bilang aja jikalau itu kaus belum dicuci, apa susahnya sih nyuci satu kaus saja? Dasar pembantu nggak becus!” maki Nisa dgn nada tinggi.
“Nisa, jaga bicaramu!” hardik Mama.
“Saya memang teledor, maafkan saya, Non,”
dengan tertunduk Bi Yem pergi dr kamar Nisa.
“Tuh… kan, Ma! Kenapa sih pembantu macam ia masih dipertahankan? Udah renta, kerjanya lamban, suka piun lagi! Dan sekarang, baju Nisa yg diilangin. Kenapa nggak dipecat saja sih, Ma?”
Watak Nisa pada bagian cerpen di atas
yakni
Suka menuduh
Pembahasan:
Perwatakan tokoh lain, gerak, pengunaan bahasa, & sikap perilaku tokoh, ciri fisik,
dan cara berfikir tokoh yg bersangkutan.