Pengertian Institusi Sosial, Ciri, Fungsi, dan Contohnya

Setiap penduduk berkumpul & membentuk suatu organisasi dalam syarat terbentuknya golongan sosial sejatinya guna membuatkan kesempatandiri serta meraih tujuan bareng antar anggota. Setiap lapisan masyarakat mempunyai institusi sosial sesuai dgn keperluan penduduk .

Penjabara lebih lanjut mengenai apa itu institusi sosial, sejarah, & kajian yang lain akan dibahas dlm artikel berikut ini.

Institusi Sosial

Institusi sosial adalah pola-pola norma, nilai, peran, dan aturan yang membentuk dasar struktur sosial dan memandu perilaku individu dalam masyarakat. Institusi sosial merupakan sistem yang terorganisir dan mapan yang mengatur interaksi antarindividu, kelompok, dan masyarakat secara umum.

Contoh institusi sosial meliputi keluarga, pendidikan, agama, ekonomi, dan pemerintahan. Institusi-institusi ini membentuk kerangka kerja yang penting dalam membentuk identitas sosial, norma, dan nilai-nilai yang diakui oleh anggota masyarakat. Institusi sosial juga berperan dalam mempertahankan ketertiban sosial dan memastikan kelangsungan hidup masyarakat.

Pengertian institusi sosial Menurut Ahli

Konsep institusi sosial, bila dilihat dari sudut pandang para ahli, membawa makna yang beragam:

  • Menurut Judson R. Landis, institusi sosial didefinisikan sebagai seperangkat norma, aturan, dan pola organisasi yang tumbuh mengelilingi kebutuhan atau persoalan pokok yang terkait dengan pengalaman penduduk.
  • Soerjono Soekanto melihat institusi sosial sebagai kumpulan norma dan nilai dari berbagai tindakan sosial yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok penduduk.
  • Harton menyatakan bahwa institusi sosial adalah suatu sistem korelasi sosial dalam masyarakat yang mendukung berbagai nilai dan prosedur tertentu guna memenuhi kebutuhan sosial.
  • Sementara itu, menurut Peter L. Berger, institusi sosial dapat diartikan sebagai serangkaian mekanisme yang memaksa dan menekan perilaku manusia ke dalam pola tertentu, sehingga mereka bergerak sesuai dengan keinginan dan tujuan yang dianggap sesuai.

Ciri Institusi Sosial

Ciri khas dari institusi sosial dapat dilihat dari beberapa aspek yang mencirikannya:

  1. Pola Pemikiran dan Sikap Terwujud dalam Kegiatan Kemasyarakatan: Institusi sosial mencerminkan organisasi pola pemikiran dan sikap yang terwujud melalui kegiatan kemasyarakatan. Ini melibatkan nilai-nilai budaya, adat istiadat, tata kelakuan, dan kebiasaan yang secara langsung atau tidak langsung tergabung dalam suatu unit yang fungsional.
  2. Tujuan Tertentu: Setiap institusi sosial memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai melalui keberadaannya.
  3. Tingkat Kekuatan yang Dipegang: Institusi sosial memiliki tingkat kekuatan tertentu, di mana masyarakat menganggapnya sebagai kumpulan norma yang perlu dipertahankan.
  4. Sarana dan Prasarana untuk Mencapai Tujuan: Institusi sosial dilengkapi dengan sarana, prasarana, dan perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  5. Tradisi Tertulis dan Tak Tertulis: Tradisi, baik yang tertulis maupun tak tertulis, menjadi dasar bagi pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya.
  6. Simbolisasi Melalui Institusi Tertentu: Institusi sosial seringkali diwakili oleh simbol-simbol tertentu yang menggambarkan tujuan dan fungsinya dalam masyarakat.
  7. Keberlangsungan yang Relatif Tetap: Keberlangsungan institusi tersebut cenderung relatif tetap seiring waktu, menunjukkan stabilitas dalam organisasinya.
  25+ Contoh Perilaku Menyimpang di Masyarakat dalam Kehidupan Sehari Hari

Fungsi Institusi Sosial

Peran Penting Institusi Sosial

Institusi sosial, pada umumnya, memiliki dua peran utama yang perlu diperhatikan:

