√ Pengertian Manusia Purba, Sejarah, Jenis, dan Ciri-Cirinya

Manusia purba hidup dlm periode waktu sebelum peristiwa dicatat atau ditulis. Perkembangan penulisan memungkinkan orang untuk merekam & menyimpan isu, sehingga menandai awal sejarah mereka. Itu terjadi sekitar 5.500 tahun yg lalu. Orang-orang sebelum itu diberi label prasejarah. Para ilmuwan berspekulasi bahwa manusia pertama di bumi hidup sekitar 2 juta tahun yg kemudian; Namun, mereka mungkin terkait dgn nenek moyang manusia purba yg hidup setidaknya 4 juta tahun yg lalu.

Bukti orang prasejarah pertama kali ditemukan pada pertengahan periode ke-19 tatkala alat-alat watu bermata tajam & fosil tulang insan ditemukan & diidentifikasi. Sejak ketika itu, inovasi fosil manusia purba yang lain yg jarang terjadi telah terjadi. Sisa-sisa ini umumnya terfragmentasi sudah menawarkan berita tambahan wacana manusia purba & seperti apa mereka. Di Indonesia sendiri, didapatkan berbagai macam insan purba dgn masing-masing ciri-cirinya.

Manusia Purba

Manusia purba atau prehistoric people merupakan yakni jenis insan yg hidup jauh sebelum ditemukannya goresan pena. Diyakini bahwa insan purba sudah mendiami bumi semenjak sekitar 4 juta tahun yg kemudian. Akan namun, para ahli sejarah meyakini bahwa jenis manusia pertama telah ada di muka bumi ini sekitar 2 juta tahun yg lalu.

Karena lamanya waktu yg telah berlalu, sisa-sisa insan purba telah membatu atau berubah menjadi fosil. Hal itulah yg menjadikan insan purba pula sering dinamakan manusia fosil.

Pengertian Manusia Purba

Manusia purba mampu didefinisikan sebagai insan yg hidup pada zaman pleistosen yg mempunyai ciri-ciri yg sungguh sederhana baik dr sisi bentuk fisik, kecerdasan, maupun peradabannya.

Manusia purba mempunyai volume otak yg lebih kecil dr manusia modern sekarang. Untuk mengetahui kehidupan insan purba yg ada di Indonesia mampu dilakukan melalui dua cara, yakni:

  1. Melalui sisa-sisa tulang manusia, binatang, tanaman yg sudah membatu (fosil).
  2. Melalui peninggalan peralatan & peralatan yg mereka gunakan. Ini sebagai hasil budaya manusia, seperti alat-alat rumah tangga, bangunan, pemanis atau senjata.

Penemuan Manusia Purba Oleh Para Ahli

Penelitian terkait keberadaan insan purba di Indonesia yg dikerjakan oleh beberapa jago, antara lain:

Eugena Dubois

Eugene Dubois yakni andal yg pertama kali tertarik untuk meneliti insan purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dr B.D Von Reitschoten yg memperoleh tengkorak di Wajak, Tulung Agung.

Fosil tersebut dinamai Homo Wajakensis, termasuk dlm jenis Homo Sapien. Selain itu, ada pula fosil lain yg ditemukan yaitu Pithecanthropus Erectus yg didapatkan di kawasan Trinil, pinggir Bengawan Solo, bersahabat Ngawi, tahun 1891.

  Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah Dalam Islam

G.H.R Von Koeningswald

Hasil penemuannya merupakan fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Pada tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, Mojokerto. Pada tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang & rahang Homo Erectus & Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.

Penemuan yang lain berupa tengkorak, rahang, tulang pinggul & tulang paha manusia purba Meganthropus, Homo Erectus & Homo Sapien di Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong & Patiayam (kudus).

T. Jacob

Penelitian ihwal manusia Purba oleh bangsa Indonesia sendiri dimulai pada tahun 1952 yg dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dr UGM, yg melakukan penelitian di tempat Sangiran & sepanjang pemikiran Bengawan Solo.

Sejarah Manusia Purba

Berdasarkan arti sejarahnya, inovasi manusia purba pertama di wilayah Jawa, utamanya di kawasan Jawa Tengah & Jawa Timur. Diperkirakan bahwa insan purba di Indonesia sudah ada semenjak zaman quartair atau mampu dikatakan telah hidup semenjak 600 ribu tahun yg kemudian.

