10 Contoh Disorganisasi dalam Masyarakat

Disorganisasi di Masyarakat

Pada masa kini, selaku makhluk sosial nyaris tak ada masyarakat yg tak terpengaruh dgn masyarakat lain maupun bagian-komponen perbedaan yg lain. Semua masyarakat saling membaur & berinteraksi. Dalam proses interaksi, tak semua masyarakat mampu mendapatkan perubahan & menyesuaikan diri dgn baik. Kondisi seperti ini mampu menimbulkan disorganisasi dlm masyarakat.

Disorganisasi

Disorganisasi berdasarkan KBBI diartikan selaku keadaan yg berantakan tanpa aturan sebab adanya perubahan pada lembaga sosial tertentu.  Disorganisasi sosial merupakan salah satu bentuk permasalahan sosial akhir memudarnya nilai atau norma yg berlaku dlm masyarakat.

Perubahan nilai dlm penduduk mampu terjadi sebab hadirnya nilai-nilai gres yg berlawanan dgn nilai yg berkembang dlm penduduk . Hal mirip ini akan memunculkan kebingungan & ketidakpastian mana yg akan menjadi pola dlm hidup bermasyarakat.

Gejala dlm proses sosial berupa disorganisasi sosial pada umumnya terjadi pada masa transisi dimana budaya-budaya tradisional perlahan mulai memudar digantikan oleh budaya-budaya modern. Lambat laun budaya modern akan mendominasi tatanan penduduk .

Dalam situasi ini, kontrol sosial akan susah dikerjakan. Masyarakat bersikap sesuai dgn apa yg menurutnya benar. Norma & nilai-nilai sosial mulai bergeser, disorganisasi sosial rentan terjadi.

Disorganisasi Menurut para Ahli

Beberapa mahir mendefinisikan disorganisasi selaku berikut:

  1. Soerjono Soekanto

Pengertian disorganisasi menurut Soerjono Soekanto ialah mulai memudarnya nilai & norma dlm struktur masyarakat alasannya adalah adanya suatu perubahan dlm kehidupan.

  1. Elliot & Merril

Disorganisasi diartikan sebagai proses peralihan pola sikap maupun kebudayaan usang yg ditinggalkan, sementara pola perilaku yg baru belum terbentuk yg mengakibatkan adanya ketegangan interaksi antar kelompok.

Contoh Disorganisasi

Masyarakat Indonesia yg multikultural, rentan terjadi perbedaan usulan yg hasilnya memunculkan disorganisasi dlm masyarakat. Contohnya selaku berikut;

  1. Sikap Indivdualisme

Perkembangan teknologi yg pesat membuat banyak perubahan dlm kehidupan sosial penduduk . Sebelum mengenal sosial media, interaksi dengan-cara langsung masih sering terlihat di lingkungan penduduk . Interaksi antar masayarak mulai berkurang sejak mengenal sosial media.

Pengaruh sosial media tak cuma dirasaakn oleh remaja maupun orang cukup umur. Saat ini banyak anak kecil yg lebih senang bermain game atau menonton video di sosial media daripada bermain permainan tradissional dgn sahabat di lingkungannya.

Hal tersebut terjadi sebab kemerosotan nilai dlm masyarakat. Orang-orang lebih menentukan meenghabiskan waktu di rumah dgn sosial media dibandingkan bercengkrama dgn masayarakat lain.

Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya rasa toleransi dlm masyarakat. Kepentingan individu lebih diutamakan ketimbang kepentingan golongan. Kepekaan terhadap permasalahan di lingkungan sosial pun semakin berkurang. Tatanan sosial pun berganti.

  1. Penegakan Hukum yg Tidak Adil  

Istilah tumpul ke atas & runcing kebawah sudah tak ajaib lagi di indera pendengaran penduduk . Hukum yg sebaiknya menjadi pertolongan bagi masyarakat terkadang justru membuat penduduk merasa tak mendapat keadilan.

Penegakan aturan telah diatur dlm Undang-undang 1945 pasal 1 ayat (1) yg berbunyi siapa pun mendapatkan perlakuan yg sama di depan hukum. Namun dlm prakteknya, aturan dapat menjadi alat bagi pemegang kekuasaan untuk bertindak semaunya sendiri.

  1. Tawuran

Tawuran sering terjadi, mulai dr tawuran pelajar sampai tawuran antar kelompok masyarakat. Tawuran biasanya terjadi alasannya adalah adanya perbedaan pandangan antar kalangan sehingga terjadilah pertentangan.

Indonesia merupakan negara demokratis. Penyelesaian masalah seharusnya diselesaikan dengan-cara musyawarah mufakat. Akibat pergeseran nilai yg terjadi di masyarakat, membuat rasa toleransi & menjunjung tinggi musyawarah mufakat terkadang diabaikan.

Rasa primordialisme pula menjadi pemicu terjadinya disorganisasi utamanya tawuran maupun pertengkaran antar suku.

  1. Perpecahan Akibat Pemilu

Semarak pemilu di Indonesia tak cuma dinikmati oleh kalanagn elit politik. Masayarakat lazim yg tak terjun dlm dunia politik pun ikut bergairah dlm pelaksanaan pemilu, baik pemilu pada tingkat tempat maupun nasional.

Namun, antusias masayarakat ternyata dapat berakibat pada perpecahan akibat perbedaan pandangan politik. Contoh konkret yaitu tatkala penyeleksian presiden tahun 2019. Terdapat dua kandidat presidan. Masing-masing penunjang dr keduanya justru terjadi aksi saling menyerang & menjelek-jelekan. Hal ini terjadi sebab kurangnya rasa toleransi & sikap saling menghargai antar kalangan.