  1. Peran yang Terlihat (Manifest): Peran manifest adalah fungsi yang disadari dan diharapkan oleh penduduk. Ini mencakup peran yang secara terang-terangan menjadi bagian dari ekspektasi dan kesadaran masyarakat.
  2. Peran yang Tersembunyi (Latent): Sementara itu, peran latent adalah fungsi yang tidak disadari dan bukan merupakan tujuan utama. Fungsi ini hadir tanpa terlihat oleh banyak orang dan seringkali tidak diharapkan. Upaya untuk mencegah potensi konflik, pemikiran negatif dalam masyarakat sekitar, penyimpangan, dan hal-hal lain yang mungkin terjadi merupakan bagian dari peran latent ini.

Contoh Institusi Sosial

Beberapa pola & macam institusi sosial yg ada & meningkat di penduduk antara lain, selaku berikut;

Institusi Keluarga

Berbagai pola dan ragam institusi sosial tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, dan beberapa di antaranya semakin mengakar dalam kehidupan penduduk. Salah satu contohnya adalah:

Institusi Keluarga: Lingkungan keluarga menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter seseorang. Keluarga, sebagai lingkungan terkecil dalam struktur masyarakat, bukan hanya menjadi tempat sosialisasi, tetapi juga tempat internalisasi nilai dan norma yang berlaku, baik di lingkungan masyarakat umum maupun di dalam lingkungan keluarga itu sendiri.

Dalam membentuk karakter seseorang, keluarga menjalankan fungsi-fungsi kompleks mulai dari fungsi sosial, ekonomi, pendidikan, pengawasan, derma, dan sebagainya.

Beberapa ciri khas institusi keluarga meliputi:

  1. Terbentuk Melalui Hubungan Perkawinan: Institusi keluarga muncul karena adanya hubungan perkawinan yang sah.
  2. Tata Nama dan Garis Keturunan: Keluarga memiliki tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan sebagai bagian penting dari identitas keluarga.
  3. Keinstitusian yang Dibuat dan Dipertahankan: Keberadaan keluarga bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari keinstitusian yang sengaja dibuat dan dipertahankan.
  4. Hidup Bersama dalam Satu Atap: Anggota keluarga tinggal dan hidup bersama dalam satu tempat.

Institusi keluarga bukan hanya sekadar entitas fisik, tetapi juga memiliki fungsi dan peran penting dalam mengendalikan serta membentuk kehidupan anggotanya. Fungsi reproduksi, fungsi kasih sayang, dan fungsi kontrol sosial menjadi pilar-pilar yang membentuk esensi dari peranan keluarga dalam melanjutkan tradisi dan keseimbangan kehidupan masyarakat.

Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan bukan sekadar wadah, melainkan hasil dari kesadaran diri setiap individu untuk memperbaiki diri melalui proses tutorial formal. Pendidikan dapat mengambil bentuk formal, informal, atau nonformal.

Institusi pendidikan formal memiliki peraturan yang lebih mengikat dibandingkan dengan pendidikan nonformal. Contohnya, mulai dari Taman Kanak-kanak, SD, SMP, SMA/K, hingga perguruan tinggi. Dalam pendidikan formal, kurikulum dihadirkan untuk mengendalikan dan mengontrol metode pengajaran agar sesuai dan mencapai tujuan pendidikan formal tersebut.

Sementara pendidikan informal dapat diperoleh tanpa harus melalui lembaga resmi. Tempatnya bisa bermacam-macam, seperti di lingkungan bermain, masyarakat sekitar, lingkungan pergaulan, atau pun lingkungan keluarga. Pendidikan informal lebih menekankan pada pola sikap yang terlihat secara kasat mata.

  Identifikasi Prinsip Struktural Pada Sistim Sosial

Pendidikan nonformal, di sisi lain, dilakukan untuk melatih ketrampilan dan bakat seseorang. Motivasi pekerjaan atau sekadar berbagi kegemaran bisa menjadi pendorong seseorang untuk mengikuti pendidikan nonformal. Contohnya termasuk klub sepak bola, kursus menjahit, dan berbagai kegiatan lainnya.

