Kerajaan Tidore, Tidore merupakan sebuah nama kota atau yg sering dikenal dgn Kepulauan Tidore yg terletak di Maluku Utara. Kepulauan Tidore merupakan kota yg terluas ke-dua di Indonesia sesudah Kota Palangkaraya.Pada tahun 2016 – sampai sekarang , Kepulauan tersebut dipimpin oleh dua orang yaitu Captain Ali Ibrahim & wakilnya Muhammad Senin . Pada jaman dulu , Tidore mempunyai sebuah kerajaan yakni Kerajaan Tidore yg berdiri tahun 1081.
Baca pula :
- Sejarah Candi Penataran
- Sejarah Peninggalan Kerajaan Majapahit
- Sejarah Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
- Sejarah Peninggalan Kerajaan Kediri
- Sejarah Timor Timor
Sejarah Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore pada ketika itu masih dipimpin oleh Muhammad Naqil(Kohlano Syahjati) pada tahun 1081 & sehabis habisnya pemerintahan Muhammad Naqil , Tidore jadinya mempunyai masa kejayaanya sehingga Kerajaan Tidore merupakan kerajaan yg paling merdeka di Maluku dgn dibawah pimpinan Raja Tidore ke-22 Sultan Saifuddin. Sejarah Kerajaan Tidore pula merupakan kerajaan yg memiliki sejarah melaksanakan perlawanan kepada belanda pada dikala penjajahan Indonesia oleh Belanda,
Kerajaan Tidore telah menolak penguasaan wilayah yg akan dikuasai oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dgn tujuan memonopoli SDA Indonesia & Tidore merdeka hingga masa ke-18. Disamping hal Tidore pula mempunyai tentangan yakni Ternate yg merupakan Kerajaan Tetangga kedua kerajaan ini saling bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Kedua kerajaan ini merupakan kerajaan penghasil rempah-rempah yg berlimpah sehingga kawasan ini sering dijadikan pusat jual beli sehingga tak segan bangsa ajaib ingin merebut wilayah kerajaan ini.
Artikel Terkait :
- Sejarah Pengembalian Irian Barat
- Sejarah Masa Penjajahan Belanda di Indonesia
- Perjanjian Tordesilas
- Perkembangan Nasionalisme Indonesia & Latar Belakangnya
- Perjuangan Pembebasan Irian Barat (Trikora)
Persaingan di antara kedua kerajaan ini mengakibatkan dua persekutuan dagang, masing – masing menjadi pemimpin dr komplotan tersebut .
1. Uli-Lima (Persekutan lima bersaudara)
Uli-Lima (Persekutan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan,Seram,Obi, & Ambon. Di masa Sultan Babullah,Ternate mencapai titik kondusif keemasan & disebutkan bahwa kekuasaan meluas hingga ke filipina.
2. Uli-Siwa (Persekutuan Sembilan bersaudara)
Uli-Siwa (Persekutuan Sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi Halmahera, Jailalo sampai ke Papua . Dan Kerajaan Tidore pula merupakan salah satu Kerajaan Islam di Indonesia selain dr Kesultanan Palembang yg diresmikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di wilayah belahan timur Sumbawa, Siak Sri Indrapura yg didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.
Pada permulaan periode ke-15 agama islam masuk ke Kerajaan Tidore dikarenakan Raja Tidore yg ke-11 Sultan Ciriliyati atau yg sering dipanggil Sultan Djamaluddin menyukai dakwah seorang pedakwah dr Arab yakni Syekh Mansur, & sehabis itu Agama Islam dijadikan agama resmi Kerajaan Tidore.