  1. Memilih Produk Impor Dibanding Produk dlm Negeri

Perubahan globalisasi mengakibatkan banyak sekali pergeseran nilai dlm penduduk . Melestarikan budaya bangsa & menyayangi produk-produk dlm negeri sudah mulai memudar. Anak muda lebih senang membeli produk-produk luar negeri dibandingkan produk dlm negeri dgn argumentasi mengikuti demam isu masa kini.

  1. Membuang Sampah Sembarangan

Menjaga kebersihan lingkungan menjadi tanggungjawab semua masyarakat. Banyak sekali acara sosial yg bermaksud untuk membersihkan lingkungan, salah satunya ialah acara bersama-sama.

Namun sayangnya, tak siapa saja menjaga kebersihan lingkungan. Salah satu hal yg sering dilaksanakan oleh masyarakat ialah mencampakkan sampah sembarangan. Perilaku penyimpangan sosial ini, seringkali tak disadari oleh masayrakat sebab dianggap hal sepele & menjadi kebiasaan. Membuang sampah sembarangan dianggap hal biasa.

Salah satu farktor penyebab penduduk yg masih sering mencampakkan sampah sembarang sebab kurangnya hukuman tegas bagi pelanggar. Oleh karenanya, penduduk tak takut untuk mencampakkan sampah sembarang pilih. Padahal dampak yg ditimbulkan dapat menjadi dilema besar.

  1. Tidak Tepat Waktu

Perilaku tak disiplin ini pula seringkali terjadi di penduduk . Telat tatkala kegiatan rapat maupun kegiatan lainnya yg melibatkan orang banyak sebaiknya tak terjadi.

Hal ini pula kerap kali terjadi karena tak adanya hukuman tegas bagi seseorang yg melanggar. Padahal kebiasaan telat menerangkan bahwa dirinya kurang mementingkan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan individu. Jika tak diubah, kebiasaan ini akan terus terjadi alasannya adalah dengan-cara tak eksklusif akan mempengaryhi seseorang untuk melakuakan tondakan yg sama.

  1. Pemberontakan

Dalam setiap syarat terbentuknya kelompok sosial di masyarakat yg merasa memiliki kekuatan & kekuasaan lebih tinggi, tak jarang melawan golongan masyarakat yg lebih lemah & tak sesuai dgn aturan kelompoknya. Pudarnya rasa saling menghargai antara masayarakat menimbulkan pemberontakan dapat terjadi.

Sama-sama merasa berpengaruh & merasa paling benar antar kelompok penduduk pula menjadi faktor terjadinya perselisihan & pemberontakan.

  1. Perampokan

Pergeseran nilai dlm penduduk tak lepas dr efek modernisasi & globalisasi. Ada beberapa golongan penduduk yg mampu mengikuti perkembangan globalisasi. Namun disisi lain, ada beberapa masyarakat yg tak bisa mengikuti perkembangan globalisasi. Akibatnya terjadi kesenjangan dlm penduduk .

Contoh ketimpangan sosial ini pula mampu mengakibatkan munculnya rasa kecemburuan sosial dlm masyarakat. Demi mengikuti arus globalisasi, beberapa orang akan melakuakan apapun demi meraih keinginannya, termasuk melakukan langkah-langkah kriminal.

Perampokan yaitu salah satu langkah-langkah yg mungkin terjadi balasan adanya kesenjangan sosial. Perilaku menyimpang tersebut dikerjakan untuk memenuhi keperluan karena tuntutan globalisasi.

  1. Demo

Unjuk rasa & demonstrasi dikala ini kian marak dilakukan. Rasa kurang puas kepada kebijakan yg diambil oleh pihak-pihak tertentu menimbulkan adanya unjuk rasa dr pihak lain yg merasa dirugikan.

Tidak jarang unjuk rasa tak menghailkan akad namun justru menyebabkan kerugian. Kerusakan fisik mirip fasilitas lazim sering terjadi. Bahkan terkadang, menimbulkan korban jiwa sebab mengabaikan keamanan lazim.

Memang siapa pun memiliki keleluasaan beropini di wajah biasa . Tetapi jangan hingga keleluasaan tersebut justru merugikan orang lain. Dalam hal ini terjadi memudarnya rasa kemanusiaan karena tak mempertimbangkan dampak yg mungkin ditimbulkan.

Faktor Terjadinya Disorganisasi

Disorganisasi terjadi sebab beberapa faktor, antara lain:

  1. Faktor Sosial Budaya

Makna sosial budaya merujuk pada sikap individu atau sekelompok individu yg merasa lebih memiliki kelebihan dibandingan kelompok lain. Aspek sosial berhubungan dgn budaya salah satunya ialah adanya ikatan primordialisme atas dasar ras, susku, perbedaan budaya & lain sebagainya.

  1. Faktor ekonomi

Perbedaan beragam macam motif ekonomi pula dapaat menjadi pemicu disorganisasi. Adanya kelas sosial & status sosial dlm masyarakat menimbulkan adanya kesenjangan sosial yg mampu memunculkan disorganisasi lantaran kecemburuan yg berlebihan.

  1. Faktor politik

Perpecahan antar masyarakat mampu tejadi alasannya perbedaan persepsi politik antar kelompok masyarakat. Contoh nyata yaitu tatkala pelaksanaan pemilu. Perbedaan opsi dlm pemilu mengakibatkan timbulnya disorganisasi dlm penduduk .

Itulah penjelasan & uraian lengkap yg bisa kami hadirkan pada segenap pembaca berhubungan dgn contoh disorganisasi dlm kehidupan penduduk , baik untuk politik, ekonomi, budaya, keluarga, hingga dgn persoalan-problem lainnya.

  Kota Utama : Sebagai Contoh Teoritis Bermasyarakat