Zaman kuarter terbagi menjadi 2 bagian, yakni zaman Dilluvium (pleistocen) & zaman Alluvium (Holocen). Zaman Dilluvium di Indonesia berdasarkan Dr. Von Koenigswald terbagi menjadi 3 lapisan, yakni lapisan bawah, lapisan tengah, & lapisan atas. Masing-masing lapisan mempunyai fosil manusia purba tersendiri. Berikut penjelasannya:

Dilluvium Bawah 

Lapisan diluvium bawah merupakan lapisan tertua. Pada masa ini terdapat 3 jenis fosil insan purba, antara lain:

  1. Meganthropus Palaeojavanicus, yaitu fosil tertua atau banyak yg menyebutnya sebagai insan purba pertama, fosil ini ditemukan di tempat Sangiran.
  2. Pithecanthropus Dubius, yaitu fosil yg belum terperinci apakah fosil manusia atau kera. Oleh karena itu fosil ini diberi nama Pithecanthropus Dubius yg artinya insan simpanse yg meragukan. Fosil ini ditemukan di kawasan Sangiran.
  3. Pithecanthropus Robustus atau Plthecanthropus Mojokertensis, yakni fosil yg pula di peroleh di daerah Sangiran. Seorang sarjana Weidenreich menamai fosil tersebut Pithecanthropus Robustus, sedangkan seorang penemu bernama Von Koenigswald menamai fosil tersebut Plthecanthropus Mojokertensis lantaran ia pertama kali memperoleh fosil tersebut di dataran Mojokerto.

Dilluvium Tengah 

Fosil yg didapatkan pada lapisan ini yaitu Pithecanthropus Erectus. Fosil ini ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois, yg mengatakan bahwa pada masa ini manusia purba sudah bisa berdiri dgn tegak. Oleh alasannya itu, ia menamainya Pithecanthropus Erectus yg artinya manusia simpanse yg berlangsung dgn tegak.

Dilluvium Atas

Pada lapisan ini didapatkan fosil insan purba termuda yg ditemukan di Ngandong, yg dinamakan Homo Soloensis. Sedangkan fosil insan purba yg didapatkan di Wajak (Tulungagung) dlm jenis yg sama dinamakan Homo Wajakensis.

  Sejarah Hari Guru Internasional (5 Oktober)

Jenis Beserta Ciri Manusia Purba

Jenis-jenis manusia purba yg didapatkan di Indonesia beserta ciri-cirinya, antara lain:

Meganthropus Palaeojavanicus

Meganthropus Palaeojavanicus artinya manusia besar bau tanah yg berasal dr Jawa. Apabila diuraiakan arti dr unsur-unsur namanya tersebut megan artinya besar, anthropus artinya insan, paleo artinya bau tanah, & javanicus artinya berasal dr Jawa.

Meganthropus Palaejavanicus merupakan insan purba yg paling besar & tertua di Indonesia. Manusia purba yg satu ini ditemukan oleh seorang arkeolog dr Belanda, Van Koenigswald.  Manusia purba ini diperkirakan hidup semenjak 1 juta hingga 2 juta tahun yg kemudian.

Ciri-ciri Meganthropus Palaeojavanicus, antara lain:

  1. Memiliki tulang pipi yg sangat tebal
  2. Memiliki otot rahang yg besar lengan berkuasa sekali
  3. Tidak memiliki dagu & memiliki hidung yg lebar
  4. Memiliki tonjolan belakang yg tajam & melintang sepanjang pelipis
  5. Memiliki tulang kening menonjol & mempunyai otot kunyah, gigi, serta rahang yg besar berpengaruh
  6. Memiliki tinggi tubuh sekitar 165 – 180 cm
  7. Berbadan tegap & volume otok 900cc
  8. Makanannya jenis tumbuh-tanaman

Pithecanthropus Erectus 

Pithecanthropus Erectus didapatkan oleh seorang dokter dr Belanda yaitu Eugene Dubois. Pada awalnya ia menyelenggarakan penelitian di Sumatera Barat, tetapi tak memperoleh fosil disana. Kemudian ia berpindah ke pulau Jawa, & kemudian sukses mendapatkan fosil Pithecanthrophus Erectus di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891.

Fosil yg didapatkan berbentuktulang rahang atas, tulang kaki, & tengkorak. Fosil tersebut didapatkan pada masa kala Pleistosen tengah. Pithecanthrophus Erectus hidup dgn cara berburu binatang-hewan.

Kemudian mereka menghimpun masakan & hidup dengan-cara nomaden atau berpindah-pindah tempat. Untuk mencari sumber bahan masakan dr satu tempat ke tempat lain.

Ciri-ciri Pithecanthrophus Erectus, antara lain: 

  1. Memiliki volume otaknya sekitar 750 sampai 1350 cc.
  2. Memiliki tinggi tubuh sekitar 165 hingga 180 cm.
  3. Memiliki postur tubuh yg tegap tetapi tak setegap meganthropus.
  4. Mempunyai gigi geraham yg besar dgn rahang yg sangat berpengaruh.
  5. Mempunyai hidung yg tebal.
  6. Memilik tonjolan kening yg tebal & melintang di dahi.
  7. Memiliki wajah mencolokke depan serta dahinya miring ke belakang.
  8. Pada cuilan belakang kepala tampakmenonjol
  9. Memiliki alat pengunyah & alat tengkuk yg sangat berpengaruh.

