan Radja Sulaeman[/td] [td]1845 – 1853[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh X[/td] [td]Sultan Radja Atmadja Rajaningrat[/td] [td]1880 – 1885[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh XI [/td] [td]Sultan Sepuh Radja Jamaludin Aluda Tajularifin [/td] [td]1899 – 1942[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh XII [/td] [td]Sultan Sepuh Radja Radjaningrat[/td] [td]1942 – 1969[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh XIII [/td] [td]Pangeran Raja Adipati DR.H. Maulana Pakuningrat. SH[/td] [td]1969 – 2010[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Sepuh XIV[/td] [td]Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat. SE[/td] [td]2010 – sekarang[/td][/tr]

  Pengertian dan Peninggalan Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum serta Ciri-ciri Zaman Neolitikum

[/table]

Kerajaan Cirebon telah runtuh bertahun-tahun yg kemudian tetapi silsilah keluarga masih ada hingga kini. Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat. SE yg dikala ini menjabat sebagai pemimpin keraton kasepuhan serta seabgai Sultan Sepuh ke 14 yg dinobatkan pada 9 juni tahun 2010 kemudian.

Silsilah Kesultanan Kanoman

Dibawah ini merupakan tabel daftar pemimpin kesultanan kanoman. Pendirian Kesultanan kanoman sehabis pembagian wilayah ditandai dgn di dirikannya keraton gres di wilayah kesulatanan kanoman tepatnya di daerah emahwungkuk Cirebon.  Letaknya pula tak jauh dari  Keraton Kasepuhan Cirebon.  Pada kurun waktu 1807 hingga tahun 1810 mulai masuk imbas Belanda yg saat itu telah menguasi beberapa wilayah disisi lain kerajaan Mataram sudah dlm masa kemunduran & kerjaaan Banten sudah ditaklukkan Belanda, sehingga belanda dengan-cara tak pribadi menguasai Cirebon,

Penguasaan cirebon ditangan Belanda berawal dr pembagian wilayah di Kesultanan Kanoman yg dilakukan oleh  Belanda menjadi dua wilayah kerajaan & inilah cikal bakal adanya kerajaan Kacirbonan. Sehingga dgn ini Kerajaan Cirebon Terbagi menjadi 3 wilayah yakni Kasepuhan, Kanoman, Kacirbonan.

Setelah Pembagian wilayah menjadi 3 kerajaan yg dikerjakan Belanda tersebut menjadi titik permulaan kehancuran kerajaan. Hal ini disebabkan adanya Belanda yg mendominasi sehingga para sultan tak lagi mempunyai wewenang serta cuma menjadi simbol pemimpin setempat saja sementara pemerintahaan dikala itu diambil alih oleh Belanda.

[table]

[tr][td]Sultan Anom I Muhammad Badrudin Kartawijaya[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom II berjulukan Pangeran Raja Mandurareja Muhammad Qadirudin[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom III Pangeran Raja Adipati Muhammad Alimudin[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom IV  berjulukan Pangeran Raja Adipati Sultan Muhammad Chaeruddin[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom V Pangeran Raja Abu Soleh Muhammad Imammudin)[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom VI Muhammad Kamaroedin I[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom VII Muhamamad Kamaroedin II[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom VIII Pangeran Raja Muhamamad Dzulkarnaen[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom IX Pangeran Raja Adipati Muhamamad Nurbuat[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom X Pangeran Raja Adipati Muhamamad Nurus[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom XI Pangeran Raja Adipati Muhamamad Jalalludin[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom XII Pangeran Raja Muhamamad Emiruddin[/td][/tr]

[tr][td]Sultan Anom XII Pangeran Elang Mochamad Saladin[/td][/tr]

[/table]

Secara singkat Kerajaan Cirebon selama masanya berjalan memiliki 3 sultan sebelum adanya perpecahan wilayah kanoman & kasepuhan, hal ini terjadi karena terdapat jeda waktu lama kekosongan jabatan pemimpin di Kerajaan Cirebon sehingga di gantikan oleh Pegawai pengganti Sultan. Kekosongan jabatan kerap terjadi balasan pangeran penerus tahta wafat sebelum dinobatkan menjadi raja. berikutnya setelah terbagi menjadi 2 wilayah kasepuhan & kanoman setiap wilayah mempunyai pemimpinnya sendiri. Setelah kedatangan Belanda yg mendominasi terjadi perpecahan kembali kesudahannya kerajaan cirebon memiliki 3 wilayah serta  mempunyai 3 raja (pemimpin) disetiap wilayah yg terbentuk.

Demikian silsilah kerajaan Cirebon dr permulaan bangkit hingga pemimpin keraton kasepuhan hingga kini.