Walaupun memiliki bentuk yang berbeda, semua institusi pendidikan memiliki tujuan yang serupa, yaitu membagikan bakat, minat, dan potensi siswa agar menjadi generasi unggul.

Institusi Ekonomi

Institusi ekonomi tidak sekadar mengatur, melainkan merangkul panduan dan permasalahan ekonomi, mulai dari proses produksi, pemasaran, penentuan harga, hingga aspek-aspek lainnya. Tujuan utama dari institusi ekonomi adalah memenuhi kebutuhan masyarakat, baik yang bersifat pokok maupun kebutuhan sekunder.

Secara umum, fungsi institusi ekonomi mencakup beberapa aspek, antara lain:

  1. Pengatur Kegiatan Ekonomi: Sebagai pengatur kegiatan ekonomi buatan, distribusi, dan konsumsi.
  2. Tempat Pertukaran: Menyediakan tempat pertukaran untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi.
  3. Pemeliharaan Kestabilan Harga Pasar: Menjaga kestabilan harga pasar untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang seimbang.

Kegiatan yang dilakukan oleh institusi ekonomi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian dengan fungsi masing-masing:

  1. Kegiatan Produksi:
    • Bidang Usaha Ekstraktif
    • Bidang Perjuangan Industri
    • Bidang Usaha Jasa
    • Bidang Perjuangan Agraris
  2. Kegiatan Distribusi:
    • Pedagang Besar (Grosir)
    • Pedagang Kecil (Retail)
    • Perantara
  3. Kegiatan Konsumsi:
    • Kegiatan Konsumsi Negara
    • Kegiatan Konsumsi Perusahaan
    • Kegiatan Konsumsi Rumah Tangga

Beberapa contoh institusi ekonomi yang saat ini terus berkembang di masyarakat antara lain:

  1. Pasar
  2. Perusahaan
  3. Koperasi

Melalui pendekatan baru ini, diharapkan pandangan terhadap institusi ekonomi dapat menjadi lebih dinamis dan mengakomodasi perkembangan kebutuhan masyarakat dalam era transformasi ekonomi global.

Institusi Politik

Institusi politik dianggap sebagai inti kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh peran krusial institusi politik dalam mengendalikan segala kebijakan dan hubungan administratif. Setiap kebijakan dijalankan secara transparan, menciptakan fondasi dasar yang kuat untuk interaksi politik.

Institusi politik memiliki fungsi penting dalam mengarahkan, menangani, memediasi, memaksa, dan melindungi. Lebih dari itu, institusi ini menjadi saluran bagi aspirasi masyarakat, mengatur berbagai kegiatan, dan menyusun kebijakan dengan mempertimbangkan prinsip keadilan.

Beberapa contoh institusi politik meliputi:

  1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
  2. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
  3. DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)
  4. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
  5. Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu)
  6. Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu)
  7. Partai Politik
  8. Dan berbagai entitas lainnya.

Dengan menekankan prinsip fasilitas, institusi politik menjadi garda terdepan dalam membentuk regulasi yang mencerminkan kepentingan masyarakat secara inklusif. Revitalisasi institusi politik tidak hanya membangun kepercayaan masyarakat terhadap proses politik, tetapi juga merangsang partisipasi aktif dalam menggambarkan wajah demokrasi yang dinamis.

Institusi Keagamaan

Institusi keagamaan bertugas mengendalikan segala hal yang berkaitan dengan dimensi keagamaan manusia. Di Indonesia, semua agama diberikan posisi yang setara, mengakui keberagaman keyakinan seperti Islam, Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu.

Fungsi dari institusi keagamaan tidak hanya terbatas pada yang tampak, melainkan juga yang tersembunyi. Fungsi manifest melibatkan pola kepercayaan yang menentukan hubungan manusia dengan Tuhan dan sesamanya, serta ritual yang mencerminkan pola keyakinan dan memperkuat kepercayaan manusia terhadap keyakinannya.