Aspek Kehidupan Kerajaan Tidore
1. Politik & Kebudayaan
Pada aspek kehidupan Kerajaan Tidore di bidang Politik & Kebudayaan , pada masa pemerintahaan ke-30 dipimpin oleh Sultan Nuku Muhammad Amiruddin yg sering dipanggil Sultan Nuku. Sultan Nuku tercatat pada Sejarah Kerajaan Tidore sebagai Jou Barakati (Panglima Perang) tatkala melawan VOC (Belanda) & diberi gelar “Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad el Ma’bus Amirrudin Syah Kaicil Paparangan”. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya kepada Indonesia Sultan Nuku dianugerahkan selaku Pahlawan Nasional Indonesia. Sultan Nuku mampu menyatukan Ternate & Tidore yg sebelumnya sempat berselisih & bersaing, Sultan Nuku merupakan raja yg mempunyai jiwa kepemimpinan hebat & semenjak dikala itu 2 Kerajaan tersebut (Ternate & Tidore) tak diusik oleh penjajah, sehingga kemakmuran rakyatnya semakin meningkat dr tahun ke tahunnya. Tatkala Sultan Nuku sudah selesai masa pemerintahan kerajaannya , ia digantikan oleh seorang adiknya yaitu Sultan Zainal Abidin, Sultan Zainal Abidin pula memiliki jiwa kepemimpinan seperti kakaknya & dgn bersikeras menentang Belanda yg bermaksud menggantikan Kepulauan Maluku.
2. Ekonomi & Sosial
Kerajaan Tidore, Sebagai Kerajaan yg memakai adat islam di Indonesia tepatnya di Maluku ini banyak melaksanakan kesehariannya dgn memakai syariat islam. Sesuatu yg memberikan bahwa pada umumnya masyarakat Tidore memakai aturan islami yakni bukti dimana Sultan Tidore yaitu Sultan Nuku melaksanakan perjanjian perdamaian dgn De Mesquita dr Portugis dibawah kitab suci Al-Alquran.
Wilayah Maluku di wilayah Kerajaan Tidore merupakan tempat yg terkenal akan rempah-rempahnya & maka dr itu bangsa gila mirip Belanda,Portugis & Spanyol ingin menguasai wilayah tersebut untuk membuat tambang rempah-rempah semoga diantarke negaranya masing-masing.
Baca pula :
- Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara
- Sejarah Berdirinya Patung Liberty
- Candi Peninggalan Agama Hindu
- Sejarah Patung Pancoran
- Sejarah Great Wall China
Perdebatan Kepemimpinan Islam di Tidore
Berdasarkan silsilah kesultanan di Tidore , bahu-membahu Islam sudah masuk di kerajaan Tidore sejak pemerintahan kesultanan pertama yaitu Kohlano Syahjati atau Muhammad Nakil , dgn nama “Muhammad” sudah dipastikan bahwa Islam sudah masuk di kerajaan tersebut akan namun masih belum diresmikan oleh Kerajaan Tidore , & pada kesannya hal tersebut diresmikan oleh Sultan Djamalludin.
Silsilah Kepemimpinan Kerajaan Tidore
Berikut merupakan silsilah kepemimpinan Kerajaan Tidore.