Homo Wajakensis 

Pada tahun 1889 Eugene Dubois menemukan fosil dr Manusia Purba Homo Wajakensis di Wilayah Wajak. Lebih lengkapnya di bersahabat Campur Darat, Tulungagung, Jawa Timur. Hasil inovasi tersebut berbentuktulang paha, rahang atas & bawah, tulang kering. Dan fragmen tengkorak yg mempunyai volume sekitar 1.600 cc.

Berdasarkan observasi diperkirakan bahwa insan purba jenis ini sudah bisa membuat peralatan yg yang dibuat dr watu & tulang. Serta sudah mengetahui cara untuk memasak.

  Pemimpin Perang Padri (1821 – 1837) serta Latar Belakang dan Sebab-sebab Terjadinya Perang Padri

Ciri-ciri Homo Wajakensis, antara lain:

  • Memiliki wajah datar & lebar
  • Memiliki hidung lebar & kepingan lisan menonjol
  • Dahinya sedikit miring & diatas mata terdapat kerutan dahi yg positif
  • Pipinya menonjol ke samping
  • Berat badan sekitar 30 – 150 kg
  • Tinggi tubuh sekitar 130 -210 cm
  • Jarak antara hidung & mulut masih jauh
  • Berdiri & berjalan sudah tegak

Pithecanthropus Soloensis 

Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh sejarawan, antara lain Oppenort, Ter Harr, & G.H.R. Koenigswald di wilayah Ngandong, Jawa Tengah.

Ciri-ciri Pithecantropus Soloensis, antara lain:

  1. Makanannya berupa hewan buruan & flora
  2. Mempunyai gigi geraham yg besar & rahang yg besar lengan berkuasa
  3. Bentuk hidung lebar & tak berdagu
  4. Terdapat tonjolan pada kening tebal & melintang di sepanjang pelipis
  5. Volume otak sekitar 750-1350 cc
  6. Berbadan tegap
  7. Tinggi tubuh sekitar 165-180 cm.

Homo Floresiensis 

Homo Floresiensis merupakan salah satu dr insan purba yg berjenis Homo di Indonesia, yg ditemukan saat penggalian di Liang Bua, di Pulau Flores oleh tim arkeolog adonan yg terdiri atas Pusilitbang Arkeolog Nasional, Indonesia & Unikversity of New England.

Homo Floresiensis umumnya disebut disebut dgn insan kerdil, yg diperkirakan hidup sekitar 12.000 tahun yg kemudian. Tatkala didapatkan oleh tim gabungan tersebut pada tahun 2003, kerangka manusia purba ini belum membatu atau belum menjadi fosil.

Selain kerangka Homo Floresiensis, ditemukan pula kerangka Homo Sapiens & aneka macam binatang mamalia yang lain, mirip Gajah Stegodo, Biawak, & Tikus besar, serta alat-alat watu seperti pisau, tulang yg terbakar, arang, beliung & mata panah.

Ciri-ciri Homo Floresiensis, antara lain:

  1. Kepala & badan memliki ukuran yg kecil
  2. Ukurab bentuk otak yg sangat kecil
  3. Volume otak 380 cc
  4. Mempunyai rahang yg mencolokatau berdahi sempit
  5. Berat tubuh sekitar 25 kg
  6. Tinggi tubuh diperkirakan sekitar 1,06 m

Homo Sapiens atau Homo Erectus 

Homo sapiens merupakan jenis manusia purba yg usianya paling muda, & paling mendekati bentuk insan zaman ini. Pada masa kehidupannya, diduga bahwa mereka sudah mempunyai struktur peran untuk masing – masing anggota kelompoknya.

Beberapa andal yg telah melakukan observasi pada manusia purba ini mengemukakan bahwa mereka sudah mempunyai kehidupan sosial yg baik & berpikiran lebih cerdas.

Ciri Ciri Homo Sapiens atau Homo Erectus, antara lain:

  1. Mempunyai karakteristik insan ras Austramelanosoid & Mongoloid
  2. Dapat berlangsung dgn tegap & tegak
  3. Pada serpihan wajah bentuknya sudah seperti insan kini
  4. Volume otak berkisar antara 1000 cc – 1200 cc
  5. Mempunyai pemikiran yg paling baik
  6. Memiliki tinggi badan sekitar 130 – 210 cm
  7. Kening sudah tak lagi menonjol
  8. Memiliki dagu
  9. Mengalami penyusutan di serpihan otot tengkuk
  10. Bentuk rahang & gigi lebih kecil & tak sekuat pithecanthropus

Itulah tadi klarifikasi dengan-cara lengkap pada segenap pembaca terkait dgn pengertian manusia purba menurut para mahir, sejarah, jenis, & ciri-cirinya. Semoga melalui materi ini mampu memberikan wawasan & menambah pengetahuan mendalam bagi pembaca sekalian. Trimakasih,