  Pengertian Pengangguran Struktural, Voluntary atau Sukarela, Contohnya

Sementara itu, fungsi laten melibatkan hal-hal yang tersembunyi, seperti pembagian penduduk berdasarkan agama dan tingkatan keimanan. Ciri-ciri dari institusi keagamaan mencakup upaya untuk memuliakan umatnya, memiliki tujuan untuk mempersatukan umat, dan menjadi sarana bagi ekspresi kepercayaan.

Contoh lembaga keagamaan yang berkembang di masyarakat antara lain:

  1. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
  2. Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)
  3. Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)

Institusi Keuangan

Sementara itu, institusi keuangan memiliki peran strategis dalam memperoleh modal bagi penduduk untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Secara global, institusi keuangan di setiap negara memiliki fungsi yang serupa, yaitu mengupayakan perputaran ekonomi masyarakat. Bank menjadi salah satu contoh institusi keuangan yang umum dikenal.

Institusi Kemasyarakatan

Di sisi lain, institusi kemasyarakatan hadir sebagai pengatur pola interaksi dan hubungan dalam masyarakat. Institusi ini menjaga hak, kewajiban, serta keamanan penduduk. Contohnya adalah Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Sebagai pilar penting dalam kehidupan masyarakat, institusi-institusi ini memainkan peran krusial dalam merajut jalinan sosial yang harmonis.

Institusi Kebudayaan

Institusi kebudayaan memiliki fokus utama untuk menjaga kelestarian warisan budaya, mencegah punahnya nilai-nilai kesejarahan yang disandangnya. Sayangnya, tidak semua individu menyadari dan memahami urgensi mempertahankan akar budaya bangsa. Oleh karena itu, peran institusi kebudayaan dalam pandangan masyarakat Indonesia masih terlihat minim.

Fungsi institusi kebudayaan dalam masyarakat mencakup melestarikan kebudayaan, mengamati perkembangan budaya di lingkungan sekitar, mencegah pengakuan suatu kebudayaan oleh pihak luar yang tidak berhak, serta berperan sebagai agen penggiat seni manajemen guna mencegah kepunahan kebudayaan. Sanggar budaya adalah salah satu contoh institusi kebudayaan yang tumbuh subur di tengah masyarakat.

Institusi Hukum

Di sisi lain, institusi hukum bertugas mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat. Tugas utamanya adalah menegakkan keadilan dan memberikan sanksi bagi individu yang melanggar aturan. Institusi hukum menjunjung prinsip bahwa di hadapan hukum, semua individu setara tanpa memandang status sosial.

Peran institusi hukum melibatkan perlindungan terhadap seluruh lapisan masyarakat, menjaga tegaknya Rule of The Law, memberikan pedoman perilaku kepada masyarakat, serta menawarkan sanksi bagi pelanggar hukum. Beberapa contoh institusi hukum termasuk kepolisian dan pengadilan. Dalam wajah modern, institusi hukum menjadi penjaga keadilan yang tak terpisahkan dari dinamika kehidupan masyarakat.

Institusi Kesehatan

Institusi kesehatan tidak hanya berfokus pada pelayanan medis kepada masyarakat, tetapi juga bertujuan untuk membimbing pola hidup sehat bagi setiap individu. Sosialisasi kesehatan dan program imunisasi menjadi contoh kegiatan yang mendefinisikan peran institusi kesehatan dalam kehidupan masyarakat.

Tujuannya sangat jelas, yakni memastikan bahwa setiap warga menerima pelayanan kesehatan yang memadai untuk tubuhnya serta aktif berupaya mencegah penyakit. Berbagai institusi kesehatan telah tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, termasuk:

  1. Rumah Sakit: Memberikan layanan medis dan perawatan intensif bagi pasien.
  2. Posyandu: Menyelenggarakan program kesehatan di tingkat kelurahan atau desa untuk masyarakat sekitar, terutama bagi balita dan ibu hamil.
  3. Puskesmas: Menjadi pusat kesehatan masyarakat yang menyediakan pelayanan kesehatan dasar dan program-program preventif.

Dalam era digital, institusi kesehatan juga memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi kesehatan secara efektif dan merangkul teknologi untuk memperluas cakupan pelayanan. Semoga informasi ini memberikan pemahaman lebih luas tentang peran institusi kesehatan dalam menjaga kesejahteraan masyarakat.