- Kolano Syahjati atau sering diketahui dgn nama Muhammad Nakil bin Jaffar Assidiq
- Kolano Bosa Mawange
- Kolano Syuhud atau sering dikenal dgn nam Subu
- Kolano Balibunga
- Kolano Duko Adoya
- Kolano Kie Matiti
- Kolano Seli
- Kolano Matagena
- Kolano Nuruddin (1334 – 1372 )
- Kolano Hasan Syah (1372 – 1405)
- Sutan Ciriliyati atau sering diketahui dgn nama Djamaluddin (1495 -1512)
- Sultan Al Mansur (1512 – 1526 )
- Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnaen (1526 – 1535 )
- Sultan Kyai Mansur (1535 – 1569)
- Sultan Iskandar Sani (1569 – 1586)
- Sultan Gapi Baguna (1586 – 1600)
- Sultan Mole Majimo atau sering dikenal dgn nama Zainuddin (1600 – 1626)
- Sultan Ngora Malamo atau sering diketahui dgn nama Alauddin Syah (1626-1631)
- Sultan Gorontalo atau sering dikenal dgn nama Saiduddin (1631-1642)
- Sultan Saidi (1642 – 1653)
- Sultan Mole Maginyau atau sering diketahui dgn nama Malikiddin (1653 – 1657)
- Sultan Saifuddin atau sering dikenal dgn nama Jou Kota (1657 – 1674)
- Sultan Hamzah Fahruddin (1674 – 1705)
- Sultan Abdul Fadhlil Mansur (1705 – 1708)
- Sultan Hassanudin Kaicil Garcia (1708 – 1728)
- Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan (1728 – 1757)
- Sultan Muhammad Mashud Jamalludin (1757 – 1779)
- Sultan Patra Alam (1780 – 1783)
- Sultan Hairul Alam Kamalludin Asgar (1784 – 1797)
- Sultan Syahidul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mab’us Kaicil Paparangan Jou Barakati, Nuku (1797 – 1805)
- Sultan Zainal Abidin (1805 – 1810)
- Sultan Motahuddin Muhammad Tahir (1810 – 1821)
- Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah (1821 – 1856)
- Sultan Achmad Syaifuddin Alting (1856 – 1892)
- Sultan Achmad Fatahuddin Alting (1892 – 1894)
- Sultan Achmad Kawiyuddin Alting (1894 – 1906) Setelah tiada,terjadi konflik dalam,Instana Kie dihancurkan.
- Sultan Zainal Abidin Syah (1947 – 1967)
- Sultan Djafar Syah , melaksanakan pembangunan kembali Instana Kie
- Sultan Husain Syah (1967 – Sekarang)
Baca pula :
- Sejarah Wali Songo
- Sejarah Islam di Indonesia
- Asal Usul Nusantara
- Sejarah Kerajaan Demak
- Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
- Sejarah Candi Kalasan
Bergabungnya Tidore kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dengan kepemimpinan presiden pertama Indonesia yaitu Ir.Soekarno telah memantau kemajuan di Kepulauan Tidore mengenai sejarah-sejarahnya dimana raja atau sultan sangat berani menentang VOC / Belanda , maka dr itu Pemerintahan Kesultanan Tidore diaktifkan kembali dikarenakan sebelumnya sudah terjadi pertentangan internal pada Kepemerintahannya, dgn dilantiknya Zainal Abidin Syah selaku Pemimpin Kerajaan Tidore ke-37 . Sultan Zainal Abidin Syah bersedia untuk menjadi satu dgn Indonesia & menolak usulan dr Belanda untuk melakukan pekerjaan sama, & daripada itu Soekarno yg merupakan Presiden Indonesia memberi penghormatan pada Zainal Abidin Syah dgn mengangkatnya selaku Gubernur Pertama Irian Barat(Papua) .
Peninggalan Kerajaan Tidore di Indonesia
1. Benteng Torre & Tahula
Benteng Torre & Tahula merupakan peninggalan dr jaman penjajahan oleh Portugis , Benteng Torre dibangun pada tahun 1512 , & dibangun didekat makan Sultan Zainul Abidin selain itu benteng ini letaknya berdekatan & sama-sama akrab dgn Instana Kie (Kadato Kie). Benteng ini dipakai oleh bangsa Portugis untuk melawan Belanda , benteng ini terletak pada Kota Soa Sio .
Kedua peninggalan bersejarah ini sungguh dijaga kebersihan & pula keberadannya, karena bangunan ini membuktikan adanya kerajaan tidore pada zaman dahulu & menjadi pujian.
2. Kadato Kie (Istana Kie)
Sejarah Kerajaan Tidore pula meninggalkan peninggalan bersejarah dgn nama Kadato, kadato sendiri bermakna Istana & orang – orang sering menyebutnya Istana Kie atau Kedaton Kie , bangunan tersebut sudah ada semenjak 1812 & dibangun di masa pemerintahan Sultan Syahjuan T. Dan kini berdiri itu digunakan untuk tempat rekreasi ber-sejarah dimana pengunjung bisa menyaksikan singgasana para sultan & arsitektur interior yg menggambarkan Kerajaan Tidore ketika itu.
Baca pula :
- Sejarah Lahirnya TNI
- Sejarah Partai Nasional Indonesia
- Sejarah Benua Amerika
- Perang Gerilya Indonesia
- Sejarah Minangkabau
Kehidupan Masyarakat Tidore pada Masa Sekarang
Kehidupan masyarakat Kepuluan Tidore pada jaman kini sama mirip masyarakat biasanya, akan tetapi di Tidore banyak pula bangunan yg bersejarah yg layak dikunjungi . Tidore mempunyai makanan khas tersendiri yaitu antara lain Lapis Tidore, Kue Bilolo, Kue Kale – kale , Kue Abu & pula mam raha serta popeda. Ada pula tela gule & uge akem & kuliner akhlak Ngam Saro.
- Ras Tidore
Ras orisinil masyarakat Tidore yaitu Melanesia (Berkulit coklat) yg masih berkerabat dgn Kepulauan Fiji, Tonga & beberapa kepulauan yg tersebar luas di Samudra Pasifik. Ras asli di Kepulauan Tidore kini kian hari kian menipis dikarenakan banyak kaum pendatang dr beberapa negara mirip (Arab,Cina, Malaysia, dsb) yg sudah membaur & menetap di Kepulauan Tidore tersebut.
- Suku Tidore
Suku Tidore berasal dr Pulau Tidore , pesisir pantai Halmahera pecahan barat,Pulau Mare, Pesisir Moti , & Maitara. Suku Tidore bermata pencaharian sebagai nelayan karena tempatnya yg di pesisir pantai, & selain itu ada yg mempunyai pekerjaan sebagai petani. Profesi masyarakat Tidore menyesuaikan tempat dimana masyarat itu tinggal & sistim kepemimpinan pribumi Tidore masih menggunakan Kepemimpinan kelompok yg dipimpin oleh yg terkuat. Dan orang yg paling terkuat tersebut sering diberi julukan “Momole”.
- Agama Tidore
Berdasarkan sejarah yg mengatakan bahwa Kepulauan Tidore dahulu memiliki Kerajaan Islam Tidore, dominan agama dr penduduk setempat yaitu beragama Islam. Tidore pula salah satu sentra pengembangan Agama Islam di Maluku, Setiap desa memiliki masjid masing-masing & tak kalahnya menjumpai seorang ustadz/ustadzah atau ulama .
- Sosial Budaya
Masyarakat Tidore mempunyai bahasa sendiri yakni bahasa Tidore,disamping itu pula mampu menggunakan bahasa Ternate & Bahasa Indonesia. Daerah kebudayaan telah dibagi menjadi beberapa kepingan kawasan yakni Daerah Kebudayaan Ternate,Daerah kebudayaan Bacan , & Daerah Kebudayaan Tidore. Daerah Kebudayaan Tidore pula meliputi Kepulauan Tidore, & Kepulauan Halmahera Tengah & Timur.
Dalam hal hubungan terhadap suku-sukunya atau orang luar , mereka menawan garis keturunan berdasarkan prinsip patrilineal. Salah satu kelompompok hubungan yg mereka sebut soa. Perkawinan ideal menurut ada mereka ialah kawin antara saudara sepupu(kufu), Adanya akhlak menetap sesudah menikah yg artinya sepasang pengantin bebas menentukan untuk menetap di lingkungan kerabat suami atau di linkungan kerabat istri.
Demikian artikel mengenai Sejarah Kerajaan Tidore , gampang-mudahan artikel yg kami buat ini mampu menambah ilmu & pengetahuan kalian semua . Terima kasih .